Awkward Moment

25.6K 1.8K 79
                                    

"Bar, sesak! Lepas gak!" Bara masih saja memelukku. Nggak dilepas walau sekejap.

"Tidak mau. Enak seperti ini Bi." manusia kaku ini masih saja berbahasa seperti itu.

Dengan sekali sentakan. Bara mengangkat tubuhku. Otomatis kakiku langsung melingkar di pinggangnya.

"Saya kalut nyariin kamu. Ternyata sedang mengintipin saya mandi." Hah? Dia tau sejak kapan kalau aku dikamar mandi?

"Kamu tau?"

"Jari kaki kamu kelihatan bi." Oh Ya Ampun. Kalau tau kenapa gak bilang dari tadi sih. Kalau udah ketauan kan bisa ikutan gabung.

"Maafkan saya bi. Untuk kejadian waktu itu. Aras bukan siapa-siapa." bisiknya. Masih dalam keadaan menggendongku.

"Kamu masih mau berbahasa seperti itu? Nanti pas malam pertama masa kamu bakal bilang. 'Bianca, mari kita mulai malam pertama kita, semoga kamu suka dengan sentuhan saya. Ayo Bianca baringkan tubuh kamu diranjang, saya akan segera membuat anak untuk kamu.' masa kayak gitu. Hadehh Bar. Gak ada romantis-romantisnya tau. " aku masih merancau dalam dekapan Bara. Sungguh aku rindu mengocehinya panjang lebar.

Dan aku, juga sedang tidak ingin membahas masalah Aras.

Bara membaringkan tubuhku di atas ranjang. Lalu merangkak naik ke atas tubuhku. Dia tersenyum, amat sangat manis dan, menggairahkan. Haduhhh mulai deh jiwa mesumku keluar.

"Kalau untuk yang itu. Saya tau bagaimana cara menyenangkan kamu bi."

Bara menyeringai. Aku jadi takut. Kalau aku yang menggoda, ya gakpapa. Tapi kalau dia yang menggoda entah kenapa aku yang takut.

"Please Bar. Ngegombal itu tugasku. Kamu gak usah ikut-ikutan."

Bara tertawa. Mencubit pipiku "Gemes bi."

"Bara! pergi gak dari atasku!"

"Kamu yang mau diatas?"

Aku memutar bola mata. "Turun gak?" aku melotot marah. Namun dia sama sekali nggak takut.

Bara mengacuhkanku. Dia mencium sisi kepalaku. Lalu, turun menuju bibir. Aku segera menggerakkan kepalaku dengan menoleh kekanan dan kekiri, menghindari sentuhannya. Hingga ciuman Bara tak sampai di bibir. Kesempatan itu digunakan Bara untuk menciumi seluruh wajahku.

"Bi, saya suka sama yang mau dipaksa-paksa dulu."

"Kamu mau apa?" teriakku histeris. Aku melotot, namun Bara hanya terkekeh.

Sekarang dia menciumi leherku. Aku merinding.

"Bar, please."

"Sabar bi pelan-pelan. Jangan buru-buru."

Dia kira aku minta buru-buru?

"Bara, aku tanya kamu mau ngapain?"

"DP malam pertama Bi."

Ahhhhh. Mauuuu!

Tapi aku takut. Darahku berdesir hebat merasakan sentuhan Bara. Seperti ada sengatan yang mematikan. Kalau disengat lebih banyak lagi, aku bakal benar-benar ambruk dalam pesonanya.

"Bi, tenang ya. Kamu harus tetap bernafas. Saya akan pelan-pelan." aku semakin kehabisan nafas karena AC dikamar Bara mungkin tiba-tiba mati. Karena aku kepanasan dan keringatan.

Masalah terbesar adalah, aku gak ada persiapan! Setidaknya kalau dia beritahu aku bisa pakai linggerie dulu. Atau bahkan mandi kembang tujuh rupa dulu biar wangi. Siapa tau wajahku masih bau iler. Walaupun aku tidur gak ngiler sih.

Trapped In Marriage (COMPLETED)Where stories live. Discover now