34 | 🥀 Cemas ⚘

262 18 21
                                    

Jika ada typo mohon beritahu Nata ya guys❤

****

Di tempat duduknya, Nata tampak menopang dagu sambil melamun. Dia masih memikirkan nasib Daren tadi, rasa cemas menguasai diri Nata. Bagaimana kalau sampai Daren kenapa-napa? Bagaimana kalau sampai tidak ada yang menolong Daren? Bagaimana keadaan Daren sekarang? Macam-macam bagaimana memenuhi otak Nata. Rasanya ingin sekali dia pergi menemui Daren di tempat tadi, lalu memeluk erat lelaki itu.

Megan, Dara, dan Ina saling melempar pandangan bertanya bingung akan sikap Nata. Tidak biasanya Nata berdiam diri saat kelas riuh akan sorak sorai karena lagi-lagi Bu Tuti absen, sebab anaknya masih sakit. Alhasil kelas sebelas IPA satu hanya diberi tugas yang tak seberapa banyaknya, hingga dalam waktu duapuluh menit mereka semua sudah menyelesaikan tugas hasil menyalin pekerjaan Bobi.

"Ngapain tuh bocah? Tumben diem-diem bae." Ina menyenggol lengan Megan yang dibalas kedikan bahu oleh Sang empunya pertanda tak tahu.

"Iya, biasanya juga dia yang paling heboh kalok lagi free gini." Dara ikut menyahut yang langsung diangguki Ina.

"Samperin kuy!" Mereka bertiga melangkah menghampiri Nata yang duduk sendiri di bangku belakang milik Revi

"Woy!" Teriak Ina sambil menepuk pundak Nata, membuat gadis itu berjengit kaget kemudian langsung memberi reward Ina berupa cubitan.

Memberenggut, Nata menatap sebal Ina, Megan, dan Dara bergantian. "Astaga! lo pada ngagetin gue aja! Ada apa sih?" Mereka bertiga kompak memutar bola mata malas.

Mengambil duduk di sebelah Nata, Dara menepuk pelan pundak gadis itu. "Lo yang ada apa?"

"Gue gak kenapa-napa," jawab Nata cepat sambil mengalihkan pandangannya menatap lurus ke depan.

Menyadari gelagat aneh Nata, Dara langsung melayangkan tatapan menyelidik sambil bertopang dagu. Ingin sekali Nata mencolok mata Dara yang berhasil membuatnya risih dan tak nyaman, seakan-akan Nata adalah mangsa empuk untuk predator seperti Dara. Sementara Megan dan Ina yang merasa lelah berdiri, langsung mengambil duduk di bangku depan Dara dan Nata.

"Ish! Jangan natap gue kayak gitu kali Dar!" Nata meraup kasar wajah Dara membuat Sang empunya mencebikkan bibir kesal.

Belum merasa jera, Dara kembali melayangkan sorot mengintimidasi tanda kekepoan yang amat membuncah. "Lo bohong, kan?" Dara menunjuk manik Nata dengan dua jari.

Nata diam dan tak menyahut, kini gadis itu kembali menopang dagu menatap lurus ke depan seolah tak menganggap keberadaan Dara, Ina, dan juga Megan. Si lemot--- Ina, geregetan sendiri dengan Nata sampai gadis itu meremas-remas tangannya saking penasaran menunggu jawaban Nata.

"Cerita kali Nat! Lo anggep kita sahabat gak, sih?" Itu suara Ina yang entah sejak kapan otaknya mendadak nyambung, padahal biasanya gadis itu selalu berbicara keluar dari topik.

Nata langsung menoleh menatap Ina tak terima dengan mata menyipit. "Kok lo ngomongnya gitu sih, Na? Gue nganggep kalian sahabat lah! Bahkan kalian tuh udah kayak keluarga buat gue," ucapnya dengan nada meninggi.

Berdecih pelan, Ina menyahut dengan raut kesal. "Makanya, cerita sekarang!" Megan dan Dara langsung mengangguk menyetujui ucapan Ina.

Lagi lagi Nata langsung terdiam, dia bingung bagaimana akan menceritakan soal Daren pada Ina dan Dara. Kalau disini hanya ada Kakaknya--- Megan, Nata akan langsung menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Permasalahannya Ina dan Dara belum mengetahui siapa itu Daren, dan jika Nata bercerita pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan lain untuk Nata.

Yang paling Nata takuti adalah pertanyaan mengenai hubungannya dengan Daren, karena Nata tak mungkin bisa menjawab hal itu sekarang. Daren sudah mewanti-wanti Nata untuk tidak memberitahukan kepada siapapun mengenai hubungan mereka, cukup hanya Megan saja yang tahu perihal Daren dan Nata.

Because I Love You (Completed)Where stories live. Discover now