二十

6.3K 960 107
                                    

Baku Hantam (2)


Warn! Banyak kata kasar, jangan ditiru.

Kamis yang sama, 02.03 pm

"Pelan pelan anjir!"

"Diem!" Chan kicep diteriakin Yohan yang lagi ngobatin dia. Yang biasa jaga di unit kesehatan udah pulang, makanya jadi Yohan yang ngobatin.

Sedangkan Hangyul lagi ngadep ke cermin kecil yang ada di unit kesehatan, berusaha ngobatin lukanya sendiri, yang untungnya cuma lebam di pipi dekat pelipisnya.

"Obatin tuh luka lo!" Chan yang lagi baring di ranjang unit kesehatan, negur temennya yang luka juga.

"Ini mah bukan apa-apa, ntar juga hilang, gampang obatin ini," Yohan nyaut.

Hangyul ngelirik mereka lewat cermin, "Yang harus lu khawatirin tuh diri lu sendiri, udah ngaca belum keadaan lu kek gimana?"

"Coba buka baju-nya Han, yakin gue lebam perutnya, belum lagi dalemnya." lanjut Hangyul.

Dan bener aja pas Yohan nyingkap baju Chan, dia ngeliat lebam cukup besar di perutnya Chan, Yohan makin emosi ngeliat itu, khawatir parah sama Chan, luarnya aja gini, belum organ dalamnya yang gak bisa Yohan periksa.

Hangyul balik badan, ngadep ke Yohan sama Chan, "Kating anjing emang!" ucap Hangyul penuh emosi setelah liat lukanya Chan. Terus dia turunin lagi baju Chan yang tadi disingkap Yohan.

"Udahlah-" Chan berusaha bangun, mau duduk tapi ditahan sama Yohan.

"Diem! Gak usah banyak gerak lo!" Yohan melototin Chan sekalian nahan tangannya, bikin Chan yang lagi jelek kondisinya, gak bisa ngebantah sahabatnya.

Hangyul ngerogoh ponsel di saku celananya, ngetik pesan bentar terus baru aja dia mau nyimpen ponselnya, udah bunyi duluan tanda orang telpon.

"Ke sini buru!"

"....."

"Charles- nanti aja ceritanya! Buruan!"

"....."

"Sip!"

Terus panggilan diputus, Hangyul nyimpen ponsel ke saku celananya lagi.

"Lo ngasi tau anak-anak ya?" Chan nanya.

Hangyul ngangguk, "Mereka harus tau ini."

Chan ngangguk paham, "Oke gapapa, asal abang-abang gue gak tau aja."

"Telat. Gue baru aja chat bang Stevan," Yohan nyaut sambil letakkin ponselnya ke atas nakas di sebelah ranjang Chan.

Chan melotot, "JIR?!" lupa dia sama Yohan yang punya kontak Seokmin.

"Mereka pantes tau keadaan lo, Lie. Dan lo gak pantes dikeroyok sama geng cupu tadi," bales Yohan santai.

Chan nutup matanya frustasi, "Duh bakal berabe urusannya mah."

"Kan bang Stevan doang?" Hangyul bingung.

Chan ngehela napas, "Bang Stevan pasti ember ke abang gue yang lain, apalagi kalau udah nyangkut gue, mana bisa dia nutup mulut."

Ngedenger jawaban Chan, Yohan malah senyum, "Bagus! Jadi gak cuma tujuh sekawan yang bakal ngabisin empat orang brengsek tadi, tapi keluarga Widiantara juga."

Hangyul ikutan senyum miring, "Karena gua tadi udah nonjok, ntar bagian nonton aja lah gua. Tontonan seru ini."

"Gue juga nonton aja deh, biarpun tadi belum puas, biar Derren aja lah yang ngabisin," Yohan yang tadinya duduk di kursi sebelah ranjang Chan, jadi pindah ke ranjang sebelah Chan, mau rebahan dia, capek habis ngeluarin tenaga tadi. Sedangkan Hangyul yang tadi berdiri, jadi duduk di kursi yang tadinya ditempatin sama Yohan itu.

WIDIANTARA | SVTWhere stories live. Discover now