[16] bewildered roulette

608 107 103
                                    

"Kita pulang malam ini juga!" Yoongi membuka pintu kamarnya dengan kasar. Sebelum ia sempat membanting tutup pintu tersebut, Minseok masuk dan mencoba untuk menahan pintu agar tidak bertubrukan dengannya sendiri.

"Yoongi—"

"Jangan me-Yoongi-kan aku!" Ia bergerak menuju lemari dan mulai membongkar pakaiannya satu per satu.

"Yoongi ini salahku," Minseok mengangkat tangannya menyerah. "Aku seharusnya melibatkan dirimu pada saat pembicaraan aku dan Wendy—"

"Jangan berani-berani sebut namanya lagi!"

Minseok menghela napas. Ia masih melihat Yoongi yang sibuk mengeluarkan semua pakaian yang telah Kyungsoo susun rapi di dalam lemari.

"Kau serius akan merajuk seperti ini?"

Yoongi tak menjawab.

"Kau sudah berumur 26 tahun, Yoongi. Jangan bertingkah seperti anak kecil. Sang putri—"

"Kau membela wanita itu? Ia yang memulai ini semua dan kau memihak padanya?" Yoongi berhenti membongkar lemarinya dan melihat Minseok tak percaya.

"Yoongi, bukan begitu—"

"Sudahlah," Yoongi kembali mengemas barang-barangnya. "Aku keluar dari ini semua. Kau saja yang menikah dengannya. Atau kirim Daniel ke sini. Anak itu lebih muda 2 tahun dari sang putri, bukan? Kurasa ia takkan masalah menjadi suami ratu."

"Tidak semudah itu Yoongi," Minseok kembali menghela napasnya.

Yoongi menggelengkan kepala. "Itu sangat mudah Minseok. Coret saja namaku dari perjanjian tertulisnya—jika memang ada, kemudian tukar dengan namamu atau Daniel. Atau mungkin Mark juga jika perlu! Aku tak mau menikah dengannya."

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Kembali ke Letzen dengan temperamen tinggi? Mengatakan pada Ayah dan Ibu bahwa kau tak bisa mengemban tugas?"

"Pernikahan bukanlah tugas, Minseok. Pernikahan itu komitmen yang seharusnya dilakukan oleh dua pihak yang setuju untuk berkomitmen. Aku menarik kembali persetujuanku."

"Sejak kapan kau jadi sok tahu? Menjalin hubungan dengan wanita saja kau belum pernah."

Yoongi tak menghiraukan Minseok dan masih mengemasi barang-barangnya.

"Dan kau akan membiarkan dirimu dikenal sebagai orang yang menyerah? Yang kulihat sekarang ini bukanlah kekesalan. Kau takut."

Tanpa diprediksi Minseok, Yoongi membanting tumpukan pakaian yang ada dalam genggamannya. "Tentu saja aku takut! Aku ini pengecut, Minseok! Kau pikir orang sepertiku sanggup untuk mengisi posisi begitu tinggi seperti seorang suami ratu? Berbicara dan berdiplomasi saja lebih bagus dirimu! Jika wanita itu supportive padaku, mungkin tak masalah. Tidakkah kau lihat apa yang ia lakukan padaku barusan?"

"Ini bahkan baru pertemuan pertama kalian! Kau belum mengenal dirinya dengan baik!"

"Kupikir kau sendiri yang mengatakan 'kesan pertama sangatlah penting'. Omong kosong sekali," Yoongi kemudian berjongkok, memungut pakaian-pakaiannya di lantai sambil menggerutu. "Dimana Kyungsoo saat kau membutuhkannya?"

Minseok pun ikut turun dan membantu. "Setidaknya, cobalah dulu. Kau terlalu cepat menyimpulkan. Mungkin saja sang putri mengujimu."

"Lalu apa yang terjadi jika aku tidak lulus ujian tersebut? Ia akan mengirimku kembali ke Hierheich dengan sebuah cap di dahi yang mengatakan 'produk gagal'? Seperti itu nantinya?"

"Kau tahu bukan itu maksudku," Minseok menghela sambil melipat satu per satu pakaian Yoongi. "Ia hanya melihat jika kau bisa diajak bekerja sama. Masalah apakah kau gagal atau tidaknya, itu urusan nanti. Jika kau mengikuti kemauannya, maka ia akan melihatmu sebagai seorang yang loyal. Itu yang ia butuhkan nanti saat menjadi ratu, seorang suami yang akan selalu berada di sisinya karena percayalah padaku, tugasnya pasti akan lebih berat darimu dan ia akan sangat membutuhkanmu untuk memberinya kekuatan mental lewat belakang. Jika kau berpikir kau akan gagal dalam mengemban tugas resmimu sebagai seorang suami ratu, jangan khawatir. Akan begitu banyak pesuruh yang akan menurut padamu untuk menyelesaikan atau membantu tugas-tugasmu kelak."

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang