Keluarga

24K 1.6K 34
                                    

"Katanya kamu tidak bisa masak bi." ujar Bara setelah dia menyendok masakanku dan memasukkannya kedalam mulut.
"Ternyata enak sekali."

Aku dan Bara sedang menyantap makan siang diapartemen Bara. Dia sejak tadi setia menunggui aku masak. Memandang dengan menopang kedua tangan di dagu, tersenyum saat aku menatapnya.

"Aku sulap lagi. Kan emang gak bisa masak." jawabku asal. Bara kembali terkekeh.

"Istri idaman saya." ujar Bara sambil mencubit kedua pipiku. Ah aku pasti blushing!

"Ini gak gratis."

"Kamu mau apa bi?"

"Rumah, mobil, satu set perhiasan, kartu kredit unlimited." ujarku asal.

Bara mengangguk. "Harga masakan kamu mahal juga bi."

"Iya dong. Kamu pikir masak itu enak? Udah capek, keringatan, terus bau masakan lagi. Nanti kalau aku ketemu cowok pasti ilfeel deh liat aku gini. Itulah kenapa aku suka males masak."

"Kamu masih mau peduli pendapat lelaki lain tentang penampilan kamu?" entah perasaanku saja. Tapi apa ada terselip nada marah dari ucapan Bara?

"Kamu cemburu?" tanyaku cepat. Melihat rahang Bara mulai mengeras? Apa dia seposesif itu?

"Saya calon suami kamu. Saya hanya tidak suka kamu masih memikirkan pendapat lelaki lain tentang penampilan kamu. Bagi saya, kamu cantik walaupun sedang masak bahkan tertidur dalam keadaan mulut terbuka sekalipun." Apa perasaanku saja ya, apa dia sedang memujiku? Atau dia menghinaku?

"Jadi aku tidur sambil mangap?" demi apa. Aku malu sekali.

Bara terkekeh. "Iya bi. Tapi saya suka."

"Tau ah males." ujar ku langsung meninggalkan Bara menuju kamar sambil menghentak-hentakkan kakiku.

Aku sebal pada Bara, kenapa dia harus jujur sih. Aku kan malu. Aku pergi dari meja makan karena aku menyembunyikan wajah maluku.

Haduh, Bara itu kaku, tapi romantis.

***

Setelah makan siang yang berakhir dengan rajukan itu. Bara mengajakku untuk pulang kerumah siang harinya setelah kami mandi. Eh mandinya gak bareng kok.

Sekitar pukul 14.00 aku dan Bara sudah sampai didepan rumahku.

Ternyata rumah sudah ramai.

"Dedek." mama lari terpogoh-pogoh menghampiriku yang baru beberapa langkah memasuki rumah.

Mama memelukku. "Mama pikir kamu beneran kabur. Bara mengira kamu kabur. Jadi mama takut."

Aku memutar bola mataku dengan malas. "Mama mau-mau aja di ajakin main sinetron sama Bara." ujarku sambil melirik Bara dengan sinis. Kumat lagi deh Bianca jahilnya.

Kalau berdua aja, Bianca liar dan mesum. Hihihi.

"Saya kira kamu kabur bi. Karena tidak ada dimana-mana, dan tidak mengabari siapapun. "

"Alah udah ah males sama kamu. Drama King." kataku langsung menuju lantai atas. Menuju kamar.

Aku sudah lelah masak. Mau melanjutkan tidur siangku. Aku tidak peduli walaupun semua orang dirumah sedang repot memikirkan acara lamaran besok. Karena, aku kan ratunya. Jadi, sang ratu tidak boleh banyak menghabiskan tenaga.

Trapped In Marriage (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang