Chapter 7

1.4K 155 25
                                    

Setelah mendapatkan pencerahan dari Ibunya. Setidaknya Sehun bisa menimang terlebih dahulu keputusannya. Memikirkan kembali bahwa dirinya tidak mau menanam kekecewaan di hati istrinya untuk dirinya.

Sehun mengambil langkah terbilang santai mendekati istrinya yang tengah duduk di sofa ruang televisi menemani si tampan Jesper yang sedang bermain.

"Ayaaaaah~"

Ternyata eksistensinya diketahui terlebih dahulu oleh Jesper. Sedangkan Luhan? ia langsung menengokkan kepalanya ke belakang guna mencari tahu keberadaan seseorang yang dimaksud Jesper dalam teriakannya.

Luhan mengernyitkan dahinya menilik penampilan Sehun yang kelewat santai mengingat suaminya akan pergi.

"Tidak jadi pergi?" Tanya Luhan dengan mengembalikan posisi kepalanya ke semula. Bertanya tanpa menatap suaminya.

"Jadi. Tapi tidak hari ini"

Luhan segera menggerakkan kepalanya kembali ke belakang "Kenapa?" Tanyanya terlihat senang.

"Kau senang?"

"Jangan menjawab pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan. Itu menjengkelkan, sungguh! Tanpa bertanya pun kurasa kau sudah mengetahuinya" jawab Luhan mengedikan bahu atas kalimat terakhirnya.

"Aku menyuruh Ten mengurusnya terlebih dahulu" ucap Sehun memberitahu Luhan yang sepertinya tidak membutuhkan alasan kenapa dirinya tidak jadi pergi.

"Harusnya kau lakukan sejak kemarin demi membuat istrimu senang dan tidak membuatnya bersusah payah memikirkan banyak cara menahanmu"

Kini Sehun sudah duduk disamping Luhan. Menyandarkan kepala Luhan ke dada bidangnya.

Sehun terkekeh dengan jawaban istrinya yang seperti sedang memprotes keputusannya yang tiba tiba dan jelas membuat istrinya senang. Seperti usahanya sia-sia jika pada akhirnya Sehun akan mengalah juga dengan sendirinya.

Sehun mencium sayang kepala Luhan "Maaf ya membuatmu berpikir keras menahanku"

Luhan hanya menjawab dengan mencebikan bibirnya dan bahu yang diangkat santai.

"Ayaaaahh~"

"Astaga anak ini, tidak bisakah menahan panggilan itu sampai anakku lahir" Sehun dibuat gemas dengan tingkah Jesper yang tidak pernah mau merubah bagaimana ia memanggilnya.

Luhan terkekeh mendengar gerutuan suaminya. Ia tahu suaminya tidak serius, ia tahu kalau suaminya hanya ingin menggoda anak dari sahabatnya itu.

"Apa? Apa? Apa?" Jawab Sehun cepat dengan menatap Jesper.

Jesper langsung bergerak merangkak dari duduknya untuk meraih kaki Sehun dan menaiki tungkai panjang Sehun setelahnya duduk di pangkuan Sehun.

"Lu sebenarnya orangtua anak ini siapa, sih?" Protes Sehun melihat Jesper yang selalu menempeli mereka ketika mereka sedang berdekatan. Tapi tetap saja Sehun menahan bocah tampan itu dengan tangannya agar tidak jatuh.

Mereka seperti sebuah keluarga bahagia, dimana di samping sang suami ada istrinya yang sedang bersandar didadanya dengan perut besarnya dan di pangkuannya ada bocah berumur tiga tahun yang terus menempelinya.

Berbeda dengan dua orang dewasa yang sudah duduk ditemani Ibunya di kursi pantry dapur sejak mereka datang tadi bersama Jesper. Seperti acuh dengan apa yang anaknya lakukan.

Mereka akan merasa senang kalau Luhan menyuruh mereka untuk membawa Jesper ke rumah megahnya.

"Terimakasih sudah memberiku waktu untuk bisa berduaan dengan istriku, sering-seringlah Lu menyuruh Jesper mengunjungimu" itu yang Chanyeol katakan kepada Luhan dan Sehun.

Dedikasi Cinta (Hunhan GS) ✔Where stories live. Discover now