ו Chapter 03 •×

3.2K 530 144
                                    

•×•×•

Jimin

Aku baru saja selesai meeting dengan beberapa perusahaan lain. Guna menjalin kerjasama yang lebih luas dan juga mengembangkan daya jual produk yang sedang ku rancang.

Aku meminta Jungkook untuk menyewa salah satu ruangan di restoran, agar tamuku merasa nyaman dengan jamuanku kali ini. Juga, agar mereka menyetujui semua rencanaku untuk ke depannya.

Ponselku bergetar beberapa kali, namun belum sempat ku lihat karena kesibukanku. Di sela waktu istirahat, aku baru bisa menyempatkannya. Ada beberapa pesan yang masuk. Salah satunya dari Seulgi.

Aku sudah tahu jika dia hanya akan terus mengingatkanku tentang makan. Tapi siapa peduli, aku bahkan tak pernah membalas satu pesan pun darinya. Semua yang berasal darinya membuatku tidak nyaman. Apapun yang dia lakukan, tidak pernah benar dimataku.

Entahlah, sebenarnya ini bukan mauku. Tapi wanita itu benar-benar membuatku muak setiap kali aku melihatnya. Bahkan kami tidak pernah tidur satu ranjang semenjak awal pernikahan kami.

Setiap kali aku pulang, dia akan datang menyambutku dengan senyuman yang membuatku sama sekali tak terjerat olehnya. Aku akan langsung pergi masuk ke kamar tanpa menyapa ataupun mendengar apa yang dia ucapkan.

Kami hidup satu rumah, tapi seperti tak pernah ada kehidupan di dalamnya. Aku akan berada di kamarku, mengerjakan beberapa pekerjaanku yang belum selesai. Sedangkan Seulgi, yang bahkan aku sendiri tak tahu apapun tentangnya.

Dugaanku sederhana, mungkin wanita itu akan menonton Tv atau mengerjakan pekerjaan rumah. Atau melakukan hal yang sama denganku, berdiam diri di kamar kami masing-masing sambil melipat beberapa bajuku.

Bahkan tak jarang aku melihatnya yang tertidur di ruang tamu dengan Tv yang masih menyala. Walau, aku merasa risih dengannya tapi tetap saja aku tidak tega melihat wanita yang tertidur di ruang tamu. Aku akan memindahkannya dengan sangat pelan, aku tidak mau dia terbangun dan menganggapku sudah luluh olehnya.

Tidak, bahkan sampai sekarang hatiku masih belum terbuka untuknya. Mungkin dia sering bertanya, mengapa aku menikahinya? Mengapa aku setuju dengan semua perjodohan ini, sementara dia tahu bahwa aku tetap tidak menyukainya? Dan itu percuma.

Alasan yang paling tidak masuk akal dariku adalah aku muak dengannya, karena setiap hari orang tuaku terus berbicara tentangnya. Tentang Seulgi, Seulgi dan Seulgi. Membanggakan wanita itu di setiap kami sedang makan malam, atau bahkan disaat Ibuku sedang menelepon di waktu istirahat kantor. Mereka semua selalu membawa-bawa nama gadis itu. Mereka selalu mengira, jika aku telah mengenalnya maka aku juga akan menyukainya.

Tapi sama sekali tidak, mereka tidak tahu seberapa bencinya aku pada wanita itu.

Bagaimana mungkin aku menyukai wanita yang sudah menyebabkan adikku satu-satunya meninggal, dan bagaimana mungkin aku bisa menyukainya jika dia merusak hubunganku dengan cinta pertamaku.

Mungkin kalian menganggapku aneh dan jahat karena telah menyakiti perasaan Seulgi. Tapi kalian tidak tahu bagaimana sakitnya aku melihat wanita itu terus menjadi kesialan dalam kehidupanku.

Aku menyalahkannya. Sampai sekarang aku terus menyalahkannya atas tragedi sembilan tahun yang lalu. Tragedi yang menewaskan adikku, sementara wanita itu selamat dan pergi meninggalkan adikku sendirian disana.

Touch Your Heart ☑Where stories live. Discover now