22. Memperbaiki

232 23 128
                                    

[18+]

Dengan kata perkata yang keluar dari mulut Adam 2 bulan lalu di hadapan penghulu, saksi dan tamu undangan, mereka kini resmi menikah dan menjadi pasangan suami istri yang sah.

Waktu itu, Tiara tersenyum dan ia tidak bisa menyembunyikan air matanya saat Adam selesai akad nikah dan mereka berdoa bersama. Melihat Kiara mencium tangan Adam, melihat Adam mencium kening Kiara dan melihat raut bahagia di wajah orang tua mereka membuat Tiara menangis terharu.

"Kok nangis?"

Tiara melirik Elang dan menggeleng. "Gak apa-apa."

Karena jawaban Tiara yang seperti itu, Elang jadi pendiam selama acara berlangsung. Ia mengira Tiara sedih karena Adam menjadi suami orang lain. Padahal gadis itu hanya terharu.

Kini, kandungan di dalam perut Kiara sudah berumur hampir 4 bulan dan kata Adam Kiara lumayan sering sakit-sakit sama muntah-muntah.

Niatnya Kiara dan Adam akan tinggal di rumah mereka sendiri. Tapi karena Kiara masih hamil dan lemah, jadilah mereka masih tinggal di rumah Adam. Plusnya, ada banyak orang di rumah itu dibandingkan jika tinggal di rumah sendiri maka dia hanya akan tinggal berdua dengan bibi kalau Adam pergi kerja.

"Tante belum pulang ya, Kak?" Tiara duduk di samping Kiara dan memperhatikan Kiara yang pucat dan sedikit lemas.

Dia jadi mikir, kalau nanti dia hamil apakah bakalan jadi kurus dan lemas kayak gini juga?

"Iya, Mama kalau udah mulai proyek gitu bisa 3 mingguan gak pulang."

Mama.

Hehe, itu dulu panggilan Tiara ke mamanya Adam.

"Ini si dedek gimana kabarnya? Sering muntah-muntah gak kak?"

Kiara ngangguk. "Bener-bener deh, Tir. Aku makan dikit aja pasti langsung lari ke wastafel atau kamar mandi buat muntah."

Tiara ngelus-ngelus lengan Kiara. Ternyata hamil itu tidak mudah dan memang butuh perjuangan seperti yang orang-orang bilang.

Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Bisa dipastikan itu Alden dan Elang.

"Lang, lo jagain nih kak Kiara jangan main ke luar terus!" Omel Tiara saat Alden dan Elang sudah duduk di dekat mereka.

Alden ngangguk, "Pucet banget, kak."

"Ya makanya gue suruh Elang jagain." Kata Tiara lagi. "Kasian tau,"

Elang mendesah lemah. Dia lagi yang disalahin emang ya Tiara curut.

"Tau nih, Elang. Lo kagak liat tuh kak Kiara begitu? Emang gak ada inisiatif-inisiatifnya gue liat."

Alden. Selalu. Jadi. Kompor.

Kiara ketawa, "Elang banyak banget bantuin aku kok kalau lagi gak ada Adam. Kadang kalau dia di rumah dia suka ngetok kamar buat mastiin aku baik-baik aja."

Tiara mencibir, "Jujur aja kak, gak usah dibaik-baikin gitu."

"Beneran Tiara. Ya Allahhhhh, salah aja gue."

Karena sudah sore, mereka bisa menebak orang yang membuka pintu utama rumah ini adalah Adam yang baru saja pulang kerja.

Baik Tiara maupun Adam hanya berpandang-pandangan dan melempar senyum. Sejak Kiara dan Adam tunangan malam itu, mereka sudah sadar bahwa mereka sedang kembali ke masa hubungan mereka yang hanya sebatas adik dan kakak.

Mereka berdua saling sayang, tapi tidak untuk lebih dari itu.

Tiara punya orang lain di hatinya. Lalu Adam bagaimana?

From The Beginning [Mingyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang