ו Chapter 24 •×

2.6K 425 128
                                    

UNTUK NEW READERS/ ATAU READERS YANG SETIA DISINI! KALAU BACA/KOMEN KENAPA GAK SEKALIAN VOTE?!
PLEASE! TOLONG HARGAI AUTHOR!
KALIAN UDAH DIKASIH GRATIS MEMBACA, JADI TOLONG HARGAI KAMI!
TERIMA KASIH!

•×•×•

Sebisa mungkin Seulgi menahan rasa tak nyaman yang baru saja merenggut hatinya, terus berusaha menampilkan senyum terbaiknya pada Taehyung. Seulgi tidak menyalahkan Taehyung saat pria itu berkata bahwa Jimin sudah menanda tangani surat perceraian yang sudah Seulgi buat untuknya beberapa waktu lalu. Harus menyesal ataukah senang? Sungguh, Seulgi tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini.

Wanita itu mungkin merasakan kelegaan yang sudah ia nantikan, karena tidak ingin menjadi beban bagi pria yang amat ia cintai itu. Tapi disatu sisi, hatinya bagai tertohok ketika Jimin menyerah semudah itu. Dan apalagi yang Seulgi harapkan? Toh, bukankah ini keinginannya?

Tidak mau menemui Jimin dengan alasan dia takut, tidak mau mendengarkan Jimin karena Seulgi sudah pada keputusannya. Lalu sekarang? Kenapa Seulgi merasakan sakit yang luar biasa ketika Jimin menuruti segala inginnya? Apakah wanita itu menyesal karena telah melepaskan Jimin?

Tapi, Seulgi hanya mendiami sikapnya. Tidak menangis ataupun mengubah ekpresinya yang sejak tadi datar. Meskipun beberapa kali Seulgi sudah berusaha untuk tersenyum dihadapan Taehyung, walau pria itu tahu jika senyum tipis Seulgi tidak bisa menutupi kekecewaan wanita itu.

"Ayo." Ajak Taehyung menarik tangan Seulgi, karena wanita itu hanya diam melamun menatap gedung yang berada di hadapan mereka.

Seulgi tersadar dari lamunannya, lalu dengan cepat ia mengikuti kondisinya. Dimana ia harus bersikap lebih baik di hadapan Kim Taehyung.

Seulgi tidak mengerti saat Taehyung membawanya pada sebuah rumah abu atau columbarium. Sambil melirik lemari-lemari tempat penyimpanan guci yang berisi abu-abu jenazah yang telah dikremasi. Mereka terus menelusuri deretan lemari itu, sampai Seulgi tidak sadar jika Taehyung sejak tadi terus menggenggam tangannya. Menggandengnya dan membawanya pada sebuah lemari yang telah menjadi tujuan Taehyung sejak awal.

Keduanya berhenti, Seulgi memandang Taehyung dari samping. Terlihat wajah bahagia Taehyung saat melihat sebuah foto dan nama yang tertera disana beserta abunya. Senyum di bibir Taehyung mengembang kala ia mengusap kaca yang melapisi guci berisi abu di dalamnya.

"Annyeong?" Sapa Taehyung, meskipun pria itu tahu tidak ada gunanya berbicara pada abu jenazah. Namun cukup banyak orang yang melakukan hal serupa seperti Taehyung. Hal itu dia lakukan sebagai bentuk rasa rindunya pada mendiang.

Seulgi mengikuti arah pandang Taehyung, wanita itu mengernyitkan dahinya lalu membaca nama dan foto seorang wanita cantik disana. Bibir Seulgi tersenyum tipis, ia langsung mengerti siapa wanita di depan sana.

Mendiang istri Taehyung dan ibu dari Kim Seo Jun. Kim Jisoo.

"Apa kabarmu disana?" Lirih Taehyung yang masih belum mau melepaskan genggaman tangannya pada Seulgi.

Sedangkan Seulgi memandang sendu Taehyung yang seolah menanti jawaban dari mendiang. Tapi itu konyol, akan aneh jika orang yang sudah mati menjawab pertanyaan Taehyung.

"Kau lihat? Aku sudah bisa hidup tanpamu, aku lebih kuat sekarang, begitu juga dengan Jun." Lagi, katanya dengan lirih.

"Maaf, baru bisa mengunjungimu sekarang." Lanjut Taehyung.

Touch Your Heart ☑Where stories live. Discover now