13. Kenyataan Pahit

7.7K 343 6
                                    

"Gue emang cewek bodoh yang dengan mudah percaya sama cowok gak tahu diri kaya lo!" (Dira)

Kringg...

Lonceng berbunyi ketika pintu sebuah kafe yang didatangi oleh Dira dibuka. Dia duduk di salah satu kursi yang masih kosong yang terletak di posisi yang strategis. Raut lelah tidak bisa disembunyikan dari wajah cantiknya.

"Buset... Capek juga." Dira menghela nafas lelah sambil mengusap bulir-bulir keringat yang ada di dahinya.

Tadi setelah insiden kekalahan Azka yang berujung menjadi budaknya, Dira bergegas keluar menuju kafe sambil menunggu jemputannya. Dia berniat menghilangkan rasa lelahnya sejenak. Tangannya terangkat dan melambaikan salah satu pramusaji untuk memesan minuman.

Sambil menunggu pesanannya datang, Dira menopang sisi wajahnya dengan satu tangan. Pikirannya melayang hal apa yang akan dia lakukan pada budak barunya itu, alias Azka. Senyum miring terbit ketika membayangkan bahwa dirinya akan memberikan Azka berbagai tugas yang akan merepotkan Azka.

"Dia memang cowok aneh." Dira bergumam sendiri menilai sosok Azka yang terus mempertahankan wajah datarnya itu.

Membayangkan raut wajah Azka yang selalu dingin jika berhadapan dengannya membuat setitik hatinya merasakan perasaan aneh. Tetapi, Dira berusaha untuk tidak memperdulikan semua itu.

Lamunan Dira buyar saat pesanannya sudah datang. Dia meminum jus alpukat yang dia pesan dalam beberapa tegukan. Jujur saja dia merasa sangat kehausan sedari tadi. Gerakan tangannya yang ingin menaruh gelas di meja terhenti ketika matanya menangkap sosok yang dia kenal baru saja memasuki kafe dengan gadis lain.

"Dave? Sedang apa dia bersama cewek itu?" Batin Dira mendadak gelisah memikirkan hal yang tidak-tidak.

Alis Dira meruncing, dia memasang telinga untuk mendengarkan pembicaraan Dave dengan gadis itu yang hanya berjarak satu meja darinya. Posisi Dave duduk membelakanginya yang membuatnya tidak menyadari akan kehadiran Dira.

"Dave, gimana perkembangannya?" Tangan gadis itu menggenggam tangan Dave yang ada di atas meja yang membuat Dira tanpa sadar mencengkram gelas yang masih di pegangnya.

"Sangat baik sayang. Dia bahkan tidak tahu mengenai rencana kita." Dapat Dira lihat Dave membalas genggaman tangan gadis itu.

"Sayang? Rencana?" Dira benar-benar tidak mengerti rencana yang dimaksud oleh Dave.

"Baguslah kalau begitu. Tapi, bagaimana cara kita untuk mengawasinya?"

"Urusan itu sudah aku serahkan kepada Eric." Gadis itu tersenyum sumringah mendengar itu.

"Jadi, hubungan kita tidak akan dirahasiakan lagi 'kan?"

"Eric? Bukankah Black Eagle bermusuhan dengan Black Dragon? Dan hubungan apa yang dimaksud cewek itu?" Pertanyaan itu terus berputar-putar di kepala Dira yang membuatnya berdecak kesal.

"Tentu saja sayang. Hubungan kita tidak akan dirahasiakan lagi setelah Black Eagle dan Black Dragon berhasil menaklukkan Black Angel. Dan ya, tentu saja kelompokku hanya mengirimkan beberapa bodyguard kami untuk membantu Black Dragon."

"Jadi, itu rencana yang dimaksud? Mencoba mengalahkan Black Angel? Dalam mimpi sekalipun tidak akan gue biarkan! Menjijikkan sekali mereka!" Tangan Dira semakin mencengkeram kuat gelas yang dipegangnya. Matanya memerah dan giginya bergemelatuk. Dia merasa telah dibohongi oleh seseorang yang sudah dia berikan cinta.

Queen Of Mafia (Pindah Ke Webnovel)Where stories live. Discover now