Adu Rayu

4.8K 647 47
                                    

From: Bunda Hanna
Ahra, anter bunda belanja serahan buat Jisoo yuk.
Bunda udah bilang ke Jinan, hari ini kamu izin di cafe.

Ahra yang sedang merapikan berkas laporan keuangan cafe milik Jinhwan, segera membalas pesan dari bunda kekasihnya itu.

Ahra: Siap, Bun
Ahra: Nanti ketemuan dimana?

Bunda Hanna: Bunda jemput kamu aja. Sekarang kamu ada di cafe kan?

Belum sempat Ahra membalas pesan dari bunda, suara pintu dibuka tiba-tiba terdengar. "Ra, lo izin aja deh. Daripada gue dipecat jadi anak sama bunda."

Ahra langsung terkekeh saat mendengar perintah Jinhwan, "Laporan keuangan harian udah Ahra selesaiin, mingguan juga..." jelas Ahra dan dijawab anggukan Jinwan.

"Dah sono, tunggu bunda di depan..." titah Jinhwan "jangan bikin Ranger merah nunggu."

"Ahra aduin ke Bunda nih," ancam Ahra dan bergegas pergi dari ruangan manajer yang kini menjadi ruangannya.

💃

"Kita mau beli apa lagi, Bun?" tanya Ahra saat sudah memasuki mobil bunda yang baru saja tiba.

"Ada beberapa seserahan yang belum bunda beli..." jelas bunda "kamu kakinya satu ukuran sama Jisoo kan?"

Ahra mengangguk, "beli sepatu bun?"

"Sepatu, sendal, sama heels..." absen bunda apa saja yang akan ia beli "kamu tau apa yang Jisoo mau?"

"Teh Jisoo gak suka yang neko-neko, sukanya yang elegan bun..." jelas Ahra mengingat-ingat apa yang Jisoo suka.

"Kita cari sepatu dulu deh..." kata bunda dan memeluk tangan Ahra, berjalan bersama-sama memasuki area toko sepatu yang biasa bunda beli.

"Bun, emang barang buat serahan apa aja?" tanya Ahra sembari mencari-cari sepatu untuk Jisoo.

"Bunda mau samain kaya seserahan Jinhwan ke Sana," jawab Bunda "waktu Sana, selain Mas Kawin. Ada kosmetik, skincare, baju, mukena, bed cover, sepatu, sendal, heels, baju, apalagi ya..."

Ahra hanya tersenyum saja, ia membayangkan sebanyak apa modal yang bunda keluarkan hanya untuk seserahan aja. Mending kalo anak cowoknya cuma satu atau dua. Lah ini, lima. Ahra tak bisa membayangkan.

"Ra, kamu coba sepatu yang ini. Kalo cukup di kamu, berarti di Jisoo juga pas." Ahra langsung mengangguk dan mencoba sepatu berwarna kuning tersebut.

"Sendal, kita pake merek yang sama aja kali ya, Ra?" tanya Bunda saat Ahra sedang mencoba sepatu kuning tersebut, "biar sekalian."

"Bun, sepatunya pas di Ahra..." Kata Ahra saat melihat sepatunya cukup nyaman saat ia pakai "mau ambil yang ini, Bun?"

Bunda langsung memperhatikan sepatu di kaki Ahra, "Oke, kita ambil ini..." kata Bunda "sekarang kita tinggal cari sendal sama heelsnya."

Ahra langsung mengangguk setuju, "Bukannya sendal udah beli, Bun?" tanya Ahra mengingat beberapa waktu lalu bunda meminta Bobby untuk membeli sendiri sendal untuk seserahan.

"Kamu tau apa yang Bobby beli?" tanya Bunda membuat Ahra dengan cepat menggelengkan kepalanya "dia beli sendal swallow...."

Ahra tak lagi terkejut, kelakuan abang dari Donghyuk itu memang tidak pernah tidak menghasilkan umpatan.
"Yaudah ayok..." kata bunda "kita bayar yang ini abis itu kita makan siang dulu. "

"Siaaap, Bun." Ahra segera berdiri dan mengikuti kemana bunda pergi. Menuju kasir.

Keduanya sama-sama diam menunggu pelayan toko yang sedang menyiapkan barang yang mereka beli.

"Ini udah selesai?" Bunda dan Ahra dengan kompak menoleh ke belakang saat mendengar suara Ayah. Dan benar saja, tak hanya ada ayah yang tiba-tiba datang. Donghyuk pun ikut datang bersama ayahnya.

"Hyuk bawa barang-barangnya, ayok kita makan siang dulu." Ayah langsung memerintahkan kepada Donghyuk yang mau tak mau harus menurut.

💃

"Jangan pedes-pedes, nanti kamu sakit perut..." kata Donghyuk memperingati Ahra yang sedang menuangkan banyak sambal pada nasi gorengnya.

"Minum dulu, Han" kali ini Ayah yang menyodorkan gelas teh manis hangat kepada bunda "tadi ke mall jam berapa? Kenapa gak pake supir?"

"Kamu tadi pagi sarapan kan, Beb?"

"Apa lagi seserahan Bobby yang belum?" tanya Ayah, tangannya sudah asik memijat-mijat tangan istrinya. "Kamu jangan terlalu capek, nanti pas nikahan Bobby malah sakit lagi."

Dua manusia bucin dari generasi yang berbeda. Kim Donghyuk dan Kim Heechul. Lihat saja keduanya kini hanya fokus menatap kepada pasangan mereka masing-masing.

Ahra yang sedang memakan mie goreng nya, sedangkan bunda yang mengemil salad buah.

"Kaya anak kecil aja," komentar Donghyuk sembari mengambil sawi di sudut bibir Ahra. Dan memakannya.

Karenakan ada ayah dan bunda di dekat mereka, Donghyuk mengambil sawi tersebut menggunakan tangan. Lain cerita jika hanya berdua. Mungkin menggunakan bibir.

"Maaas... kamu bisa makan sendiri, kenapa minta suapin aku mulu..." keluh bunda karena sedari-tadi harus menyupi suaminya yang tak mau makan sendiri.

"Tangan aku sibuk..." bela ayah dengan mata melirik ke kedua tangannya yang asik menggenggam tangan kiri istrinya.

💃

"Beb, kamu ngapain sih?" tanya Ahra mulai merasa risih karena sedari-tadi mengikuti kemana saja Ahra pergi. Begitupun dengan Ayah yang mengikuti kemana bunda pergi.

Dari sini bunda paham, bahwa anaknya yang terlihat kalem sekalipun tetap saja bawel di waktu-waktu tertentu.

Waktu bersama Ahra misalnya, bunda bahkan tak dapat membedakan Donghyuk dengan Hanbin jika kebawelan Donghyuk sudah setara dengan CEO akun lambe tersebut.

Tbc

[2] KIMcheees^^✓Where stories live. Discover now