Chapter 28

1.1K 151 35
                                    

Jan lupa vote dan coment 💞

°
°
°

"Luhanie~"

Luhan turun tergesa setelah mendengar teriakan suaminya yang menggelegar memanggil namanya.

"Hati-hati sayang. Nanti jatuh kalau berlari menuruni tangga seperti itu" cemas Sehun memperingati.

"Ziyu tidak bisa lagi menunggu, suaranya bisa serak kalau terus-terusan menangis, Hunie~"

"Siapa yang membuatnya lama menunggu?" Sehun bertanya mencibir sang istri yang mencemaskan anaknya.

Luhan tidak menjawab, ia menarik tangan Sehun menuju ke mobil untuk segera menancapkan gasnya full "Tidak usah banyak bicara. Ayo!"

Sehun menggeleng di belakang istrinya, kenapa jadi seolah ialah yang salah disini. Padahal sejak tadi ia sudah siap untuk berangkat.

Setelah memasuki mobil, Luhan memasang safety belt nya. Begitupun dengan Sehun.

Tanpa menunggu lama Sehun segera menekan pedal gas, ia pun sama tidak teganya dengan Luhan kalau melihat Ziyu sudah menangis yang tidak bisa di berhentikan.

"Luhanie, siang ini kita makan di luar saja ya. Setelah menjemput anak-anak" ujar Sehun disela fokusnya mengemudi.

"Terserah kau. Aku ikut saja" Luhan berbicara tanpa menoleh. Ia sedang sibuk dengan ponsel di tangannya.

Sehun dibuat mendengus setelah gagal mengambil atensi istrinya untuk menatapnya, tapi seketika Sehun tersenyum setelah melihat ponsel yang ada di tangan istrinya "Tidak akan ada sesuatu yang kau temukan disana, sayang"

"Huh?"

"Aku tidak ada main mata dengan wanita lain di belakangmu" jujur Sehun setelah tahu tujuan dari Luhan yang memainkan ponselnya.

"Apa maksudmu? Aku hanya sedang melihat poto si kembar yang kau ambil" Luhan menjawab dengan nada gugup.

Apakah ia terlalu kentara melakukannya?

Sehun meraih satu tangan Luhan "Ini karena kejadian kemarin kan?" Bertanya hati-hati takut menyinggung perasaan istrinya.

Luhan menoleh dengan bibir bawah yang di gigit cemas "Maafkan aku kalau aku terlihat tidak percaya padamu"

"Tidak sayang, tidak apa-apa. Justru aku yang harus meminta maaf karena terkesan seperti mengulur waktu"

Kepalanya menunduk "Jadi, kenapa kau mengabaikan pesan dan panggilanku?" Cicit Luhan pelan tapi masih bisa di dengar oleh Sehun.

Wajahnya Luhan angkat dan menolehkannya untuk menatap suaminya, menuntut jawaban dari pertanyaannya.

"Aku sengaja melakukannya"

Mata Luhan membola sempurna setelah mendengar pengakuan suaminya. Ia tidak langsung menanggapi, hanya sibuk menatap suaminya yang masih memberi pokus ke jalanan.

"Sengaja? Kau sengaja mengabaikan pesan dan panggilanku?" Matanya seketika berkaca-kaca mendengar pengakuan suaminya.

Sebelumnya Sehun tidak melihat Luhan ketika ia menjawab. Tapi atensinya teralihkan kepada sang istri setelah mendengar suara yang bergetar dari istrinya.

"Luhanie" raut wajah Sehun khawatir setelah melihat air yang kini sudah menggenang di mata istrinya.

Sebelum ia kembali bersuara, Sehun hendak menepikan mobilnya, ia rasa ia tidak akan bisa fokus mengemudi kalau melihat keadaan Luhan yang menatapnya kecewa.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora