↬18

883 115 26
                                    

.
.
.[
+x+
.
.
.
.

Sesampainya mereka di kantor, Kamal segera menyiapkan ruang meeting juga menu makan siang yang Soobin minta untuk para kolega bisnis perusahaan. Kamal menyanggupi, ia banyak memesan kotak makan lengkap dengan air botolnya.

"Taruh saja di setiap bangku" ucap Kamal pada salah satu karyawan yang ikut membantunya.
Sejujurnya Kamal cukup lelah, jika saja ini tidak berhubungan dengan proyek perlawanan kepada paman Soobin. Mana mau Kamal datang? Yang ia mau sekarang hanyalah istirahat.

Beberapa orang sudah mulai berdatangan, Kamal berdiri di samping pintu dan memasang wajah seramah mungkin untuk menyapa hangat mereka.

Hingga tibalah Hoseok dan Taehyun datang, Kamal turut memberikan salam dan tersenyum. Saat kembali hendak mendonga, kedua matanya melotot sempurna melihat sosok yang mengekor di belakang Taehyun.

"Jin hyung"

Kamal memanggilnya dengan pelan , tapi hal itu mampu membuat Jin menoleh. Hal yang membuat Kamal terkejut adalah tatapan Jin padanya. Kamal mengerutkan keningnya bingung, tak lama Jin melangkah keluar setelah menaruh beberapa file di hadapan Taehyun.

Beberapa detik setelahnya Soobin datang.

"Aku menaruh banyak file di sana, mereka bisa meringankanmu untuk memenangkan proyek ini"

Soobin tersenyum, mencondongkan kepala untuk mendaratkan kecupan halus di kening Kekasihnya itu dan berbisik terima kasih. Kamal tersenyum dengan anggukan, ia kemudia melangkah berlalu dari sana. Jika biasanya ia akan turut serta pada setiap meeting, tapi jika menyangkut proyek ini, Soobin tak membiarkannya ikut campur karena itulah aturannya.

Kamal melangkah cepat keluar dari ruang meeting. Matanya terfokus pada punggung Jin yang nyaris menghilang, dengan cepat Kamal mengejarnya.

"Jin hyung-! Jin hyung tunggu-!"

Kamal menarik tangan Jin, hendak memberikan sapaan ramah jika Jin tidak menepis tangannya dengan kasar. Kamal semakin bingung di buatnya.

"ada apa denganmu hyung?"

Kamal bertanya heran. Jin mendengus, ia menatap Kamal dari atas sampai bawah, memandangnya remeh. Demi apapun, ini adalah pertama kalinya Kamal merasa sakit hati dengan sikap hyungnya itu padanya.

"Aku tidak menyangka ternyata kau benar-benar merayu Soobin supaya kau mendapatkannya?"

"Apa maksudmu hyung?"

"Tidak usah sok polos, kau bahkan ada di pihak yang salah. Seharusnya kau membela Taehyun, dia korban Soobin, dan seharusnya perusahaan ini milik Taehyun. Bukan milik Soobin-!"

Kamal terdiam tak percaya, ia mundur satu langkah dengan kepalanya yang menggeleng tak percaya.

"Apa yang namja sialan itu katakan padamu hyung?!"

"Siapa yang kau sebut namja sialan?!" Jin menatap Kamal marah.

" Dengar Kamal, aku sudah tau semuanya. Aku tau kau berkencan dengan Soobin karena kau ingin merebut semuanyakan? Kau membantu Soobin mendapatkan semua harta pamannya dan kau juga akan mendapatkannya-! Aku menyesal menjadi sahabatmu, ternyata kau tidak sebaik yang selama ini aku bayangkan-!"

Wish 2 || SookaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang