Chapter 8

1.3K 150 18
                                    

Seperti yang mereka duga. Jesper tidak meminta ijin kepada orangtuanya. Jesper bahkan menyuruh Sehun untuk diam diam keluar dari rumah agar tak di ketahui oleh Papi dan Mami nya.

Setelah mengantar Sehun dan Jesper ke mobil, Luhan kembali masuk kedalam rumah. Selama berjalan menuju mobil Jesper yang ada di gendongan Sehun terus saja bertanya memastikan. Menanyakan kebenaran tentang dirinya yang akan menaiki motor bersama Sehun setelah pulang dari kantor nanti.

Seingin itukah Jesper menaiki motor?

Luhan jadi meragukan kedekatan Baekhyun dan Jesper. Juga meragukan terciptanya interaksi hangat di antara mereka.

Apa harus Luhan membiarkan Jesper tinggal bersamanya dan ia adopsi untuk jadi anaknya?

Luhan terkikik dengan pemikiran konyolnya. Luhan yakin kalau Baekhyun tidak cuek seperti Chanyeol kepada Jesper. Kebersamaan mereka bukan hal yang mudah untuk di lerai apalagi hubungan sedarah antara Ibu dan anak.

Hanya saja keinginan Chanyeol, membuat Baekhyun sedikit kurang memperhatikan Jesper. Di tambah dirinya yang selalu meminta Jesper untuk berkunjung ke rumahnya seperti memberi jackpot kepada Chanyeol untuk lebih memiliki quality time bersama Baekhyun.

Berjalan sambil terus memikirkan tumbuh kembang Jesper yang seperti kurang perhatian membuatnya prihatin. Bocah menggemaskan seperti itu apa patut untuk di abaikan? Luhan rasa tidak. Jesper hanya anak kecil yang sangat membutuhkan kasih sayang lebih dan perhatian sekecil apapun atas tindakan yang di lakukannya.

Berhenti sejenak untuk melihat Chanyeol dan Baekhyun yang masih terduduk di kursi pantry dapur. Melihat mereka bersenda gurau seperti menikmati waktu berdua mereka. Tidak tahukah mereka ada anaknya yang lebih membutuhkan kehadiran mereka? Seegois itu kah mereka sampai melupakan anaknya?

Luhan melanjutkan langkahnya susah payah karena perut besarnya. Luhan rasa perutnya tidak seperti kebanyakan orang hamil. Perutnya begitu terlihat bulat besar, apa karena tubuh kecilnya hingga perutnya begitu nampak terlihat sangat besar?

Tapi seketika ia memutar arah tubuhnya. Memutar haluan merubah tujuan langkahnya. Ia rasa harus membicarakan tentang Jesper kepada kedua orangtuanya. Ini tidak bisa di biarkan. Bagaimanapun tumbuh kembang Jesper harus di lewati dan dibersamai kehadiran orangtuanya.

Meski susah payah Luhan berjalan sambil memegangi perutnya, tapi tetap ia lakukan.

Setelah dirasa sudah cukup dekat, Luhan berhenti sejenak. Jarak sedekat itu biasanya tidak akan membuatnya begitu lelah. Tapi ini bahkan belum sampaipun Luhan sudah susah mengatur napasnya.

"YAK!" Luhan berteriak kesal ketika tidak ada seorangpun yang menyadari keberadaan dirinya yang kesusahan berjalan. Ia berteriak kesal kepada Chanyeol dan Baekhyun yang menjadikan pantry dapurnya tempat mereka menciptakan romantic drama.

Keduanya terlojak kaget mendengar teriak Luhan. Baekhyun terkekeh ketika melihat Luhan yang sedang mengatur napasnya dan Baekhyun dibuat segera mendekat dirasa ia melihat ada asap mengepul di atas kepalanya.

"Kenapa aku yang harus menghampiri kalian?!" Tanyanya masih dengan nada tidak bersahabat.

"Memangnya ada apa sih, Lu?" Tanya Baekhyun menuntut Luhan untuk duduk di kursi pantry dapur.

Tapi Luhan menahan langkahnya hingga membuat Baekhyun mengernyitkan dahi "Jangan disini. Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian. Kita di sofa ruang televisi saja" begitu serius Luhan berbicara menatap Baekhyun dan Chanyeol bergantian.

"Apa karena ini kau menyuruh kami kesini dengan modus ingin bertemu Jesper?" Baekhyun bertanya sambil memapah Luhan menuju sofa yang diinginkannya dan di ikuti oleh Chanyeol di belakangnya.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang