Abstrax Series [3] : Michael Diraksana
Entah bagaimana ceritanya, Zanna bisa tiba-tiba suka dengan Mike, lelaki menyebalkan yang membongkar rahasia Zanna sejak pertama kali bertemu.
Gadis itu berusaha keras supaya bisa dekat dengan lelaki itu. Hanya...
ZANNA memerhatikkan sekelilingnya dari balik kaca mobil Mike. Ia tidak tahu ia sedang berada dimana. Sebenarnya sejak tadi ia ingin bertanya kepada Mike, akan tetapi wajah lelaki itu sangat datar, belum lagi perkataan Mike tadi masih menggema di telinganya.
Jujur, Zanna saat ini sedang takut dengan Mike.
Dengan takut-takut Zanna menoleh ke arah Mike. Bertepatan dengan itu Mike juga menoleh ke arahnya sehingga pandangannya saling bertemu. Buru-buru Zanna kembali menundukkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Mike datar.
Zanna menggeleng pelan tanpa menoleh. "Nggak papa," cicit gadis itu.
Mike kemudian melepas sabuk pengamannya dan mengambil tasnya yang ada di kursi belakang. Kemudian lelaki itu membuka pintu mobil. "Turun kalau mau," kata lelaki itu.
Zanna pun buru-buru melepas sabuk pengamannya dan ikut kelur dari mobil. Gadis itu hanya mengekori Mike tanpa banyak bicara lagi.
Mike membuka pagar sebuah rumah lalu masuk tanpa permisi. Zanna pun terdiam di depan pagar rumah tersebut dan menatap punggung Mike. Gadis itu ragu untuk masuk ke dalam rumah tersebut.
Ini rumah Mike? batin Zanna.
"Mi ... Mike." Akhirnya Zanna memberanikan diri untuk memanggil lelaki itu.
Langkah Mike berhenti dan lelaki itu menoleh ke belakang. "Apa?" tanya lelaki itu.
"Eee ... lo ngapain ngajak gue ke rumah lo?" tanya Zanna.
"Bukan rumah gue, ini tempat kumpul gue sama temen gue," jawab Mike.
Mata Zanna seketika membulat. "Ini ... ini tempat itu kan ... apa sih namanya. Oh, iya tempat geng abstrax? Astaga Mike lo ngapain ngajak gue ke sini?" tanya Zanna heboh. Dari cerita yang ia dengar dari Kiran, geng abstrax itu menyeramkan, apalagi sang ketuanya.
"Biasa aja bisa?" ujar Mike membuat lengkungan bibir Zanna menjadi turun ke bawah. "Gue nggak ngebawa lo ke sini, lo yang tiba-tiba masuk mobil gue."
"Ya tapi kan gue minta dianterin," kata Zanna.
"Emang lo siapa minta gue anterin."
"Gue pacar lo!" jawab Zanna dengan percaya diri.
"Oke. Gue pacar lo, bukan sopir lo. Ngerti?"
"Ya kan cowok yang baik itu cowok yang ngertiin pacarnya," cicit Zanna sambil menatap ke arah bawah.
"Gue bukan cowok baik-baik, jadi jangan ngarepin hal-hal kayak gitu dari gue," ujar Mike penuh penekanan.
