Abstrax Series [3] : Michael Diraksana
Entah bagaimana ceritanya, Zanna bisa tiba-tiba suka dengan Mike, lelaki menyebalkan yang membongkar rahasia Zanna sejak pertama kali bertemu.
Gadis itu berusaha keras supaya bisa dekat dengan lelaki itu. Hanya...
"TANTE Jessica bakalan balik hari ini. Lo nggak bisa lagi bebas pergi-pergi." ujar Kiran.
Ini kali pertamanya dua orang tersebut membuka percakapan setelah pertengkaran waktu itu. Zanna yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk. Gadis itu masih kesal dengan Kiran.
"Ntar lo langsung pulang, jangan kemana-mana, kayaknya ada masalah penting yang bakalan orang tua lo jelasin. Kakak lo, Zean juga bakalan balik dari luar negri bareng ortu lo."
Mata Zanna mendelik. Dia yang tadinya fokus mempelajari soal matematika yang tidak ia mengerti menoleh ke arah Kiran. "Kak Ze pulang?" tanya Zanna benar-benar kaget. Tubuhnya bahkan bergetar hebat. Keringat dingin mulai jatuh dari pelipisnya.
Kiran mengangguk. Kiran benar-benar heran dengan sikap Zanna. Gadis itu selalu bereaksi seperti ini ketika nama Zean disebut.
Seingat Kiran, Zanna terakhir kali bertemu dengan Zean pada saat umurnya sepuluh tahun. Karena setelah itu orang tua mereka sepakat mengirim Zean ke amerika, sejak saat itu Kiran tidak pernah lagi mendengar berita tentang Zean.
Saat Zean masih di Indonesia, Kiran selalu iri pada Zanna. Gadis itu mempunyai seorang kakak laki-laki yang benar-benar bisa diandalkan. Apalagi umur Zanna dan Zean terpaut cukup jauh, yaitu lima tahun, sehingga membuat Zean selalu melindungi adik kecilnya itu.
Hubungan mereka berdua bisa dibilang cukup baik, bahkan sangat baik menurut Kiran. Ia tidak pernah melihat Zanna diperhatikan sebegitunya oleh keluarganya, selain oleh Zean. Dan Zanna juga benar-benar menyayangi Zean. Ia selalu senang ketika melihat Zean pulang dari sekolah. Mereka sering bermain bersama, dan Kiran hanya melihat hal itu sambil menyimpan iri di dalam hati.
"Lo kenapa?" tanya Kiran sambil memegang bahu Zanna. Hal itu membuat Zanna tersadar. Gadis itu bangkit dari duduknya dan keluar kelas.
Bukankah seharusnya Zanna merasa senang dengan kepulangan Zean? Kakak yang paling ia sayangi akhirnya pulang setelah sekian lama. Tapi kenapa gadis itu malah bersikap seperti itu? Seolah-olah ada sesuatu yang terjadi padanya yang membuat Zanna sangat ketakutan saat mendengar nama Zean.
~~~
ZANNA benar-benar benci tiap kali mendengar nama orang itu, karena ingatan kelam itu akan muncul lagi. Ingatan yang berusaha ia hapuskan dengan sekuat tenaga. Dan sekarang ingatan itu kembali terbayang di otaknya. Sangat jelas, hingga membuatnya muak.
