16. Canggung

182 16 36
                                    

Mobil milik Elang berhenti tepat di depan rumah Tiara sekitar pukul setengah 2 dini hari. Setelah insiden yang tidak diduga-duga tadi terjadi, Tiara mengatakan ingin pulang.

Gadis itu sudah bilang bahwa ia ingin pulang sendiri dan tentu saja Elang tidak mengizinkannya. Tiara bisa keras, tapi Elang bisa lebih keras lagi sehingga gadis itu diam saja dan akhirnya mau diantar pulang.

"Tir, soal yang tadi..."

Elang berhenti. Ia menggigit bibirnya masih sambil memegang stir erat-erat. Tak tau harus bilang apa. Masa ia harus bilang itu adalah tanda kasih sayang darinya di hari spesial Tiara sebagai seorang sahabat?

Sangat tidak masuk akal.

Dasar, Elang dodol. Badan aja gede, tapi kalau bertindak malah gegabah.

Sepanjang perjalanan mereka memang tidak ada mengatakan sepatah katapun. Hah, Tiara teringat saat kejadian ciuman pertamanya dan Adam dulu. Kalau itu, ya wajar diam karena malu. Lah, kalau ini?

Tiara sudah bersiap keluar karena ia sedang siaga memegang pintu. Sebelum semuanya memburuk, ia membuka suara.

"Gak usah di bahas. Anggap aja kejadian tadi gak pernah terjadi." Ucap Tiara final lalu keluar dari mobil itu. Ia masuk ke dalam rumah tanpa berbalik ke arah Elang sedikit pun.

Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam rumahnya, Elang menghela napas berat karena bingung dan khawatir dengan keadaan seperti ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah memastikan gadis itu masuk ke dalam rumahnya, Elang menghela napas berat karena bingung dan khawatir dengan keadaan seperti ini. Ia melajukan mobilnya lalu pulang ke rumah.

Di sisi lain, Tiara membuka pintu dengan pelan dan masuk ke dalam rumahnya dengan langkah yang gontai dan tidak bersemangat.

'Bodoh! Bodoh bodoh bodoh bodooooh! Kenapa tadi gue diem aja, sih?!'

Baru satu langkah ia menaiki tangga, ia berhenti dan memejamkan matanya sambil memukul kepalanya geram.

"Kenapa kamu?"

"HAH!" Tiara berteriak karena terkejut tiba-tiba Teo sudah ada di sampingnya. "Apaan sih kak ngagetin aja!" Protesnya.

"Kamu kenapa kayak gitu?"

Tiara kelagapan, "Apanya yang kayak gitu?"

Kakak laki-lakinya menyipitkan matanya dan mendekat ke arah Tiara. Ia seperti mencium sesuatu yang mencurigakan.

Teo membuat wajah terkejut dan menutup mulutnya dengan tangannya. Tiara panik setengah mati. Ia tau kakaknya memang sangat peka, tapi ia memohon dengan Tuhan semoga kepekaannya tidak bekerja setidaknya untuk saat ini.

"Kamu ngancurin pesta pertunangan Adam, ya?!"

Tiara menghela napas lega lalu kemudian memukul lengan kakaknya itu kuat. "Emangnya muka-muka aku ada tampang kayak gitu?"

Teo mencibir dan mengangkat bahunya, "Siapa yang tau?"

Tiara mendelikkan matanya dan melengos pergi menaiki tangga untuk menuju kamarnya dan tidur. Tapi kemudian kakinya tersandung anak tangga saat mendengar Teo kembali membuka suara.

From The Beginning [Mingyu]Where stories live. Discover now