26. Jati diri

51.7K 10.4K 2.2K
                                    

Saga menghela napas panjang sembari mengotak atik ponselnya, di samping duduknya ada Sherly yang juga terlihat bosan. Dua saudara itu tengah menunggu Kakak pertama mereka yang berjanji akan datang ke Kafe tempat Saga berkerja.

Tak lama setelah itu, muncul Samuel dengan seorang gadis berambut panjang. Gadis itu tersentum manis sembari berseru dengan tak tahu malunya. "Dua adik lo, Sam? Gilak! Ganteng sama Cantik bangettt."

Samuel berdecak jengkel dengan tangan terulur untuk menarik Gracia duduk di sampingnya. Depan Saga dan Sherly yang berwajah datar.

Gracia dengan antusias berbisik di telinga Samuel. "Besok kalau kita pacaran atau menikah terus kalau kita berantem, gue bisa jadiin adik lo itu selingkuhan. Kan sama-sama ganteng."

Saga mendengar jelas apa yang diucapkan gadis itu. Namun, ia hanya menatap tanpa minat. Gadis gila, pikirnya.

Sementara Samuel malah menunjuk Sherly dengan dagunya. Entah apa maksud Kakak sulungnya mempertemukan mereka.

Gracia mengangguk kemudian berdehem. "Sherly cantik."

Ia menyapa hangat dibalas senyum tipis oleh Sherly. Gracia tersenyum lebar. "Boleh tahu, Kakak ipar idaman lo kayak apa?"

Saga memutar bola matanya malas. Sudah tahu pasti, kemana arah pembicaraan mereka kali ini. Laki-laki itu memilih bangkit dan melayani pesanan pelanggannya yang di dominasi oleh para gadis itu.

Sementara Samuel, melihat adiknya tak merespon ucapan Gracia membuatnya berdehem. "Gracia baik 'kan? Menurut lo, gimana?"

Menjadikan Sherly menghela kasar sembari meletattakan Sendoknya. Ia menatap sang Kakak tanpa senyum. "Yang ngejalanin Kakak bukan aku. Kalau Kakak suka sama nyaman ya terobos aja, ngapain nanya sama aku?"

Gracia memerah sampai ke telinga. Samuel sendiri berdecak, ia laki-laki dan Saga juga laki-laki makanya ia sering bisa menebak jalan pikiran Saga. Namun, untuk Sherly berbeda. Ia tak pernah bisa mengerti perasaan dan menebak jalan pikiran adiknya itu. Itu alasan Samuel ingin mencari gadis yang benar-benar bisa memahami karakter adiknya.

"Ya kalau gue nyaman terus di belakang gue ternyata dia jahat sama lo, gimana? Yang rugi siapa?" balas Samuel kesal. Balasannya itu membuatnya mendapat cubitan di perutnya oleh Gracia.

"Lo pikir di belakang lo, gue bakal jahat sama adik lo, gitu?" sewot Gracia berbisik. Gadis itu menatap bengis pada Samuel yang meringis.

Samuel memang semakin over protective pada Sherly semenjak mengetahui keadaan adiknya itu.

"Sherly manisss," panggil Gracia lagi. "Tipe Kakak cewek idaman lo kayak apa?"

"Yang suka baca wattpad," jawab Sherly cuek membuat Samuel dan Gracia melotot.

Gracia menggaruk pipinya yang sama sekali tak gatal, ia kemudian cengengesan. "Nanti gue download deh aplikasinya."

"Eh BTW, adik gue seusia Sherly manis juga suka baca wattpad loh," seru Gracia mencoba mengakrabkan diri. "Author favorite-nya itu Shera."

Sherly tersedak minumannya membuat Samuel bangkit hanya untuk menyentil keningnya sembari berkata," ceroboh."

"Shera yang karyanya You are not Alone?" tanya Sherly sama sekali tak tersenyum.

Gracia sendiri langsung bersorak girang seperti anak kecil yang baru saja mendapat mainan. Kelihatan jelas, gadis itu semangat sekali menarik perhatian Sherly.

"Betul! Iya, itu. Sebentar lagi kata adik gue, ceritanya mau diterbitkan 'kan? Pembacanya udah 7 juta di wattpad. Adik gue udah ambil ancang-ancang buat ikutan PO," ujar Gracia semangat. Samuel tersenyum penuh arti kemudian cengo saat adiknya dengan santai berkata,

TITIK TERENDAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang