BAGIAN TIGA PULUH DELAPAN || Semuanya tampak Mengecewakan

9.2K 370 16
                                    

Now Playing : Febby Putri - Sudahi Perih Ini

Now Playing : Febby Putri - Sudahi Perih Ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dira

Ternyata benar, kamu itu jebakan.

Dan maaf, mungkin kamu lupa, bahwa memperbaiki yang patah hanya akan membuatnya sembuh tapi tak akan membuatnya utuh.

***

Mungkin jika di katakan apakah Dira masih mencintai Arga atau tidak jawabannya adalah tidak, perlahan-lahan rasa itu mulai mengikis, tapi Dira masih bimbang kenapa perasaannya harus selabil ini, kenapa hatinya tidak berlabuh di tempat yang benar? Jatuh cinta tanpa di sengaja, nyaman tanpa di sengaja dan akhirnya perlahan-lahan semuanya terasa biasa saja saat Arga mengatakan kalimat itu, ada perasaan sesak saat mendengar Arga mengatakan dia tidak mencintai dira tapi perlahan-lahan Dira menerimanya.

Mungkin dia belum di takdirkan untuk menjadi pendamping Dira, mungkin Tuhan memiliki caranya tersendiri untuk mempertemukan seseorang yang memang benar-benar tepat di waktu yang tepat. Jika Dira bisa menghilangkan rasa sayangya pada Arga secepat kilat mungkin sejak ia mulai tumbuh rasa nyaman Dira langsung menghilangkannya.

Dira merebahkan tubuhnya di kasur, cukup larut untuk seorang gadis pulang jam sepuluh malam tapi jika bukan karena keinginannya yang ingin membantu papahnya dalam mengumpulkan uang untuk pindah dari kontrakan membuatnya terus bersemangat.

Dira menutup matanya sebentar tanpa di sadarinya ada seseorang yang mengetuk pintu di jam melelahkan seperti ini.

Dira membuka pintunya dengan malas.

"Baru pulang?" tanyanya sambil memberikan sebungkus makanan.

"Iya. Apa ini, kak?" tanya Dira sambil melihat plastik putih yang di bawa Rigel.

"Makanan buat lo, ambil!" ucap Rigel.

Dira menerima makanannya lalu menutup pintu, hal itu langsung di cegah oleh Rigel.

"Kenapa kak?" tanya Dira.

"Gak sopan, bukannya di suruh masuk dulu atau gimana gitu," tutur Rigel.

"Besok aja ya kak, gue lagi cape banget," ucap Dira lelah.

"Oh yaudah gue balik." Rigel pergi. Rasanya keterlaluan, padahal Rigel sudah berbaik hati memberikannya makanan tapi sikap Dira malah seperti ini.

"Kak!" panggil Dira teriak.

Rigel menoleh, "Kenapa?" tanyanya.

"Makasih ya, kak," ucap Dira sambil tersenyum lalu mengangkat plastik berisi makanan pada Rigel.

Rigel tersenyum lalu melanjutkan jalannya.

Dira menutup pintu rumahnya saat di rasa Rigel sudah tidak ada, senyumnya masih terpancar di bibirnya, Dira juga merasa heran dengan dirinya sendiri kadang ia membenci Rigel kadang ia bisa sangat nyaman dekat dengan Rigel, tapi hati tetaplah hati mana bisa ia pungkiri.

Galdira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang