Playlist : Only Then - Roy Kim.
Tiga Tahun Berlalu....
Aleeta melemparkan pandangannya ke jendela, menatap lampu-lampu jalan yang bersinar dimalam hari dan beberapa mobil yang berlalu melawan arah dari bis kota yang dia tumpangi. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam saat dia keluar dari kantor-yang mana membuatnya harus buru-buru ke halte bis agar tidak ketinggalan bis terakhir.
Sudah seminggu Aleeta merasa tidak bersemangat, dia kehilangan motivasi untuk bekerja. Wanita itu merasa murung, seolah kehilangan jati diri dan mati rasa. Tiga tahun bekerja Aleeta selalu bersemangat hingga membuat rekan kerjanya heran sebab meskipun tingkah lakunya aktif, dia tidak pernah mengeluh kelelahan.
Aleeta tidak pernah mengajukan cuti apapun-membuatnya menjadi nominasi karyawan terbaik. Bagaimana tidak? Wanita itu sering lembur, dia bahkan enggan pulang kerumah pada saat libur hari raya. Ketika sebagian besar teman-temannya pulang kerumah orang tuanya, Aleeta memilih diam di flat untuk sekedar bersantai membaca buku atau mengunjungi makam Revan dan menghabiskan sebagian harinya disana.
Selama itu juga dia hanya mengandalkan panggilan suara, panggilan video dan pesan teks untuk menghubungi Kun. Aleeta tidak selalu bertanya kapan laki-laki itu kembali setiap kali berhubungan, wanita itu juga tidak membahas masa lalu dan hanya berfokus menanyakan kabar suaminya yang menetap di Shanghai. Aleeta rindu, sangat rindu tapi dia sudah berjanji akan memberi Kun waktu.
Malam ini tidak berbeda dari malam kemarin dimana Aleeta duduk dalam bis, bersandar pada jendela sambil menatap layar ponselnya yang mati, tidak menunjukkan tanda-tanda pesan masuk. Moodnya makin buruk saat tak melihat notifikasi pesan masuk dari orang yang dia harapkan tak kunjung berganti sebab biasanya jam segini dia punya teman mengobrol yang menyenangkan.
Sibuk kali ya anaknya. Pikir Aleeta dalam diam.
Hatinya berdegup setiap kali layar ponselnya menyala, ia menanti pesan dari seseorang dengan cemas. Lucu. Kebiasaan barunya ini membuat Aleeta merasa seperti kembali ke masa SMA. Perasaannya gugup, senyumnya merekah ketika membaca atau membalas pesan, dan perutnya mules nggak karuan. Setiap kali notifikasi balasan pesan muncul, rasanya dia ingin menjerit kegirangan.
Drrt..Drrt..
Notifikasi whatsapp muncul dilayar ponselnya dan Aleeta tanpa ragu membukanya. Kontak Kun muncul dilayar lengkap dengan barisan pesan singkat. Betapa malam hari menjadi bagian kesukaannya dalam menjalani hari karena pesan yang dikirimkan oleh Kun.
Aleeta
Masih dikantor?
Kun
Iya lembur
Aleeta
Udah makan?
Kun
sdh sm taeyong tdi, udah dirumah?
Aleeta
Baru sampai
Kun
Gimana di kantor?
Aleeta
Hectic banget, bada mo remuk rasanya
Kun
kasian kamunya
Aleeta
![](https://img.wattpad.com/cover/175251864-288-k175562.jpg)
YOU ARE READING
Only Then | Kun [Complete]
Fanfiction[Rated] [Mature Words, Mature Scene] When you start loving somebody else, When i get used to the life without you, and when i couldn't walk anymore, Only Then, I can let you go .- Kun tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan mengambil kepu...