Chapter 1

4.5K 252 26
                                    

Perut yang membuncit menyerupai perut badut itu sedang di tekan-tekan sembari di pijat memutar oleh seorang dokter kandungan untuk memindahkan posisi bayi di dalam kandungan pasiennya agar memudahkan sang ibu saat persalinan nanti.

"Apa sakit sayang?" tanya sang suami yang cemas akan kandungan istrinya yang terlihat terus di koyak di bagian luar oleh sang dokter kandungan. Ia khawatir akan terjadi apa apa kepada sang jabang bayi juga istrinya.

Wajar saja ini adalah kehamilan pertama istrinya setelah mereka mengikat janji suci di altar. Setelah melewati 6 bulan pasca pernikahan, sang istri baru di nyatakan tengah mengandung. Memang tidak begitu cepat respon rahim istrinya karena memang setelah pelaksanan pernikahannya sang istri sedang tidak dalam masa subur. Maka dari itu respon yang di berikan sangat lambat untuk memberi kabar baik kepada mereka.

Dan sekarang usia kandungannya sudah menginjak usia 8 bulan. Jadi kekhawatiran yang ia tunjukan semata mata hanya karena tidak ingin terjadi hal hal yang tidak diinginkan.

Sang istri hanya menggeleng sebagai jawaban ketika mendapat pertanyaan dari suaminya yang disertai raut wajah yang mengkhawatirkannya.

"Tenang saja tuan ini tidak menyakitkan" jelas sang dokter wanita kepada suami pasiennya.

"Kau pikir aku bisa tenang ketika kau dengan santainya menekan nekan perut istriku ketika aku menyentuhnya saja dengan hati hati?" suami pasiennya ini terlalu berlebihan hingga menyembulkan otot ototnya.

"Kau saja yang terlalu berlebihan, Sehun. Justru ini akan membantu persalinan Luhan nanti" jelasnya ikut tersulut oleh emosi Sehun.

"Tapi kau tidak santai memijatnya, Wendy" Sehun masih belum terima atas pembelaan dokter wanita yang menjabat sebagai temannya sejak SHS ini yang juga menjabat sebagai dokter kandungan Luhan.

"Terserah kau, Sehun"

Tabiat Sehun memang tidak mau kalah dari siapapun dalam segi apapun tidak pernah hilang.

Luhan yang menyaksikan bagaimana kukuhnya Sehun yang mengkhawatirkannnya atas segala tindakan dokter yang menangani setiap perkembangan janinnya langsung menggenggam tangan suaminya yang menggantung "aku tidak apa apa. Dan ini tidak sakit" senyum lembut Luhan persembahkan untuk melunturkan kekhawatiran suaminya yang tidak mendasar.

"Wendy eonni melakukan tugasnya dengan baik, jadi tidak usah khawatir sayang" Luhan melanjutkan.

"Kalau kau merasa sakit bilang ya. Biar aku bisa tuntut dia" tunjuk Sehun tepat di depan muka Wendy.

"Tuntut saja jika kau bisa" sombongnya dengan mengibas ngibaskan rambutnya "lagi pula kau terlalu berlebihan" cibirnya kepada sikap posesif Sehun.

"Kau kuat bersamanya, Lu? Aku sih tidak!" Lanjut Wendy mendelik Sehun.

Luhan hanya tersenyum menanggapi. Luhan bukan orang yang banyak bicara seperti wanita kebanyakan. Bisa di bilang Luhan termasuk orang yang cuek. Tapi sikap cueknya tertutupi oleh bibirnya yang selalu tersenyum kepada siapapun. Itu semacam bentuk sapaan menurut Luhan jika ia bertemu orang lain.

Justru Sehun lah yang selalu banyak bicara. Mungkin karena sifatnya yang tidak mau kalah dan mengalah membuat bibirnya tidak mau berhenti untuk melawan hingga lawannya bungkam.

"Aku tidak membantu banyak, Lu. Karena pemindahan posisi tanpa USG terlebih dahulu akan memiliki resiko ketuban pecah. Di usia kandunganmu yang sudah mendekati persalinan aku sarankan rajin rajinlah berenang atau berjalan kaki di pagi hari. Itu akan membantu untuk mengubah posisi bayi menjadi normal ketika persalinan nanti" jelas Wendy panjang lebar kepada Luhan.

"Dan karena waktunya tinggal 1 bulan lagi kau di haruskan rutin periksa setiap 2 minggu sekali" lanjutnya menambahkan.

"Baik eonni" jawab Luhan singkat tentu dengan sebuah senyuman sembari membetulkan baju bagian bawahnya yang tadi sempat di naikan ke atas oleh Wendy untuk memeriksa perutnya dan berusaha kembali duduk dengan dibantu oleh Sehun dan menuntutnya ke tempat duduk konseling.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Where stories live. Discover now