Chapter 43

639 114 19
                                    

Udaranya dingin tapi Sehun tak takut akan menjadi lebih pucat kulitnya hanya dengan menggunakan boxer saja setelah keluar dari kamar mandi. Ia mendekat ke meja rias Luhan dan mengambil hair dryer yang Luhan simpan di salah satu laci meja rias nya.

Mengeringkan rambut dengan menghadap cermin sambil mengusak rambutnya sendiri supaya keringnya merata dan lebih cepat.

Dengan hanya menggunakan boxer dan bagian atas badannya tanpa sehelai benang pun. Cermin itu menampilkan pantulan dari tubuhnya yang proposional dengan perut berototnya.

Kedua tangannya sibuk dan suara berisik yang di hasilkan dari hair dryer membuat satu lenguhan keluar tanpa di sadari Sehun, karena ia hanya terus fokus pada pantulan dirinya di cermin.

Luhan membuka mata setelah menggeliatkan tubuhnya, udara diri terasa di bagian atas badannya yang terbuka. Menarik selimut yang semula menutupi setengah badannya yang kini sudah menutupi sampai lehernya.

Ia menatap Sehun yang sudah begitu segar, terus menatap tanpa ada teguran untuk menyadarkan suaminya karena akan percuma ketika suara yang di hasilkan hair dryer akan meredam suaranya.

Menengok sisi kirinya untuk melihat anak-anaknya yang sekarang selalu tidur bersamanya dan juga suaminya. Tapi ia tidak mendapati mereka disana, ia kembali melihat suaminya yang mematikan hair dryer dan meletakannya sembarang di atas meja rias.

Akhirnya Luhan bisa menegur suaminya berkat hair dryer yang telah di matikan "Tumben sudah mandi Sehunie?"

Sehun berbalik sedikit merasa terkejut karena tiba-tiba ada suara istrinya yang ia ketahui tadi masih tidur "Ada rapat sayang" ujarnya memberitahu, tapi pergerakannya mendekat ke sisi Luhan. Membaringkan tubuhnya di sisi Luhan dan menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut yang di gunakan Luhan.

"Kenapa malah berbaring? Bukannya ada rapat?" Luhan bergeser memberi ruang nyaman untuk suaminya berbaring, lalu tiba-tiba Sehun memeluknya erat "Dingin sayang"

"Kalau dingin kenapa tidak memakai baju?" Ujar nya membalas pelukan suaminya.

Sehun hanya tersenyum mendapat pertanyaan dari istrinya.

"Anak-anak kau taruh di mana?" Bertanya lagi dengan mengangkat topik lain.

"Kau bertanya seolah mereka barang, sayang" matanya tidak lepas dari senyuman yang di tampilkan tiba-tiba oleh Luhan setelah mendapat teguran darinya "mereka aku pindahkan ke ranjang mereka" dagunya terangkat menunjuk.

Luhan hanya mengangguk, terkadang ia juga melakukan hal yang sama seperti Sehun kalau dirasa ia hanya ingin tidur berdua saja sambil berpelukan dengan suaminya.

"Kau tidak memperkosaku kan?" Gerakannya awas dengan mengeratkan pegangan di baju bagian atasnya yang ia sadari setelah bangun tidur terbuka.

Sehun memperhatikan gerak-geriknya kemudian tersenyum geli "Tidak. Hanya mengisi ulang amunisi" di akhiri dengan cengiran yang menampilkan deretan gigi rapihnya.

Luhan melunak, kembali memeluk suaminya yang sudah segar dan kulitnya yang terasa dingin "Mau aku siapkan sarapan apa? Mumpung anak-anak masih tidur" tawarnya demi melayani perut kosong suaminya di pagi hari setelah membersihkan diri.

"Kalau mau kamu, boleh tidak?" Meminta hal lain yang ia inginkan.

"Bukannya ada rapat?" Dahinya mengerut mendapatkan permintaan suaminya.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang