↬11

1.1K 167 13
                                    

.
.
.
+x+
.
.
.
.

Hari ini hari minggu.

Seharusnya, Kamal masih meringkuk di selimutnya menikmati tidur nyenyaknya.

Seharusnya, Kamal masih asik dengan alam mimpinya indahnya yang mendadak kaya dan menjadi pengusaha sukses.

Seharusnya, ini adalah hari dimana ia menghabiskan waktu luangnya tanpa ada si bos.

Seharusnya....

Namun harapan itu seketika sirna begitu ponselnya berdering kencang dan menampilkan nama ' CEO berperikekucingan' pada layar ponselnya. Sontak kedua mata Kamal terbuka lebar, ia mendudukan dirinya dan berusaha mengatur suaranya.

Hatinya meretuk berkepanjangan, untuk apa Soobin menghubunginya di luar jam kerja seperti ini?

"Nee sir?" pada akhirnya ia harus menelan semua rutukan pada si bos.

"Kamal, apa aku mengganggu mu?"

'Iyaa-! Kau sangat mengganggu ku-!!!!' sayangnya ia hanya bisa mengatakan itu dalam hati.

"aniya sir, aku sedang berada di waktu luangku kau sama sekali tidak mengganggu ku"

Tidak menggaggu apanya-!

Cih-!

"ada apa sir?" Kamal kembali bertanya, sejujurnya ia juga sedikit cemas mendengar suara Soobin yang terdengar tak seperti biasanya. Tegas dan menuntut.

"Tae sakit lagi, dia di serang demam dan ---"

" TAE MAU BELTEMU CAMA MOMMY KAMAL POKOK NA, TAE MAU---"

"Tae tenanglah-!"

"Nda mawuu-! Tae mau beltemu mommy Kamal, Tae mau peyuuuuukk-!"

"Tae-!"

"Sir?"

"ah ya Kamal, maaf"

Kamal mengerjapkan kedua matanya, ia segera bangkit dari tempat tidurnya. "Aku akan ke sana dalam 30 menit, oke? Dan tolong jangan bentak Tae lagi, Soobin"

Kamal mendengar Soobin menghela nafas di sebrang sana. "Maaf"

"Minta maaflah pada Tae, aku tutup sambungannya"

"mh-hm, hati-hati di jalan sayang"

Kamal sempat terdiam sejenak, ia mengerjapkan kedua matanya tidak sadar bahwa sambungannya sudah di tutup oleh soobin. Apa itu tadi? Sayang? Apa maksudnya? Sebentar, tunggu dulu, kenapa jantungnya berdetak kencang?

Tangan Kamal terangkat untuk menyentuh dada kirinya, kepalanya menggeleng berkali-kali. Mendadak Kamal teringat dengan ucapannya dengan Namjoon kemarin, tentang dia menyukai Soobin. Itu tidak mungkin-!

Kamal mendengus, wajahnya memerah secara tiba-tiba seketika pikirannya tertuju pada Soobin yang memeluknya. Tsk, Kamal apa yang kau pikirkan sebenarnya?

Lebih baik ia bersiap untuk pergi ke rumah bosnya.

Dengan menggunakan kemeja putih polos, di padu dengan celana jeans, Kamal sudah siap pergi ketika ia melangkah keluar dari kamarnya. Meraih sneakers di atas rak sepatu kemudian memakainya.

Ia mendonga saat sada tv di ruang tamu bersuara menyapa gendang telinganya. Kamal mengerutkan keningnya, ia juga mendengar tawa cekikikan di sana. Maka dari itu Kamal mendekat tanpa menimbulkan suara.

Dan matanya seketika melotot saat melihat Kookie tengah duduk bermesraan dengan tetangga sebelah rumahnya, Wonho. Dan sepertinya Kookie sedang mabuk. Demi tuhan, posisi mereka saat ini sangat tidak nyaman di pandang oleh Kamal.

Wish 2 || SookaiWhere stories live. Discover now