[9] the holy grail

611 106 33
                                    

"Awasi dan berhati-hatilah pada Jaehyun."

Kata-kata tersebut masih terngiang dalam pikiran Namjoon. Sebuah tugas rahasia sang raja yang diperuntukkan kepada Namjoon. Namjoon sendiri tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka. Tentang mengapa Jaehyun harus selalu diawasi jika berada di dekat sang putri. Jaehyun adalah adik laki-laki Wendy, lantas apakah tidak boleh jika seorang adik berada di dekat kakaknya? Mengapa hanya Jaehyun? Kino dan Beomgyu tidak mendapatkan perlakuan seperti ini.

"Bagaimana, Kapten?" Suara Taehyung yang keluar dari earpiece kembali bergema.

Namjoon terbuyarkan dari lamunan sebelum menggelengkan kepala untuk memfokuskan pikirannya kembali dan memberikan perintah kepada Taehyung untuk membuka gerbang dan memberi akses kepada sang pangeran untuk masuk.

Namjoon berjalan untuk membuka pintu masuk Eden dan melihat sebuah Rolls Royce Phantom berwarna hitam metalik melaju ke jalur masuk yang dipenuhi batu kerikil. Salah seorang kolega sekaligus pria yang seangkatan dengan Namjoon di militer yang kini menjadi kapten dari unit keamanan sang pangeran—Jongin—keluar dari kursi penumpang depan mobil dan membuka pintu kursi penumpang belakang. Jaehyun memakai setelan putih bersih dengan kemeja hitam yang beberapa kancing atasnya terbuka, mengekspos dada mulus sang pangeran. Sebuah kacamata hitam bertengger di kepalanya, menutupi mata sang pangeran dari sinar matahari yang menyilaukan.

Ia bersiul sambil berjalan menuju tangga yang menuntun ke pintu masuk Eden, diikuti oleh Jongin serta salah seorang pengawal merangkap supir lainnya seperti Taehyung yang jika ingatan Namjoon benar-benar akurat, pria itu adalah Sungwoon. Sebelum pangeran berhasil masuk ke dalam rumah, Namjoon berdiri menghadang jalannya.

Sang pangeran mengangkat alisnya sehingga berada di atas bingkai kacamata hitam tersebut. Ia terlihat bingung dan Jongin yang berada di belakang Jaehyun menggeleng ke arah Namjoon, seakan memberi isyarat 'Jangan lakukan yang aneh-aneh', namun tak dihiraukan oleh sang kapten.

"Apa urusan Yang Mulia datang ke Eden Mansion?" Jaehyun tertawa mencemooh sambil melepaskan kacamata hitamnya ketika mendengar pertanyaan dari Namjoon.

Jaehyun melipat tangkai pelipis kacamata hitamnya dan menyelipkannya ke dalam sebuah kantong yang terjahit rapi di setelan bagian dada kirinya. "Buat apa aku datang kemari jika bukan untuk menemui Kakakku?"

"Yang Mulia sudah buat janji dengan tuan putri?"

Jaehyun tanpa basa-basi maupun menanggapi pertanyaan Namjoon itu, segera melenggang masuk mengitari tubuh semampai Namjoon. "Kau pasti bercanda, kan?"

Jongin dan Sungwoon mengikuti sang pangeran dari belakang. "Tak bisakah kau tak menghancurkan suasana hatinya?" Jongin katakan sekilas saat melewati Namjoon sebelum akhirnya ikut menghilang ke dalam mansion.

Namjoon mengikuti ketiga pria tersebut ke dalam. Jaehyun bertanya keberadaan sang kakak kepada seorang pelayan yang sedang membersihkan sebuah jam tua dari debu sebelum tergopoh-gopoh mengantarkan sang pangeran ke taman belakang dimana Wendy masih berkutat dengan bukunya. Jungkook yang terkejut dengan kehadiran Jaehyun menundukkan kepalanya sekilas untuk memberi hormat sebelum memindahkan tubuhnya ke samping pintu dan membiarkan Jaehyun berjalan ke arah Wendy sendirian selagi kedua pengawalnya menunggu bersama Jungkook di daun pintu belakang.

"Mengapa ia datang kemari?" Namjoon bergabung dengan ketiga pria lainnya, mengawasi sang putri dan sang pangeran yang kini berbicara di bawah pohon.

"Kurasa sudah ia katakan padamu tujuannya untuk datang," jawab Jongin tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kepada kedua kakak beradik tersebut.

"Apakah kunjungannya akan menjadi hal rutin?"

"Bukankah sudah menjadi hal rutin?" Jongin memasukkan salah satu telapak tangannya ke dalam kantong celana. "Ah benar, aku lupa kau baru ditugaskan untuk menggantikan Wonho kemarin."

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz