↬9

1.1K 177 17
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.


"Mesuuuuummm-!!"

Kamal bangkit menjauhi ranjang milik Soobin, kedua tangan Kamal terangkat untuk menutupi wajahnya. Ia terisak tapi air matanya tidak keluar sama sekali.

"Huhu sir hiks, bagaimana bisa bahwa kau bermimpi tidur bersamaku?! Aku ternodai, aku masih perawan---- maksudku masih perjaka. Tapi karena kau bermimpi tidur denganku-! Aku sudah tak suci lagi-!"

"Kamal dengar--"

"Hiks, boss ku mesum sekali ya tuhan, hiks aku sudah tak suci lagi huhuhuhu..."

Soobin memutar bolanya sebal, kenapa sekretarisnya ini lebay sekali ya? Ia kemudian mengubah posisinya menjadi duduk, sambil bersender di kepala ranjang.

"mesum dari mana?! Itu pikiranmu yang kotor, Kamal"

"tapi tadi kau bilang kau tidur denganku?! Apa saja yang kita lakukan saat tidur bersama huh? Apa aku masih memakai baju?"

Kamal menatap Soobin sinis, lihat kan? Kamal tidak menangi sama sekali, hanya saja menurut Soobin kenapa lelaki manis itu sensitive sekali? Dan kenapa mudah sekali emosi? Seperti anak perempuan yang sedang datang bulan, ck.

"Lihatlah siapa yang mesum sekarang? Otakmu bahkan berfikir sampai di situ?! Memang dalam tidur kita akan melalukan apa? Pergulatan dengan kenikmatan begitu?"

"Soobin-!!"

Mendadak pipi Kamal memanas, dan rona merah menghiasi pipinya. Namun Kamal bersyukur karena Soobin tak bisa melihat itu, karena warna lampu yang remang.

"oh, sudah berani memanggil namaku? Tidak sopan"

"pokoknya aku mau mengundurkan diri dari kantor-!"

Soobin mengangkat salah satu alisnya, dan mendekapkan kedua tangannya di dada. "Baiklah..."

Kedua mata Kamal membulat sempurna, tak percaya memang. Kenapa Soobin menyetujui hal itu?!

"Huh?! Oke, aku akan mengundurkan diri, mulai sekarang, aku bukan sekretarismu lagi-!!"

Soobin mengangguk-anggukan kepalanya. " oke, kau bisa pergi dari rumahku sekarang-!"

Kamal menggeram kesal, kenapa juga jadi seperti ini?! Oke baiklah, dengan kedua tangan terkepal Kamal lebih memilih keluar dari kamar Soobin dengan kaki yang terus menghentak lantai. Emosinya tiba-tiba melunjak, padahal ini karena kebodohannya sendiri.

Saat Kamal keluar kamar Soobin, Kamal menuju ruang tamu. Ia mendadak langsung pergi tapi mendadak matanya memanas, dengan air mata yang nyaris turun. Jika ia di pecat, berarti ia harus mencari pekerjaan setelah ini?

Soobin benar-benar menyebalkan-! Yang korban di sini kan dirinya-! Kenapa juga Soobin malah melepaskan Kamal dengan mudah?! Seharusnya Soobin meminta maaf, karena sudah memimpikan Kamal. Dan lagi kenapa mimpi si bos itu malah membuatnya ambigu sekali?! Menyebalkan-!

"Kamal hyung~"

Suara teriakan Tae terdengar membuat Kamal terdiam sejenak. Aha-! Mendadak ia mendapat ilham, Kamal langsung menutup wajahnya dengan tangan. Bahunya bergetar, dan ia menangis dengan isakan kecil sampai langkah kecil menghampirinya.

"Kamal hyung? Kamal hyung Thenapa?"

Suara Tae menyendu, ia berdiri di depan Kamal yang duduk di sofa. Bocah itu menggoyangkan tangan Kamal sampai Kamal memperlihatkan wajahnya. Membuat mata Tae mengerjap, dan bibirnya langsung melengkung ke bawah dengan sedih.

Kamal menebak bahwa Tae baru saja sampai, karena ia masih menggendong tas kura-kura di punggungnya lengkap dengan topi dan sepatunya.

"Kamal hyung menangic, Kamal hyung janan menangic. Thiapa yang buat kamal hyung menangic hum? Bial Tae kedili pithang na-!"

Wish 2 || SookaiWhere stories live. Discover now