5. Sebelum indah

54.3K 8.9K 733
                                    

Carilah seseorang (sahabat) yang setia
dalam duka, bukan hanya suka karena hidupmu akan senantiasa berputar antara suka dan duka

📖Imam syafi'i✏

,,,,,,,,

Hyura memasuki kamar putra sulungnya, ia duduk di tepi ranjang Samuel yang tengah sibuk dengan laptop di pangkuannya.

"Adik-adik kamu, Sam." Dia mulai mengeluh sembari memijit pelipisnya. "Mama bingung, tapi Mama cuman takut kalau Mama ngasih uang lebih ke Saga dia gunain buat keperluan yang enggak-enggak. Sekarang dia marah sama Mama karena mikir Mama perhitungan sama gak adil ke dia."

"Ma," kata Samuel mengalihkan atensi. Netranya menyorot tajam tepat ke retina mata ibunya.

"Setiap Mama masuk ke kamar aku, yang Mama omongin tuh Saga Sherly, Saga Sherly, Saga Sherly terus!" Samuel meninggikan nada suaranya membuat Hyura terkejut. Tak biasanya Samuel seperti ini.

"Aku capek, Ma." Samuel membuang napas kasar. Selama ini ia mencoba berpikir dewasa dan menahan semua emosi yang tersimpan dalam dada sebab ia anak pertama dimana kedua orang tuanya menuntut dirinya untuk menjadi contoh yang baik untuk kedua adiknya.

Namun, kali ini Samuel tak akan menahannya lagi. Ia menatap Ibunya terluka. "Aku tahu aku kekanakan tapi aku mulai capek. Apa Papa sama Mama pernah nanyain keadaan aku gimana? Ngertiin lerasaan aku? Nanyain perkembangan kuliah aku kayak apa? Kalian emang menuhin semua materi aku tapi yang kalian pikirin dan perhatiin tuh cuman Saga, Sherly."

Samuel menutup laptopnya, menghela napas kasar lalu bangkit dari ranjang membuat Hyura semakin terkejut.

"Nak ...."

Samuel mengangkat tangan kanannya meminta Ibunya diam. Dia justru menyambar jaketnya dan pergi setelah berkata, "aku butuh waktu sendiri."

Menjadikan Hyura tak kuasa menahan tangis. Tak ada yang lebih menyakitkan saat kedua putranya marah dalam waktu bersamaan.

Teruntuk Saga, karena dirinya sebagai Ibu yang terlalu bawel. Setiap anaknya itu meminta uang, dia selalu merecokinya dengan banyak pertanyaan dan Saga menganggapnya sebagai bentuk ketidakpercayaan.

Teruntuk Samuel, Hyura pikir anaknya itu sudah dewasa makanya ia bersikap cuek dan tak terlalu memerhatikan setiap kegiatannya. Ia sebagai Ibu begitu bodoh, tak menyadari kalau ternyata putra sulungnya juga masih sangat butuh perhatian.

Di sisi lain, Sherly hanya diam sembari menatap datar ke arah mobil Samuel yang melaju menjauh pergi setelah keluar dari gerbang rumahnya. Di atas balkon, ditemani angin malam yang menyentuh lembut setiap inci wajahnya. Sherly menunduk.

Tangan kanannya mengusap lembut selembar poto dimana ia sedang memegang lolipop dengan ukuran besar dan kedua Kakaknya dari samping kanan dan kiri mencium gemas pipi kanan dan kirinya.

Air mata jatuh membasahi pipi Sherly. "Aku kangen kita yang dulu, Kak."

Rasanya setelah mereka beranjak dewasa, disibukkan dengan kegiatan masing-masing dan berdiri bersama keegoisan yang menghancurkan.

Ikatan kuat persaudaraan yang terjalin pun tak ada artinya lagi.

Sebelum masuk SMA, Kakaknya Saga masih sering suka meledek dan memperlakukannya seperti bayi. Namun, sekarang mereka justru seperti orang asing.

TITIK TERENDAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang