38 | 🥀 Namira Sadar ⚘

246 16 17
                                    

Maapkeun Nata yang update-nya 'ngaret' ya. Ini bukan masalah Nata-nya yang males nulis, tapi dikarenakan paketan yang sekarat ditambah jiwa Misqueen yang menggebu-gebu😭

Stay terus buat nextnya💋 makasih banyak buat kalian yang udah mau mampir buat baca apalagi yang udah mau vote. Uhh, Nata sangat berterima kasih. Lebih lagi yang mau coment, Nata udah gak bisa berkata apa-apa lagi.

Fiks, Nata lebay😭

****

Megan dan Nata terlihat serius menonton sinetron tiga bersaudara yang sibuk mengejar harta warisan, di salah satu saluran stasiun televisi. Namun sebenarnya yang fokus menonton hanyalah Megan, gadis itu sampai melongo dan tak berkedip. Benar-benar ekspresi memalukan, jika saja ada Bayu disana, mungkin lelaki itu akan ilfil pada Megan.

Sementara Nata, mata gadis itu memang mengarah pada layar televisi, namun pikiran Nata bercabang kemana-mana. Gadis itu masih kepikiran soal Daren, Nata tak habis pikir, bagaimana seorang Daren bisa semakin berandal begini? Ada masalah apa, sampai Daren adu jotos dengan Bima? Terlihat sekali kekasih-nya itu sangat membenci Daren. Bahkan Nata hanya bertanya soal lelaki itu saja, Bima langsung emosi terlihat sangat tak suka.

"Kak!" Satu tepukan mendarat di bahu Megan membuat gadis itu berjengit menatap Nata sebal. Nata memasang wajah tanpa dosa, gadis itu malah menampilkan raut serius.

"Astaga dalgona! Kaget ih!" Mengelus dadanya perlahan, Megan mencoba menstabilkan degub jantungnya. Nata  ini benar-benar, sudah tahu Megan sedang fokus, tentu saja gadis itu akan kesal dengan gerakan cepat Nata tanpa aba-aba.

"Iya, maaf." Memanyunkan bibirnya, sedikit rasa kesal melingkupi hati Nata. Berlebihan sekali Kakaknya, hanya gerakan pelan saja sudah marah-marah. Megan tak perduli, gadis itu justru mendengus melihat raut tak bersahabat Nata.

Memperbaiki posisi duduknya, Nata  menyampingkan badannya menghadap penuh Megan. "Gue mau serius nih, Kak. Kenapa Daren bisa punya masalah sama Bima sampek dipukulin segala? Terus kenapa dia jadi makin berandal kayak gini?" Megan diam, gadis itu tampak berpikir.

"Gue juga kurang tau sih, Nat! Tapi gue udah sempet tanya sama Bayu, kata dia ini cuman masalah antar geng mereka." Megan menjeda ucapannya, gadis itu lagi-lagi memikirkan kalimat yang tepat untuk menjelaskan pada Nata. Megan pun tak tahu menahu soal Daren, lelaki itu kini sangat sulit untuk dilacak ataupun dicari informasinya.

"Kalo untuk Daren yang makin jadi berandalan, gue kurang tau. Soalnya semenjak satu tahun lalu lo pergi ikut Mama ke Singapura, gue udah los contac sama dia. Nomornya-pun gak bisa dihubungin dan gue gak pernah ketemu sama dia. Selama setahun itu dia ngilang, gue belum ketemu dia sampek sekarang," jelas Megan panjang lebar.

Nata diam, gadis itu terlihat sangat bingung. Kemana hilangnya Daren selama dia pergi? Nata cemas--- sangat cemas. Mungkin jika dirinya bertahan di Indonesia, Daren tak akan pergi, Daren tak akan seperti ini. Dimana lelaki itu tinggal? Jika saja Nata tahu, maka dia akan menyeret Daren agar kembali ke rumah.

****

"Nata itu pacar kamu Sa?" Sandra meletakan cookies chocolate kesukaan putra-nya di atas meja, lalu mengambil duduk di sebelah Bima.

"Kalau memang bener sih, ya nggak-papa, Mama setuju aja. Lagian Mama juga kasian sama kamu, tiap hari kerjaannya cuman ngelamun terus mikirin Namira," tambah Sandra sambil mengelus lembut kepala Bima. Sandra harap putranya serius dengan gadis itu, Bima berhak bahagia tanpa Namira.

Mengambil cookies buatan Sang Mama, Bima mengunyah santai sebelum menjawab pertanyaan Sandra. Bima tahu betul, jika dia langsung menjawab jujur, maka jeweran pedas yang akan dia dapat. Sandra ikut menikmati cookies sambil menunggu jawaban Sang putra, wanita itu tahu betul akan sifat Bima, pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh putra-nya.

Because I Love You (Completed)Where stories live. Discover now