11. Ujian Mental (4)

7.4K 331 16
                                    

"Jahil itu termasuk perbuatan jahat atau enggak sih?" (Dira)

*****

Saat ini Widi sedang duduk di kursi penonton di pinggir lapangan basket. Dia sedang membaca buku yang tadi sempat dia pinjam di perpustakaan sekolah. Teman-teman Widi sedang berada di kantin. Ketika sedang asyik membaca, ada sosok yang berdiri di depannya dan itu menghalangi pencahayaan dari sinar matahari yang tidak terlalu terik.

Widi menghela nafas, dia tahu siapa sosok yang berdiri di depannya dan mengganggu acara membacanya. Ya dia tahu bahwa sekarang adalah gilirannya. Giliran untuk menjadi korban kejahilan Dira.

"Widi ..." Widi menutup bukunya lalu mendongak menatap Dira yang menampilkan cengirannya.

"Hm, giliran gue, 'kan? Ya udah terserah mau lo apain."

Dira terdiam sejenak melihat raut pasrah Widi tapi tetap terlihat tenang dan tidak merasa terancam. Dira duduk di samping Widi tanpa banyak bicara lalu mengamati wajah Widi.

"Wid."

"Hm?" Widi tidak menoleh ke arah Dira, dia mengamati sekelilingnya.

"Menurut lo gue tuh orangnya gimana?" Seketika Widi menoleh ke arah Dira dengan raut yang sulit diartikan.

"Kenapa lo nanya sama gue?" Widi mengangkat sebelah alisnya.

"Ya gue pengin nanya aja." Dira tersenyum kecil lalu menatap ke depan.

"Beberapa hari setelah mengenal lo, gue cuma bisa menyimpulkan bahwa lo itu cewek yang unik." Widi membayangkan sikap jahil Dira akhir-akhir ini pada teman-temannya.

"Unik? Emangnya gimana?"

"Gue gak bisa menebak arti disetiap raut wajah lo. Apa lagi jalan pikiran lo yang entah gimana."

Keduanya terdiam cukup lama sebelum akhirnya Dira kembali membuka suara.

"Gue pernah denger ada orang yang bilang kalau orang baik jodohnya orang baik, bener gak?"

"Bener."

"Berarti kalau orang jahat jodohnya orang jahat juga?"

"Tepat sekali!" Widi menjentikkan jarinya di depan wajah Dira.

"Gue jahat ya?" Dira menatap Widi dengan raut murung.

"Jahat? Enggak." Widi tersenyum tanpa ragu di hadapan Dira.

"Alasannya apa?"

Widi berpikir sejenak untuk mencari kata-kata yang pas. "Lo itu cuma pengin menunjukkan rasa ketidak sukaan lo pada orang-orang yang ganggu kegiatan lo. Kayak contohnya teman-teman gue termasuk gue yang waktu itu menggagalkan aksi lo."

Bugh!

"Tau aja lo Wid." Dira memukul lengan Widi yang membuat Widi hampir jatuh terjerembap. Jangan pernah remehkan tenaga Dira guys! Walaupun tadi Dira memukul Widi karena gemas tapi tenaganya tetaplah ada.

Dira cengengesan melihat Widi yang hampir jatuh akibat pukulannya.

"Lemah banget lo jadi cowok." Dira menyeringai kecil.

"Bukan lemah, cuma lo nya aja yang mukul mendadak." Widi kembali duduk dengan tegak.

"Mendadak ya? Sorry. Lo pernah mendengar pepatah mengatakan sedia payung sebelum hujan?"

"Pernah."

"Nah itu! Lo gak pernah memahami arti pepatah itu kan?"

"Lo kira gue orang bego yang gak tahu maksud dari pepatah itu!" Widi menatap tajam Dira yang menyeringai semakin lebar.

Queen Of Mafia (Pindah Ke Webnovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang