ו Chapter 27 •×

3.4K 402 104
                                    

•×•×•

Irene

Sebenarnya hari ini aku sangat sibuk, tapi tiba-tiba Taehyung menghubungiku. Pria itu mengundangku pada sebuah acara reuni dengan teman kuliah kami dulu. Dia tidak memaksaku, namun terdengar seperti berharap. Aku hanya bilang padanya, jika aku masih mempertimbangkannya.

Dan Taehyung mengerti bagaimana posisiku sekarang, tidak mungkin pergi ke suatu tempat yang terbuka dan terlalu ramai orang. Bisa-bisa itu hanya akan mengundang paparazzi dan merumorkan berita yang tidak-tidak nantinya.

Manajer sebenarnya sudah melarangku, namun kurasa aku juga butuh hiburan tersendiri. Lagipula, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan teman-teman lama. Dan pada akhirnya aku nekat pergi sendirian. Karena Taehyung bilang, mereka memilih apartemen pria itu untuk di jadikan tempat reuni.

Aku tersenyum sendiri waktu Taehyung berkata bahwa dia akan memperkenalkanku pada Kim Seo Jun, sejujurnya aku sudah tidak bersabar dan ingin segera bertemu dengan anak itu. Aku jadi membayangkan, betapa miripnya Jun dengan mendiang Jisoo. Ah, aku jadi merindukan ibunya sekarang.

Aku memakai pakaian tertutup lengkap dengan masker dan bucker hat yang kuharap mampu melindungiku dari serangan paparazzi. Jujur, ini pertama kalinya aku melakukan hal seperti ini. Selama aku memasuki dunia artis, memang aku pernah terlibat skandal dengan beberapa aktor. Tapi semua berita itu tidaklah benar. Dan sekarang aku selalu menghindar dari para aktor yang mencoba untuk mendekatiku.

Namun bukan berarti aku tidak pernah menjalin suatu hubungan dengan seorang pria. Mungkin para penggemarku juga sudah tahu jika dulu aku pernah berpacaran dengan seorang dokter. Saat itu rumornya menyebar dengan cepat, meskipun telah cukup lama pria itu tidak berada disisiku.

Namanya Kim Seokjin.

Pria yang sudah berjuang dalam dunia kedokteran bersamaku dan juga Taehyung maupun Jisoo. Pria yang begitu bekerja keras agar mendapatkan pengakuan dari ayahnya.

Aku dan Seokjin sudah menjalin cinta sejak akhir SMA. Lalu hubungan kami berlanjut sampai ke jenjang perkualiahan. Tapi sejujurnya impianku tidak sejalan dengannya. Jika Seokjin bermimpi menjadi dokter bedah yang handal agar bisa mengalahkan ayahnya, berbeda denganku yang masuk ke fakultas kedokteran karena sebuah tuntutan ayahku.

Ayahku merasa bahwa impianku dalam dunia peran adalah sebuah omong kosong belaka. Dan benar, aku menjalani kuliahku dengan terpaksa. Sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk menentang ayahku. Bahkan aku sempat pergi dari rumah karena ayah menamparku.

Beruntung aku tidak sendiri, ada Seokjin yang menjadi penguatku. Pria itu mendukung penuh keputusanku, namun bukan berarti dia membenarkan keputusanku yang lari dari ayahku. Seokjin menyuruhku untuk pulang, tapi aku tidak berani dan malah menemui temanku yang pada saat itu sudah menjadi idol di suatu agensi ternama.

Seokjin sempat marah padaku dan hampir menyeretku untuk pulang ke rumah ayahku, kalau saja aku tidak menangis kencang waktu itu. Dan pada saat itu aku memberanikan diri untuk menemui ayahku, meminta izin dan maaf padanya. Sampai aku mengira bahwa ayahku akan tetap menolaknya, namun pada akhirnya beliau merelakannya. Mengikhlaskan keputusanku yang tidak sesuai dengan inginnya.

Tapi tidak semudah itu. Aku harus meninggalkan rumah dan tidak meminta bantuan apapun darinya jika aku mengalami kesulitan saat menjadi trainee nanti. Itulah resikonya jika aku menentang ayahku, namun ancaman itu tidak berarti untukku dan aku malah semakin tertantang untuk menjadi sukses.

Sampai pada akhirnya aku bisa memberi bukti pada ayahku. Meskipun begitu, beliau sama sekali belum mau berbicara denganku. Ketika aku mengunjunginya, beliau hanya diam dengan arah mata yang tidak mau memandangku. Jika ibu disini, maka beliaulah yang akan memarahi dan menenangkan ayah, kemudian memberiku sebuah pelukan hangat. Namun tidak ada yang bisa kuharapkan, karena ibuku telah tiada.

Touch Your Heart ☑Where stories live. Discover now