49 | 🥀 Saling Menyalahkan ⚘

264 19 20
                                    

Tekan bintang dulu, terus baca sambil ketik komennya. Oke?

Happy reading🖤

****

Netra hitam legam Bima menatap tajam Nata, seolah mampu menyayat iris cokelat gadis itu dalam satu kedipan mata. 'Lo pikir gue gak tau kalo lo sengaja nyiram gue?'

"Lo ikut gue!" Tanpa aba-aba, Bima menarik kasar tangan Nata hingga Sang empunya terhuyung hampir jatuh. Untung saja Nata sigap melangkahi bangku yang didudukinya. Kalau tidak, mungkin dia akan tersungkur dan jadi tontonan menggelikan seisi kantin.

Nata terseok-seok tak mampu mengimbangi langkah Bima. Berulang kali gadis itu terombang-ambing ke kanan dan kiri tak bisa menahan kuatnya tarikan lelaki itu. Bahkan dia sampai tersandung tak hanya sekali dua kali, seakan tak punya tenaga lagi untuk sekedar berjalan dengan baik.

"Eh-eh! Pelan-pelan dong, Bim! Sakit ini. Gue berkali-kali hampir jatoh gara-gara elo!" Pukulan keras Nata layangkan pada pundak Bima, namun lelaki itu tetap tak bergeming.

Emosi dan amarah yang memenuhi diri Bima, membuat lelaki itu tak perduli dengan protesan Nata. Sebenarnya dia juga tahu kalau Nata kewalahan mengikuti langkah lebarnya, namun dia coba tak perduli dengan semua itu. Toh ini salah gadis itu juga, siapa suruh mencari masalah dengan seorang Bima Angkasa Putra.

Masih di posisi yang sama, Namira menatap bingung kepergian Bima dan Nata. Ada rasa cemas ketika melihat raut berang Bima, ditambah rahang lelaki itu yang mengeras tanda dia sangat marah. Namira khawatir Nata akan dibuat babak belur oleh Bima, menyadari lelaki itu suka tak pandang bulu menghakimi seseorang.

Namun disisi lain Namira juga dibuat penasaran dengan hubungan Nata dan Bima. Entah hanya perasaannya saja atau bagaimana, dia menduga ada sesuatu diantara mereka berdua. Dari yang Namira amati, tatapan Nata terlihat berbeda pada Bima, seperti mengisyaratkan perasaan cinta namun ada kesedihan juga di sana. Oke, cukup. Namira tidak mau membuat asumsi yang belum tentu kebenarannya. Bisa saja mereka dekat karena berteman baik, kan?

"Itu Bima bawa Nata kemana, ya? Susulin aja yuk! Aku takut Nata kenapa-napa." Namira berdiri, hendak melangkah menyusul Bima. Baru sebelah kaki gadis itu terangkat, tangannya lebih dulu dicekal oleh Aldi membuat aksinya terhenti.

"Apa lagi Al? Ayok buruan kejar Bima sama Nata." Gadis itu menatap kesal Aldi, namun lelaki itu tetap pada pendiriannya, tidak melepas cekalan tangannya.

"Gak usah Ra, biarin aja Nata bertanggung jawab sama apa yang udah dia perbuat. Lagian Nata gak bakal diapa-apain sama Bima, dia pasti aman. Percaya sama gue." Aldi coba meyakinkan. Namira menggeleng, sepertinya belum bisa tenang.

"Tap----"

"Udah lah Ra, biarin aja sih! Palingan  Nata cuman disuruh bersihin bajunya Bima doang. Gak usah lebay deh!" Sewot Dara memotong kalimat Namira. Di sebelahnya, Angga menggeleng samar coba memberi kode Dara agar tak ikut campur.

"Tenang aja udah! Gak bakal enggak Bima-nya elo dibawa kabur Nata. Protektif amat!" Ina ikut menimpali dengan mata memicing menatap sinis Namira. Rasa takut dan canggungnya tiba-tiba hilang begitu saja, kala fakta tentang hubungan gadis itu dan Bima terungkap. Saat ini Ina merasa biasa saja berada di dekat Aldi dan Angga tanpa ada perasaan was-was sedikitpun.

Merasa disudutkan, Namira menatap Dara dan Ina dengan sorot redup terlihat menyimpan kesedihan di sana. "Kalian marah ya, sama aku?" Keduanya kompak tak merespon ucapan Namira, bahkan membuang muka dengan tangan menyilang di depan dada.

Namira menunduk dalam sambil memilin kedua tangannya yang saling bertautan. Sudah pasti kedua teman barunya marah, dan mungkin tak mau lagi berdekatan dengan dirinya. Tapi Namira juga bingung dimana letak kesalahannya. Niatnya baik kok, tidak macam-macam. Tapi kenapa malah jadi begini, sih?

Because I Love You (Completed)Where stories live. Discover now