25. Ungkapan Rasa

53.2K 9.2K 2.6K
                                    


Setelah dihadirkan seluruh wali dari anak-anak yang terlibat kekacauan depan kelas sepuluh, semua sudah diputuskan. Rizki dikeluarkan dari sekolahnya atas tindakan tak manusiawinya pada Sherly. Namun, Hyura dan Dion harus membayar seluruh pengobatan anak laki-laki itu mengingat Saga lah yang melukai Rizki.

Zemira dan Dania di-skors tiga hari, seluruh teman-teman kelas Sherly yang mentertawakan kejadian itu dituntut untuk meminta maaf pada Sherly dan Saga dia juga dihukum atas tindakan kekerasan di sekolah. Saga di-skors selama seminggu. Itu ketidak adilan yang membuat Sherly semakin terpuruk dengan kejadian itu karena Saga melakukan semuanya untuk membela dirinya.

Tidak ada yang lebih menyakitkan bagi Sherly saat orang-orang yang ia sayang terkena masalah besar hanya karena dirinya.

Sekarang, gadis itu hanya bisa menatap kosong keluar kaca mobil kedua orang tuanya. Tak lama setelah itu, Hyura dan Dion memasuki mobil dan duduk di depan.

"Dimana Kakak kamu?" tanya Hyura. Begitu dingin dan menusuk. Sherly terlampau mengerti kalau wanita itu sekarang tengah diselimuti kabut emosi.

"Sherly!" tegas Dion membuat Sherly menunduk.

"T-tunggu," cicit gadis itu pelan. Ia menatap keluar berharap sang Kakak segera masuk mobil. Sherly mencengkram kuat dadanya saat rasa sakit itu tiba-tiba muncul membuatnya dengan segera mengambil obat dalam tas kemudian menelannya tanpa bantuan air.

Di luar, Saga yang berniat masuk mobil terhenti karena Zemira menahan tangannya.

"Aku mau ketemu Sherly," kata gadis itu serak. Matanya sembab dan wajahnya pucat. "Aku harus minta maaf. Please ... Ga."

Saga menatap tajam sembari menepis tangan Zemira kasar. "Lo cuman luka buat dia dan sekarang udah jadi tanggung jawab gue buat nyingkirin luka itu dari adik gue."

Zemira menggelengkan kepala kuat-kuat. Dari awal ia mengerjai Sherly karena kesal akan gadis itu yang membenci sahabat yang menurutnya baik dan tak pantas dibenci seperti Elina. Hari demi hari ia terhibur dengan tindakannya menyakiti Sherly sampai suatu hari Saga mengetahui semuanya dan tiba-tiba memutuskan hubungan mereka.

Ia menyakiti Sherly dan Saga mengetahuinya karena itulah laki-laki itu meninggalkannya. Zemira semakin membenci Sherly karena ia berpikir, Sherly merebut Saga darinya tetapi ternyata ia salah, dirinya lah yang membuat Saga lari dari jangkauannya.

"Lo selalu cerita sama gue tentang adik lo. Rela ngorbanin apapun demi adik beda ibu lo itu bahkan lo bilang, lo rela ngorbanin nyawa lo demi kebahagiaan dia." Saga mengatur napasnya yang memburu. Ia menatap dalam mata Zemira. "Sekarang lo mikir, sehancur apa hati gue lihat adik gue diperlakukan seperti binatang kayak tadi hah? Kalau lo bisa sesayang itu sama adik lo, apalagi gue?"

Air mata kembali mengalir deras jatuh ke pipi Zemira yang kembali memegang tangan Saga. Namun, lagi-lagi ditepis kasar empunya.

"Rasa sayang gue sama lo udah hancur di detik dimana gue ngeliat gimana sikap lo sama adik gue." Saga mengepalkan tangan. Teringat bagaimana Sherly menangis membuat sesak di dadanya. "Yang tersisa hanya rasa sakit dimana gue gak akan pernah lupa kejadian itu."

"Enggak!" teriak Zemira mengusap kasar air matanya. "Kamu gak boleh benci sama aku! Bilang, bilang sama aku, aku harus ngapain supaya kalian maafin aku!"

Akan tetapi Saga tetap menggeleng, Zemira hancur melihat tatapan laki-laki yang selalu menjadi semangat untuknya itu menatap dirinya dengan tatapan yang sulit diartikan. Luka, kecewa dan marah. Semua bercampur menjadi satu.

TITIK TERENDAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang