12. Tantangan (5)

7.4K 331 5
                                    

"Lo jual, gue beli. Lo obral, gue borong!" (Azka)

*****

Dira melangkah memasuki kelas, bel masuk sudah berbunyi saat tadi dia berjalan meninggalkan Widi yang masih duduk di kursi penonton. Dia duduk dengan santai di kursinya. Kelas sedang kosong, dan guru mapel tidak meninggalkan tugas satu pun, Dira sudah tahu mengenai hal itu bahkan sebelum hari ini.

"Dir, kenapa telat masuk?" Dira menoleh ke sampingnya.

"Habis nguji orang tadi." Dira tersenyum penuh arti.

"Nguji apa?"

"Nguji mental."

"Emang ada ya nguji mental? Terus gimana caranya?" Fara menatap Dira dengan raut penasaran.

"Ya ada sih menurut gue hehe ... Lo mau gue uji? Caranya gue bakal kasih lo berbagai pertanyaan dan bermain kata-kata sama gue sampai lo kehabisan kata-kata untuk menjawab." Fara bergidik ngeri membayangkan bagaimana dirinya beradu mulut dengan Dira.

"Ishh enggak mau ah, ngeri gue bayanginnya. Emang siapa yang habis lo uji?"

"Tuh." Dira menunjuk Widi yang baru memasuki kelas dengan dagunya.

Mata Fara seketika membulat sempurna. "Terus Widi lulus enggak dari ujian mental lo?"

"Lulus sih, tapi ada beberapa pertanyaan yang dia jawab dengan ragu-ragu." Fara hanya menganggukkan kepalanya.

"Oh iya Fa, berarti tinggal Azka dong yang belum, ya 'kan?" Dira menaik turunkan alisnya dengan senyum miringnya.

"I-iya, tapi lo mau gimana?" Tubuh Fara menegang ketika Dira membisikkan rencana busuknya.

"Gimana? Bagus 'kan?" Dira menyeringai, dia menoleh ke arah Azka. Tatapan mereka bertemu, yang membuat seringai Dira semakin lebar.

BRAKK!!

"Oke guys! Listen to me! Berhubung jamkos, gue mau nantang seseorang buat tanding basket sama gue. Kalian setuju?" Seisi kelas bersorak-sorai sambil berteriak 'Setuju' yang membuat Dira tersenyum miring.

"Siapa yang mau lo ajak tanding, Dir?" Salah satu teman cowok di kelas bertanya yang diangguki oleh semuanya.

Dira tidak menjawabnya melainkan dia melangkah mendekati Azka. Tanpa permisi dia menarik paksa Azka untuk berdiri dan menyeretnya menuju lapangan basket diikuti oleh semua teman-temannya. Azka tidak terkejut sama sekali saat dirinya tiba-tiba ditarik paksa oleh Dira. Dia sudah tahu bahwa sekarang gilirannya setelah teman-temannya.

Sesampainya di tengah lapangan basket, Dira melepaskan cekalan tangannya lalu menatap sekelilingnya yang terdapat teman-teman satu kelasnya sudah duduk di kursi penonton di pinggir lapangan basket. Mereka terlihat sangat antusias dan ingin segera menyaksikan pertandingan keduanya.

"Guys, gue cuma mau mengumumkan bahwa gue Dirandra Angelina menantang Azkara Ranendra untuk bertanding basket melawan gue! Siapa yang kalah harus menuruti semua keinginan pemenang tanpa adanya bantahan! Setuju?"

"SETUJU!!!"seru semuanya dengan serempak. Mereka semua seolah tidak peduli jika mereka masih berada di lingkungan sekolah yang saat ini sudah bel masuk dan kelas-kelas lain sedang mengikuti kegiatan belajar.

Suasana di lapangan semakin ricuh yang menarik perhatian kelas lain. Mereka berbondong-bondong melihat apa penyebab kericuhan tersebut. Ketika mendapati idola mereka, Azka semua ikut duduk untuk menonton pertandingan tersebut. Bahkan mereka sampai melupakan guru mapel mereka yang tadi sedang mengajar. Menurut mereka idolanya lebih penting daripada yang lain.

Queen Of Mafia (Pindah Ke Webnovel)Where stories live. Discover now