29 | 🥀 Gombalan Receh ⚘

271 20 14
                                    

Pagi hari yang cerah ini, suasana dapur keluarga Athalla tampak lebih berisik dari biasanya. Jika hari-hari sebelumnya hanya ada Bi Inah yang menyiapkan sarapan, kini telah ada Megan yang tampak sibuk membantu memindahkan mulai dari nasi, sayur, lauk, hingga menyiapkan piring untuk sarapan. Entah angin apa yang membuat Megan melakukan semua itu, padahal hari-hari sebelumnya dia tampak enggan dan cenderung memilih diam menunggu Bi Inah menyelesaikan semuanya.

Di meja makan, tampak Nata yang sedang duduk manja di kursi bak seorang bos yang menunggu bawahannya menyajikan sarapan. Berkali-kali gadis itu tampak menguap sampai-sampai kepalanya terantuk meja makan, sungguh sangat mengantuk Nata pagi ini. Sementara Megan yang hilir mudik dari dapur menuju meja makan berkali-kali melirik Nata sebal, benar-benar tak mengerti keadaan adiknya itu. Bukannya membantu atau apa, malah asyik menikmati bunga tidur yang masih juga belum rampung.

"Hoaammm." Nata menguap entah untuk keberapa kalinya. Dia sampai lelah sendiri dengan mulut yang tak henti-hentinya terbuka lalu tertutup mengeluarkan angin kenikmatan.

"Gue udah mandi, udah cantik, tapi kenapa masih ngantuk, ya? Perasaan gue kagak begadang dah! Orang tadi malem cuman nyuekin chat-nya Si tukang Paksa doang." Nata bermonolog sambil bertopang dagu.

Selesai dengan kegiatannya yang ternyata cukup melelahkan, Megan mengambil duduk di sebelah Nata sambil melirik sinis Sang adik. Mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi, sayur, serta lauk, Megan berkata. "Ehem, selamat makan nyonya besar."

Menoleh ke samping menatap Megan, Nata menampilkan senyum lebarnya sambil menyatukan tangan, kemudian meletakannya di sebelah kanan pipinya. "Makasih babu gue."

Alis Megan langsung menukik tajam, bibirnya pun maju beberapa senti. Selalu saja begini setiap dia menyindir Nata, entah punya kekuatan apa adiknya ini sampai dirinya yang selalu kena imbas dari setiap ucapan yang berniat menyudutkan Nata. Harusnya Megan disini yang memasang senyum kemenangan, bukan Nata. Tapi ini mungkin memang takdir Megan yang tak akan pernah bisa melawan Nata, dan dirinya harus mengalah untuk kesekian kalinya.

Karena Nata pagi ini cukup baik, maka dia lebih memilih diam dan tak melanjutkan aksi membuat Megan kesal. Mengambil makanan yang sama seperti Kakaknya, Nata mulai menikmati sarapan dengan khidmat melupakan rasa kantuk yang tiba-tiba melebur begitu saja. Nata yakin, ini pasti efek dari berhasil membuat Megan naik darah.

Hanya butuh waktu sepuluh menit, Megan dan Nata sudah menyelesaikan urusan perutnya. Kini mereka berdua tampak berjalan beriringan menuju pintu sambil mencangklong tas masing-masing. Tepat berada di depan pintu, Megan menghentikan langkahnya membuat Nata yang hendak memutar knop pintu juga menghentikan aksinya. Nata mengerutkan kening bertanya-tanya, ada apa dengan Kakaknya?

"Hari ini gue gak bareng elo ya adek laknat! Gue bareng p.a.c.a.r." Megan menampilkan senyum meledek setelah menyelesaikan kalimatnya.

Nata berdecih lalu membatin. Harus banget diteken gitu, kata 'pacar' nya? Dia kira gue jomblo apa? Pakek segala sok manas-manasin gue.

Kali ini Nata diam, dia tak menyahut. Biarkan saja Megan merasa puas saat ini, Nata masih malas meladi. Toh Nata juga belum mau mengumbar statusnya dengan Bima, mungkin mengalah lebih baik untuk pagi ini. Tak mau memperpanjang urusan, segera Nata memutar knop pintu lalu melangkah keluar yang diikuti Megan dari belakang.

Nata terbelalak begitu mendapati Bayu berdiri gagah di teras rumahnya, sementara Megan langsung menampilkan senyum yang dibalas lambaian tangan oleh Bayu. Diam-diam Nata mencibir, mentang-mentang baru jadian langsung saling menebar sayang tanpa perduli dengan orang sekitar. Di dalam lubuk hati Nata, dia menginginkan Bima datang kesini sekarang juga. Tolong mengerti, berada ditengah-tengah antara orang yang baru memadu kasih sungguh menyiksa jiwa dan raga.

Because I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang