↬10

1.2K 173 20
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.

Pagi ini kamal bangun dengan tubuh yang sangat segar, ia memulai hari dengan senyuman sebelum bersiap berangkat ke kantor.

Ketika ia sampai di lobi, ia bertemu dengan Jin . Mereka berbincang sejenak sampai kemudian Kamal mendengus kesal saat Jin bertanya. "bagaimana kemarin?"

Kamal tau kemana arah pembicaraan ini. "kemarin apanya?"

"ck, tidak usah pura-pura aku dengar kau kan kemarin ke rumah si Bos. Jadi bagaimana?"

Mendadak semangat Kamal meluntur.
" aku salah paham padanya, kemarin dia jujur sekali bahwa dia bermimpi tidur bersamaku. Dan pikiranku melebar kemana-mana"

Jin tak bisa menahan dirinya untuk tidak tertawa. "hahahaha lalu, apa kalian berdebat lagi?"

Kamal mengangguk cepat.


"kau tau?! Aku hampir di pecat oleh namja kucing itu, ck-! Kalau saja aku tidak berakting dan memanfaat kan Tae aku mungkin sudah kehilangan pekerjaanku huhu"

Jin tertawa lebih keras, ia menekan tombol lift dan masuk bersama Kamal. Namja manis itu masih menggerutu menceritakan masalahnya saat di rumah Soobin.

"lagi pula kenapa otakmu bisa berfikiran seperti itu hum?"

Kamal mendelik, "ya memang siapa yang tidak menyangka yang aneh-aneh kalau ada seseorang yang bermimpi tidur bersamamu?! Kalimat itu ambigu sekali, kau tau?!"

Jin kembali tertawa, tidak tahan dengan kepolosan temannya itu. "lalu kenapa kau tidak benar-benar mengundur kan diri? Bukankah kau sudah tidak mau berurusan lagi dengan Soobin?"

Sebelum menjawab, Kamal nampak merogoh sesuatu dari sakunya. Kemudian berbalik dan mengaca untuk sekedar memberikan lip-balm pada bibirnya, bersamaan dengan itu pintu lift terbuka. Ada yang masuk, tapi kamal tidak mempedulikan itu ia terus fokus pada bibirnya sendiri.

"Aku memang muak dengan Soobin"

"tapi kau tau, hyung? Menurutku sikapnya tidak terlalu menyebalkan, tsk-! Jika saja dia bersikap ramah dan terus memamerkan senyuman manisnya. Aku pasti akan tergila-gila dengannya-! Soobin memang tampan kalau di pikir-pikir"

Jin berdeham. "jadi maksudmu kau menyukai Soobin?"

Kamal menunduk untuk memasukan lip-blam miliknya. " ya sepertinya begitu, jangan bilang-bilang ya? Soobin memiliki badan yang bagus, aku pernah mengintipnya saat dia sedang berganti ba---"

Kalimatnya lantas terhenti ketika ia kembali berbalik ke depan, kedua matanya mengerjap berkali-kali menatap sosok Soobin yang entah sejak kapan berdiri dengan kedua tangan yang terlipat di depan perut. Tatapannya mengintimidasi seolah ingin menerkam Kamal saat itu juga-!

Oh sial-!

Kamal melirik Jin yang tengah mengalihkan wajahnya seraya menahan tawa mati-matian. Kamal memejamkan kedua matanya, ia menunduk memberikan salam pada Soobin dan bersamaan dengan itu pintu lift terbuka. Tanpa pikir panjang, sebelum Soobin menghujamnya dengan berbagai kata, Kamak langsung keluar dari Lift dan berlari kencang.

Tidak peduli dengan berapa orang yang di tabrak, pokoknya untuk saat itu Kamal tak mau berhadapan dengan Soobin. Tidak mau-!!

Wish 2 || SookaiWhere stories live. Discover now