Chapter 32

843 146 96
                                    

Jan lupa vote dan comment 💞

°
°
°

"Nomor yang kau berikan padaku terdeteksi di salah satu apartement di Distrik Mapo. Untuk lebih detailnya aku sudah mengirimkannya lewat surelmu"

"Baiklah. Terimakasih sudah membantuku, Kasper. Aku mohon jangan beritahu Sehun kalau aku meminta bantuanmu. Biarkan aku menyelesaikannya terlebih dahulu" pintanya kepada sang lawan bicaranya di telepon.

Kasper. Itulah nama yang Sehun perkenalkan kepadanya sebagai pengawal pribadinya. Ketika sebelumnya Kasper menjabat sebagai pengawal pribadi suaminya.

Kinerja Kasper yang ia suguhkan sangat memukau hingga membuat Sehun mempercayakan Luhan padanya ketika ia tidak sedang bersama sang istri.

Lamanya Kasper bekerja untuk Sehun membuatnya sedikit demi sedikit mengenal Luhan sebagai istri dari sang Bos. Dan membuatnya tidak begitu canggung ketika ia di pindah tugaskan untuk menjaga Luhan.

Dan beginilah mereka sekarang, berlaku seperti teman ketika jam kerjanya sudah selesai.

"Apa kalian sedang ada masalah? Aku tidak mau ikut terjerat ke dalam masalah kalian"

"Aku pastikan kau akan aman asal kau mau bekerja sama denganku"

"Aku tidak akan memberitahu Sehun tentang ini"

"Terimakasih, Kasper"

Setelah sambungan telepon terputus, Luhan bergegas mengambil laptopnya, dan duduk di sofa yang sudah tersedia meja kaca di depannya. Sebelum itu ia melihat jam pada ponselnya, sekarang sudah menunjukan pukul 01.25 dini hari.

Biarlah, ia tidak peduli pukul berapa ia akan tidur. Rasa penasarannya tidak bisa di tunda lebih lama lagi. Jugapun ia tidak bisa berlama-lama ada dalam situasi rumit seperti sekarang ini bersama suaminya.

Menilik satu persatu informasi yang terpangpang di layar laptopnya. Informasi yang di cari Kasper sangat mendetail menurutnya sampai menunjukan berapa kali Sehun mengunjungi apartement itu.

Buktinya terlalu kuat untuk tidak menangis dan berspekulasi yang lebih buruk. Ini sangat jelas berapa sering Sehun berkunjung kesana. Bahkan pada jam makan siang sekalipun Sehun menyempatkan waktu untuk mengunjunginya.

Tubuhnya lesu, tatapannya tiba-tiba memburam karena air mata yang sudah menganak sungai kemudian ia menyembunyikan wajahnya pada telapak tangannya.

Luhan menangis disana, kecewa dan frustasi.

Dalam tangisnya ia bertanya pada malam sunyi yang menemani isak tangisnya.

"Apa yang harus aku lakukan Sehun?"

Isakannya terdengar begitu menyakitkan. Sarat bahwa ia bimbang, keputusan apa yang harus ia ambil.

Pergi dengan egois karena sebuah kesakitan hatian atas sebuah penghianatan atau berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan bertahan untuk anak-anaknya?

Meremas rambutnya kasar guna menyalurkan rasa sakit dan sebuah kekecewaan yang ia rasakan.

Bagaimana mungkin bisa sampai seperti ini?

"Aaakhh..." teriakannya tertahan. Ia tidak bisa mengeluarkan semuanya karena kini ia masih berada di kamar bersama anak-anaknya yang terlelap damai.

Ia ingin berteriak sangat kencang untuk menghilangkan sesuatu yang begitu menyesakan hatinya, tapi ia tidak bisa. Dan berakhir ia kembali menangis dan meringkuk di sofa panjang yang sedang ia duduki.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang