19. Jarak

3.1K 214 14
                                    


Happy reading🖤🖤
**
Typo berserakan⚠️


"Yunra..."

Sang pemilik nama membuka matanya perlahan saat merasakan bahunya di guncang pelan.

"Minha?"

Minha tersenyum membalas tatapan bingung Yunra. "Iya ini aku. Sekarang bangun dan pergi mandi setelah itu kita turun kebawah untuk sarapan" Sahut Minha.

"Aku tidak sarapan, kau saja yang ke bawah" Yunra kembali menutup matanya.

"Eh! Eh! Jangan tidur lagi, semua orang pasti tengah menunggumu. Apa kau tidak kasihan padaku yang sejak tadi harus menahan lapar  karena menunggumu?"

Yunra menghela nafas kasar. "Bagaimana aku bisa sarapan dengan keadaanku yang seperti ini!?" Kesal Yunra.

"Aku akan membantumu,tadi supirku membawa beberapa pasang baju dan alat makeup milikku jadi dengan itu semua kau bisa terlihat lebih baik dari kondisimu saat ini" Minha terkekeh kecil di akhir kalimatnya.

"Kepalaku sangat pusing dan mataku sangat perih" Keluh Yunra sambil bangkit dari posisi tidurnya.

"Itu karena kau terlalu lama menangis" Sahut Minha, Gadis itu beranjak dari sisi ranjang mengambil handuk di lemari kamar hotel yang telah di siapkan oleh pihak hotel.

"Cepat mandi! Ini handuk untukmu" Minha mendorong pelan punggung Yunra masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah Yunra masuk ke dalam kamar mandi, Minha melangkah ke arah sofa yang berada di sebelah ranjang.

"Semoga ada pakaian yang pas untuk menutupi tanda cinta Sehun di leher dan bahu Yunra" Gumam Minha dengan kedua tangan yang sibuk membuka paper bag di atas sofa.

"Hah! Aku benar-benar ingin tau apa yang terjadi pada Yunra dan Sehun kemarin" Gumam gadis itu disela gerakan tangannya.

Minha termenung saat mengingat kejadian kemarin malam dimana dirinya dengan susah payah berusaha menghentikan tangisan Yunra.

"Drttt...drtttt.."

Lamunan Minha buyar saat mendengar getaran dari meja kecil di depannya. "Mark?" Bingung Minha saat melihat nama yang tertera di layar handphonenya.

"Hallo?"

"Kau dimana?"

"Di kamar"

"Bagaimana dengan Yunra?"

"Dia sudah membaik, sekarang gadis itu tengah mandi"

"Baiklah, cepatlah turun untuk sarapan! Jangan terlambat untuk sarapanmu"

"Tutt..."

Minha mendengus saat Mark memutuskan panggilan mereka secara sepihak. Tangan Minha  meletakan kembali handphonnya di atas meja lalu kembali memilih pakaian untuk Yunra.

Pilihan Minha jatuh pada piama hitam dengan potongan leher yang tertutup.

Minha menilai baju itu mampu menutupi tanda kemerahan di bahu dan leher Yunra.

"Ck! Kenapa aku yang harus repot-repot mencari cara menutupi tanda kemerahan di kulit Yunra" Heran Minha pada dirinya sendiri.

"Cklek..."

Minha menoleh ke arah pintu kamar mandi, gadis itu tersentak kaget saat melihat tiba-tiba Yunra keluar dari kamar mandi dengan tangan yang terus bergerak mengusap-ucap kasar kulitnya.

GIVE ME LOVE  (OSH)Where stories live. Discover now