Chapter 20

1.3K 153 25
                                    

Jan lupa Vote dan Comment 😋

°
°
°

Tampak terlihat wajah berseri nan cerah yang Luhan pertontonkan. Garis bibirnya tertarik ke atas sejak tadi dengan ponsel di tangannya dan dengan ke dua bocah menggemaskan miliknya di depannya.

Luhan yang berjongjok di sisi ranjang dan si kembar yang terlihat sedang tengkurap di depannya dengan pakaian mereka yang selalu Luhan buat sama.

Drrrt~ Drrrt~

Sepertinya ia berhasil membuat seseorang di sebrang sana untuk cepat menghubunginya. Hanya dengan satu gambar yang berani Luhan bertaruh akan menjadi wallpaper ponsel si penerima.

Tanpa menunggu waktu lama, Luhan segera menggeser tombol hijau untuk mengangkatnya.

"Kau sibuk?"

"Eoh. Aku sangat sibuk" jawab ketus seseorang di sebrang telepon.

Luhan terkikik mendengar nada kesal yang ia rindukan. Berhasil dengan rencananya. Luhan kembali menetralkan nada suara dan wajahnya.

"Baiklah. Aku tutup" jawab Luhan di buat acuh.

"Tunggu. Yak! Oh Luhan! Apakah begitu caramu memperlakukan suamimu?" Terdengar nada tinggi yang tidak memurungkan seorang Luhan. Justru ia di buat semakin terkikik dengan teriakan suaminya.

"Begitu bagaimana?" tanyanya acuh.

"Tunggu! Jangan berjauhan dengan ponselmu. Aku akan beralih ke face time. Aku sangsi sekarang kau sedang senang karena berhasil membuyarkan semua fokusku" perintah Sehun di sertai tebakannya.

Tanpa perlu menunggu jawaban sang istri. Sehun menghubungi Luhan lagi melalui face time. Beruntung hari ini tidak terlalu banyak tumpukan kertas di meja kerjanya. Dan tidak ada ketukan pintu dari seseorang yang membuat komunikasi mereka tidak lancar. Sehun mensyukuri kedua hal itu dan sepertinya ia harus menandai tanggal hari ini di kalender kerjanya.

"Kenapa hanya dinding putih yang kau tampilkan. Dimana kau? Luhan! Oh Luhan!"

"Aku ada di sini. Tunggu sebentar" Luhan menjawab tetapi tidak di sertai dengan wajah cantik dirinya.

"Kau sedang apa sampai berani membiarkan suamimu berbicara kepada dinding bisu itu"

"LUHAN! OH LUHAN!" Lanjut Sehun berteriak karena kesal.

"Sekali lagi kau berteriak, aku tidak akan mau menunjukan wajahku sampai kau pulang" masih dengan tampilan yang sama yang Sehun lihat, tapi kali ini suara yang terdengar adalah sebuah ancaman yang justru tidak membuatnya gentar sekalipun.

"Siapa juga yang ingin melihatmu. Aku ingin melihat si kembar asal kau tahu"

"Oke baiklah kalau begitu"

Tutt~

Mematikan sepihak panggilan yang baru saja berlangsung bahkan sebelum melihat wajah cantik istrinya.

Sehun kembali menghubungi Luhan. Tidak peduli dengan keadaan emosi istrinya. Salah siapa sudah membuyarkan fokus kerjanya padahal sedang mendekati jam-jam terakhir keberadaan nya di Busan setelah hampir satu minggu lamanya tidak bertemu dengan keluarganya.

Drrrt~ Drrrt~

Meski tadi dimatikan sepihak olehnya. Tetapi panggilan Sehun tetap ia jawab cepat. Dan masih di hadiahi dengan dinding putih yang kali ini membuat Sehun geram.

"LUHAAAA---"

Sebelum teriakan Sehun sampai pada akhir kata. Luhan sudah mengarahkan kamera ponselnya ke arah si kembar yang keduanya sedang tengkurap dengan baju yang sama dan berhasil membuat Sehun memelankan nada suaranya dan mengatup mulutnya yang langsung berubah menjadi sebuah senyuman. Luhan melihat itu dengan perasaan senang.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Where stories live. Discover now