10. Perangkap

181 17 51
                                    

Tiara jalan dengan terburu-buru ke arah depan kampusnya karena tadi ia melihat chat dari Teo isinya udah otw.

Tiara sedikit berlari setelah melihat mobil yang ia kenal baik dan sudah akrab di ingatannya. Perutnya yang sudah berteriak dari tadi membuat ia tidak bisa membalas pesan kakaknya dan langsung berhambur ke dalam mobil itu.

"Dah, yuk!" Kata Tiara setelah ia menutup pintu.

Tapi tidak ada jawaban.

Hening.

Tiara menelan air liurnya sendiri setelah menyadari kesalahan fatalnya saat ini.

Aduh...

Tanpa melirik atau mengucapkan sepatah kata kepada sang pemilik mobil, Tiara bergerak mencapai pintu dan membukanya.

Sialnya, laki-laki yang duduk di kursi pengemudi lebih dulu menahan lengannya dan menarik kembali pintu yang sudah terbuka sedikit itu. Bohong jika Tiara tidak kaget karena Tiara bisa mendengar deru napas laki-laki ini tepat di depan wajahnya.

"Maaf pak, salah masuk mobil."

"Gapapa." Jawab orang yang punya mobil masih dengan menatap Tiara yang memalingkan wajahnya ke kiri.

"A-aku mau keluar."

"Enggak."

"Dam... aku mau keluar. K-kak Teo udah jemput."

"Kamu ngomong sama pintu?"

Tiara tersindir mendengar pertanyaan Adam. Dengan berani Tiara mendongakkan kepalanya dan menatap Adam yang memandangnya dengan tatapan yang sama.

Sedih dan kacau.

Rasanya air mata Tia langsung naik hingga di pelupuk matanya. Gila, sedih banget gak sih hubungan harus kandas bukan karena kedua pihak tapi malah karena pihak lain?

"Tir, kamu aja bahkan secara gak sadar pas lihat mobil aku kamu langsung masuk ngikutin kaki kamu kan? Kamu seterbiasa itu nyamperin aku yang nungguin kamu pulang sekolah.

"Gak gitu."

"Kaki kamu tau jalan pulang." Kata Adam menunduk di tempatnya. Menyadari Tiara tidak menjawab, Adam melanjutkan, "Dan boleh gak Tir sekali aja kamu tanya hati kamu, apa dia juga masih ingat jalan pulang sama kayak kaki kamu?"

Tiara benar-benar ingin sekali egois.

Bolehkah?

Untuk kali ini saja izinkan Tiara egois dan mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Aku udah tanya," Tiara menoleh ke arah Adam dan mengelus pipi laki-laki itu. "Katanya... masih."

__

Sementara itu, di kota yang berbeda, Kiara mengangkat telfon dan menghela napasnya berat.

"Yaudah, kalau gitu lo kasih barangnya sama gue besok."

Tak ada yang tau apa yang akan terjadi nanti. Yang pasti sekarang air wajah Kiara menunjukkan dia tidak dalam mood yang bagus.

Ia menghubungi nomor lain di kontaknya dan ekspresinya berubah ceria seketika.

"Halo, assalammualaikum tante."

__

Sementara itu di ruang tengah rumah Tiara kini Teo tengah menatap bingung ke arah Agas dan Elang.

"Kalian kenapa sih? Apalagi lu, Lang, kok kayak badmood gitu?

"'berdua'? Dia aja kali, gue mah gak apa-apa." Sanggah Agas.

From The Beginning [Mingyu]Where stories live. Discover now