[20] vandalizing renaissance

1.1K 100 71
                                    

⚠ adegan seksual (18+) dan unsur incest, dimohonkan kebijaksanaan pembaca.

Mohon membaca author's note di akhir bagian [20] vandalizing renaissance untuk pengumuman semi-hiatus.

_

_

"Tidak," Hyunwoo menjawab ketus. "Tidak, tidak."

"Ayolah," Namjoon memohon. "Simpan saja di dalam mesin pendingin. Kalian bahkan tidak akan menyadari bahwa buaya itu ada di sana."

"Siapa yang menyuruhmu menangkap buaya?" Hyunwoo memijat pelipisnya sendiri yang mana telapak tangan tersebut menutup matanya, kesal. "Oh, benar. Baru aku ingat. Kau mencoba untuk membuat sang putri terkesan. Usaha yang bagus, Romeo."

Namjoon memutar bola matanya menanggapi sindiran ringan Hyunwoo.

"Tak bisakah kau membantuku?" Namjoon kembali memelas. "Setidaknya sampai sepupumu itu kembali ke sini untuk mengambil buaya itu."

"Jika ia mengambil."

"Pasti akan diambil. Tidak setiap hari kau mendapatkan tangkapan buaya."

Hyunwoo menghela napas dan akhirnya mengangguk.

Dengan bantuan Jimin, Jungkook, serta beberapa pengawal yang ada, mereka bahu membahu mengangkat tubuh buaya tersebut ke dalam sebuah mesin pendingin raksasa yang biasa digunakan untuk menyimpan hal-hal lain.

Jimin menepuk-nepuk tangannya ketika mereka berhasil. "Untung saja cakar buaya itu tak menghancurkan setelan baruku ini. Seulgi bisa saja membunuhku."

Perkataannya tersebut mengundang tatapan dari orang-orang sekitar. Jimin yang begitu sadar apa yang telah ia katakan, segera bersiul cepat-cepat dan mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

"Kurasa itu saja," kata Namjoon. "Ayo kita segera pulang. Berjam-jam sudah kita meninggalkan Taehyung malang berjaga sendirian di Eden."

"Suruh Wendy untuk segera mengambil keputusan terhadap biaya itu," kata Hyunwoo ketika Namjoon pamit. "Aku tak ingin berlama-lama menyimpan bangkai buaya di kantorku."

Namjoon mengangguk mengerti dan bersalaman pada Hyunwoo. Ia dan kedua anak buahnya kemudian kembali bergerak menuju mobil jeep. Ketika sampai di mobil, Namjoon segera meraih ponsel yang tak sengaja ia tinggalkan dan membelalak ketika melihat layar dari ponsel pintarnya tersebut.

You have 47 missed calls from Taehyung, 30 missed calls from Seulgi, and 52 missed calls from Seokjin

*****

Wendy benar-benar berdebar melihat keberadaan Jaehyun. Bukan karena ia sekarang sedang melihat pantat telanjang manusia indah ini, tapi debar jantungnya mengindikasikan bahwa ia ragu begitu kuat.

Benar bahwa ia suka berada di dekat Jaehyun. Pria itu memberikannya surga dengan semua tindakan dosa yang ia tunjukkan pada Wendy. Wanita bersurai cokelat itu begitu terlena dengan godaannya, menandakan setan yang sedang menari-nari dalam otak kalutnya kini sedang bersulang atas kemenangan mereka—sungguh ironi bagaimana sekarang rumahnya bernama 'Eden'. Nafsu dan perasaan bersalah bercampur aduk dalam pikiran Wendy dan ia tidak tahu harus memihak pada siapa.

Begitu ia mendapat pesan dari Jaehyun bahwa laki-laki itu sedang berada di sebuah pub di bagian selatan Horofess mengatakan bahwa ia ingin merasakan Wendy lagi malam ini, Wendy benar-benar berpikir dengan keras. Apakah ia menyetujui atau memilih untuk menolak. Samar-samar Wendy ingat bahwa ia menerima ajakan Adik laki-lakinya tersebut.

Salah seorang teman Wendy—Jennie, dulu mengatakan bahwa alasan mengapa wanita tersebut memilih untuk menjadi berandal dan melanggar hal-hal umum lainnya adalah munculnya adrenalin yang ia rasakan seakan menjadi ekstasi, membuatnya ketagihan. Suatu sensasi adiktif yang tak pernah dirasakan sebelumnya, dapat kau rasakan dengan sedikit melenceng dari jalur lurus hidupmu.

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Where stories live. Discover now