↬ 23

707 99 6
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

"ya hyung, di mana sobin?" Kamal kembali melontar kan kalimat pertanyaannya.

"Yak, Kau jangan bercanda-! Aku baru saja selesai dengan pesananku, seharusnya kau yang pantas mendapat pertanyaan itu"

Kamal menggaruk tengkuknya, tanda ia sedang gugup.

" A-aku.... Tadi Aku mengangkat telephone dari Jimin dan menyuruhnya untuk berdiam diri di sini" sahutnya tergagap.

"Nyatanya Soobin tak ada di sini" sanggah Kookie yang mulai khawatir. namja itu melempar manisan yang di pegangnya ke atas meja, jujur ia memang mudah gelisah kalau menghadapi hal seperti ini.

Tak tinggal diam, Kamal mengalihkan pandangannya ke seluruh penjuru. Menyisik setiap sudut, berharap Soobin ada di sana yang nyatanya nihil, tak ada tanda-tanda keberadaan namja itu di sana.

Atensi Kookie beralih pada jam tangannya.

" kurasa baru sepuluh menit yang lalu kau meninggalkannya. Ayo, ku harap dia belum jauh dari sini" dengan sigap mereka langsung beranjak untuk mencari Soobin.

Mereka menelusuri setiap jalan di tempat itu dan berhenti pada seorang wanita paruh baya yang tengah duduk di salah satu bangku dengan anak kecil di pangkuannya.

"permisi" Sapa Kamal seramah mungkin.

"nee? Ada apa nak?"

"Bibi, apa bibi melihat seorang namja menggunakan baju seperti ku? Tingginya kira" dua kali dari tinggiku lewat sini? Oh dan dia mengenakan celana selutut berwarna putih" jelas kamal sedetail mungkin.

Wanita itu terdiam sejenak. Mencoba mencerna setiap kalimat yang di jelaskan Kamal barusan, sembari mengelus kepala putranya. Akan sulit menurutnya menemukan seseorang yang seperti yang di sebutkan oleh Kamal mengingat ia belum lama duduk di sana dan keadaan sekitar yang banyak orang-orang berlalu lalang. Dia juga tak terlalu memperhantikan sekitar karena anaknya yang terus merengek untuk segera pulang, tidak ada yang bisa menarik atensinya dari sang anak kecuali satu hal.

"ah-! Aku ingat" wanita itu berucap dengan semangat sambil mengingat sesuatu.

Kamal maupun Kookie langsung menatap wanita itu dengan penuh harap.

" ya, aku pernah melihat seseorang dengan ciri-ciri seperti itu, aku tidak tau apa yang di kenakannya. Dan dia pergi ke arah sana dengan seseorang yang aneh menurutku menutup kepalanya dengan kain hitam" wanita itu menunjuk sebuah kerumunan orang yang sedang berburu diskon. " dan yang menurutku aneh juga, karena sepertinya namja itu di paksa ikut olehnya karena ia sedikit memberontak saat orang itu menarik lengannya. Ku pikir mereka berteman" ujar wanita itu dengan detail.

"ah ne, terimakasih. Kami akan mencari teman kami" Kookie menarik lengan Kamal dengan sebelumnya membungkuk hormat pada wanita itu.

Dan dengan cepat mereka berlari ke tempat yang di tunjuk wanita tadi. Tapi tidak mungkin mereka akan menemukan Soobin dengan cepat di kerumunan seperti itu, tidak ada yanh mereka temukan di sana. Hal ini semakin membuat mereka yakin bahwa suatu hal buruk telah terjadi.

"Ti-tidak.... Soobin tidak mungkin hilang kan hyung?" Kamal terduduk lemas di depan pintu masuk meremat kuat surainya yang mulai lepek dengan keringat.

Wish 2 || SookaiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin