Chapter 15

1.2K 168 22
                                    

Jan lupa vote dan comment 💞

°
°
°

Hatinya terasa lega setelah kedua anaknya sudah tidur terlelap. Tapi tugasnya masih belum selesai. Masih ada bayi besar yang sedang merajuk karena tidak mendapatkan perhatian darinya.

Sebelum ia memulai untuk membujuk suaminya yang masih setia tidur menyamping membelakanginya. Entah tidur sungguhan atau pura-pura tidur. Yang jelas ia harus menyegarkan dulu wajahnya yang sangat lelah agar rasa kantuk tidak cepat menghampirinya.

Jujur Luhan sangat lelah. Memang akhir-akhir ini kedua anaknya tidak mau berjauhan dengannya. Apalagi ketika malam menjelang. Seperti keduanya tidak mau kalah dalam memenangkan perhatiannya.

Jika ia harus menjadi Ibu yang baik untuk anak-anaknya, bukankah ia juga harus menjadi istri yang baik untuk suaminya?

Luhan tidak akan menghakimi Sehun karena sikap pencemburunya, bahkan kepada anak-anaknya. Karena ia tahu Sehun pun begitu lelah karena pekerjaannya.

Yang Luhan tahu sebelum mereka memiliki Yujie dan Ziyu, Sehun tidak pernah mau kalah dari siapapun. Apalagi menyangkut dirinya.

Tapi setelah ada Yujie dan Ziyu. Yang Luhan sadari sedikit demi sedikit sifat itu hilang, dan tergantikan oleh sikap cemburunya yang diam tanpa memprotes, hanya mengutarakan keinginannya tanpa menuntut.

Sebenarnya ia merasa kehilangan Sehun yang posesif terhadapnya. Tapi mungkin Sehun juga berpikir kalau sekarang dirinya sudah menjadi seorang Ayah yang tidak bisa mengutamakan egonya.

Luhan naik ke atas kasur setelah selesai mencuci wajahnya. Ia merangkak untuk bisa meraih Sehun. Ikut berbaring menyamping di belakang suaminya dan melingkarkan tangan rantingnya di pinggang suaminya.

Kemudian ia mengecupi leher Sehun dan berbisik di telinga suaminya "Ini tidur sungguhan atau hanya pura-pura tidur?" Ucapnya cekikikan lalu meniup-niup telinga suaminya.

"Bagaimana seharian ini di kantor? Apa ada sesuatu yang terjadi? Maaf tidak menghubungimu. Hari ini si kembar benar-benar rewel sayang" adu Luhan tentang aktivitasnya seharian ini bersama si kembar.

Jika si kembar sedang dalam mode tenang. Luhan selalu mengirimi Sehun pesan, hanya untuk memberitahu kegiatan sehari harinya bersama si kembar.

Bukan Luhan yang menginginkannya, tapi Sehun yang menyuruhnya agar aku juga bisa tahu tumbuh kembang anak-anakku, itu yang Sehun katakan.

Perintah Sehun yang sudah menjadi kebiasaan untuknya mampu membuatnya merasa bersalah jika tidak melakukannya. Itulah kenapa malam ini Sehun begitu merajuk dan dengan Luhan yang berusaha membujuk.

Pertanyaan sekaligus aduannya kepada sang suami ternyata tidak ada respon. Sehingga membuat Luhan tersenyum getir "Kau pasti lelah, ya? Tidak apa-apa. Tidurlah yang nyenyak sayang. Aku mencintaimu" ucapnya kemudian mencium pipi suaminya.

Luhan tetap memeluk suaminya dari belakang. Ia tidak akan melepaskan. Untuk sekarang hanya ini usahanya agar suaminya tidak marah berkepanjangan. Meski ia tidak tahu Sehun benar-benar tidur atau hanya berpura-pura.

※ ※ ※

Sudah beberapa menit berlalu, tapi rasa kantuk tidak kunjung menghampirinya. Sedari tadi ia hanya sibuk melamun di belakang Sehun sambil memandangi punggung lebar Sehun.

Dan sepertinya suaminya benar-benar sudah tidur, kalau di lihat dari tidak adanya pergerakan, meski Luhan sudah sengaja mengganggu dengan terus menciumi punggung suaminya yang hanya di balut kaos tipis dan tangan yang sengaja ia masukan ke dalam untuk menelusuri perut sixpack dan dada bidang suaminya.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Where stories live. Discover now