Honey Moon

32K 1.6K 65
                                    

"Sayang." sayup-sayup aku mendengar suara seseorang memanggilku berkali kali. "Sayang. Sayang. Sayang. Kebooo." aku membuka mata. Itu Bara? Itu benar Bara? Aku baru ingat sekarang Bara adalah suamiku. Jadi wajar saja kalau dia ada disisiku saat aku membuka mata. Aku melengguh karena kantuk yang masih melandaku. Setelah melirik Bara, aku kembali memejamkan mata, bersiap meluncur kembali ke alam mimpi.

"Ayo bangun bi. Kita mau berangkat." bisiknya sambil mengecupi seluruh wajahku, membelai rambutku. Enak banget ya punya suami.

Ada yang bangunin. Tidur ada yang temenin. Terus bisa kelonan sama suami. Haduhh aku jadi seneng banget. Rasanya seperti mimpi berada diposisi ini.

"Kamu kenapa senyum-senyum?" wajahnya kembali datar. Aku mendengkus. "Cepat bangun bi kita naik pesawat pertama." nadanya kini berubah kesal. Aku tertawa dalam hati.

"Hah? Mau kemana?" tanyaku.

"Bulan madu dong." Bara beranjak dari ranjang. Barulah aku sadari. Bara sudah sangat siap. Dia sudah mandi dan mengenakan Baju santai. Celana jeans pendek. Masih tampan dan selalu tampan. "Mau mandi sekarang atau aku mandiin?" dia menatap garang. Aku terkikik melihat wajah lucunya.

Aku mengangkat badanku. "Mandi sekarang." teriakku langsung menendang selimut dan berlari menuju kamar mandi. Aku takut! Jahilnya kumat lagi si Bara.

Setelah membersihkan diri. Aku keluar kamar mandi dengan menggunakan jubah mandi aku bertanya-tanya kemana perginya jubah ini tadi saat aku membutuhkan, apa Bara sekongkol dengan mama dan Sarah?

Saat aku keluar, Bara sedang berbaring di ranjang sambil memainkan ponsel. Dia menyadari kehadiranku dan mengalihlan pandangannya dari ponsel. Sedangkan aku masih berdiri menatapnya. Menunggu reaksi suamiku.

"Kenapa liat-liat?" lah? Kok malah jutek? Lagi pms kali dia.

Aku mengabaikan Bara dan bergegas menuju walk in closet. Setelah beberapa saat aku ingat bahwa aku gak ada baju.

Aku kembali menuju ranjang. "Bara...."

"Disana." Dia menunjuk sebuah koper dengan dagunya. "Tadi saya minta tolong supir ambil semua perlengkapan kamu. Ayo cepat ganti baju."

Dia kenapa sih?

"Kamu kenapa?" tanyaku hati-hati. Aku takut membangunkan singa lapar.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa ketus begitu?"

"Kamu enak-enakan tidur sambil ngorok. Sedangkan saya semalaman tidak bisa tidur."

Aku tertawa pelan. "Syukurin." kataku langsung menyeret koper menuju walk in closet.

Dengan cepat aku mengganti baju. Dan berdandan dimeja rias. "Kita mau kemana?" tanyaku sambil memoles lip balm. Aku malas memakai lipstik.

"Mulai sekarang kalau mau menanyakan sesuatu sama saya. Tidak gratis." aku menaikkan sebelah alis. "Satu pertanyaan bayarannya cium. Dua pertanyaan bayarannya peluk. Tiga pertanyaan kamu harus mau saya tidurin." Bara terbahak, aku melongo. Cepat sekali perubahan sifatnya.

Perasaan baru semalem lembut-lembutan. Romantis-romantisan. Sekarang dia kembali menjelma menjadi setan jail yang menyebalkan.

"Yaudah. Aku males ngomong sama kamu." jangan harap aku bakal menyerah. Aku ini Bianca. Setiap lelaki memujaku. Jangan harap aku akan memohon dengan seorang lelaki.

"Oh iya. Aku lupa, mulai sekarang kalau mau bertanya denganku. Satu kali pertanyaan, bayarannya kamu tidur diluar. Gak boleh tidur denganku!" hardikku lalu keluar dari kamar sambil membanting pintu.

Trapped In Marriage (COMPLETED)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن