Romance 2

4.4K 619 76
                                    

Calon Manten

"JISOOOO INI BOBBY UDAH NUNGGU NIIIIH," teriakan Mamah Jisoo langsung menggelegar, membuat Bobby yang berada di dekatnya langsung meringis.

"Si Jisoo tuh ya, mentang-mentang lagi ga kuliah, kerjaannya cuma tidur aja di kamar." cerita Mamah Jisoo pada Bobby "Padahal bantu-bantu mamah di rumah beres-beres, belajar masak gitu."

Bobby hanya tersenyum saja, ia tak bisa melawan perkataan calon mertuanya itu.

Tak lama setelah itu, Jisoo turun ke lantai bawah dan menghampiri Bobby.

"Kamu tuh ya, coba kalo lagi di rumah beres-beres. Gimana nanti kalo udah nikah coba." sindir sang mamah pada anak gadis satu-satunya. Sedangkan Jisoo hanya terdiam saja, dengan bibir bawanya yang sedikit maju.

"Bobby keluar dulu ya Mah," pamit Bobby bersaha meredakan suasana yang terasa tidak enak ini "

Dan setelah pamit, keduanya berjalan menuju mobil.

Selama di mobil, keduanya sama-sama terdiam.

Bobby yang fokus menyetir, dengan Jisoo yang memilih berdiam diri, melamun menatap jalan raya yang terlihat cukup ramai.

"Si Wonu udah ngasih list apa aja yang harus kita beli," kata Bobby membuka percakapan saat keduanya sudah memasuki area parkir "ini kita rapihin area dapur dulu kan?"

"Bob.." panggil Jisoo pelan, tetapi masih bisa Bobby dengar dan hanya menjawab dengan dehaman karena Bobby sedang serius memarkirkan mobilnya. "Diundur aja ya."

Untung saja Bobby tidak menabrak mobil orang lain yang sedang parkir di dekatnya setelah mendengar perkataan terakhir Jisoo "Apa yang diundur?" tanya Bobby tak mampu menutupi keterkejutannya.

Jisoo terdiam sejenak, berusaha menahan tangisnya "Ni...nikahnya.." jawab Jisoo berbarengan dengan air matanya yang mengalir, tak bisa ia tahan.

Bobby hanya bisa terdiam sejenak, otaknya sedang memproses apa yang terjadi pada saat ini.

Sebenarnya Bobby sudah diberi peringatan tentang pre-wedding syndrome dari Mas Jinan, tetapi ia tak menyangka bahwa itu akan datang secepat ini.

Bobby melepas safety-belt yang ia pakai dan Jisoo pakai, dan setelah itu Bobby langsung mengusap air mata Jisoo dengan perlahan.

"Kenapa?" tanyanya dengan tatapan mata teduh pada Jisoo. Sedangkan Jisoo masih berusaha meredakan tangisnya, mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

Bobby tidak memaksa Jisoo untuk menjawab, lelaki itu lebih memilih untuk menenangkan Jisoo. Merapihkan rambut sang Tunangan, dan setelah itu memberikan Jisoo air mineral yang memang biasanya tersedia di mobil Bobby.

"Dari kemaren mamah terus-terusan sensi sama aku," cerita Jisoo yang mulai tenang "mamah bilang, aku pemales lah, gak bisa apa-apa, tukang tidur, boros juga."

Bobby hanya teriam saja, mendengarkan cerita Jisoo dengan seksama.

"Sampe tadi mamah bilang, gimana kalo udah nikah." Jisoo diam sejenak mengatur nafasnya yang mulai kembali tersenggal "Kalo dipikir-pikir, apa yang mamah bilang itu bener." lanjutnya dengan tatapan mata kosong kedepan "Aku males nyuci baju sama nyetrika, aku juga gak bisa masak, sedangkan beres-beres rumah bisanya cuma kalo lagi marah aja. Dan bonus aku belum bisa ngelola keuanga."

Bobby hanya tersenyum saja saat mendengar cerita Jisoo, lelaki itu sedikit mendekat dan berusaha memeluk Jisoo.

"Aku nikah sama kamu karena aku ingin kamu jadi istri aku, bukan jadi asisten rumah tangga aku." jelas Bobby yang masih tetep memeluk Jisoo, dengan mulutnya yang sangat dekat dengan telinga Jisoo, "Kita lewatin semuanya sama-sama, kalo misalnya kamu gak mau nyuci baju sama ngegosok kita bisa laundry atau sewa asisten rumah tangga, dan tetang masak. Perutku masih cukup kebal buat makan masakan kamu.

Jadi, ayok kita tumbuh sama-sama" ajak Bobby, membuat air mata Jisoo kembali mengalir.

💃

"Loh Dongii? Kamu kenapa ke rumah?" Mamahnya Ahra yang baru saja bersiap untuk pergi berobat langsung terkejut saat melihat kekasih dari anaknya itu memasuki pekarangan rumah.

"Mamah udah siap?" tanya Donghyuk setelah mencium tangan mamah dari kekasihnya itu "Mau berangkat sekarang ke klinik?"

Donghyuk dengan tanggap langsung membantu mamahnya Ahra mengunci rumah, dan setelah itu membantunya membawakan tas serta beberapa dokumen kesehatan.

"Ahranya kerja, jadi gak bisa nganter mamah." jelas Donghyuk "Berobat kali ini sama Dongii aja ya mah."

"Ahra yang nyuru kamu?"

Donghyuk dengan cepat menggeleng, "Ngga ko mah, Ahra justru gak tau kalo Dongi mau nganter mamah." jelas Donghyuk sembari membukakan pintu mobilnya untuk Mamah.

"Maaf ya, mamah sama Ahra sering banget ngerepotin kamu." kata Mamah dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Donghyuk yang baru saja duduk hanya bisa tersenyum, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Mamah sering banget sakit-sakitan, dan kamu yang selalu bantuin mamah sama Ahra." lanjut Mamah mulai menyendu.

Donghyuk mengelus-elus telapak tangan mamah dari kekasihnya itu, "Mamah itu udah kaya mamah aku sendiri, Mamah dulu yang selalu nyemangati Dongi waktu SMA, mamah yang selalu ngerawat Dongi sejak SMA."

"Mamah beneran ngerasa gak enak sama kamu, sama keluarga kamu juga."

"Kenapa harus ga enak, mamah juga keluarga aku." jawab Donghyuk "mamah aku."

Kim Donghyuk yang tak hanya romantis pada kekasihnya aja, karena pada calon mertuanyapun ia melakukan hal yang tak kalah manis.

💃

"Oke sayang, ayo kita berjuang sama-sama" gumam Haruto "demi masa depan yang cerah."

"SEMAGAAAAAT" teriaknya dengan heboh sembari mengencakan dasinya yang diikat di kepala, seakan seperti pahlawan perjuangan.

Dan setelah itu Haruto langsung tengkurap diatas kasur, menatap pada layar laptop yang sedang menampilkan video penjelasan materi pelajaran IPA.

Apasih yang diharapkan dari kisah cinta seorang Haruto?

Gak ada.

Tbc

Ini terlalu aneh

[2] KIMcheees^^✓Where stories live. Discover now