[28] the retelling of a parakeet

598 82 26
                                    

"Mengapa burungmu bisa setegang itu?" Hyunwoo bertanya dengan ekspresi datar ketika Namjoon muncul di ruang tamu.

"Mengapa kau berbicara begitu frontal?" Namjoon balik bertanya.

Hyunwoo berdecih. "Itu tidak begitu frontal. Jika aku menyebut 'penis', maka mungkin bisa kau sebut frontal."

"Jadi kau datang ke Eden selarut ini hanya untuk menegur bahwa burungku kini tegak?" Namjoon duduk di sofa depan Hyunwoo dan melipat kakinya.

"Kau beruntung sang Putri tak di sini melihat kelakuanmu. Ternyata ketika ia tak ada, kau diam-diam masturbasi di rumahnya," Hyunwoo menggelengkan kepala.

"Kurasa aku juga butuh hiburan?" Namjoon menyarankan.

Hyunwoo berdecak. "Aku kemari untuk melihat keadaanmu yang sepertinya sudah membaik melihat bagaimana kau baru saja selesai dengan apapun yang kau lakukan sebelum aku memutuskan untuk datang ke Eden," Hyunwoo menguap. Pria ini sepertinya tidak tidur beberapa hari akibat begitu banyak kerja yang harus ia lakukan sebagai Komandan Pengawal Kerajaan. "Dan juga bertanya mengenai apa yang kau lakukan pada Jaehyun."

"Ya Tuhan," Namjoon menengadahkan kepalanya ke belakang, kesal. "Kau entah orang yang keberapa menanyakan perihal itu padaku. Aku sudah kalah hitung. Aku hanya menjalankan tug—"

"Ya, kau menjalankan tugas. Aku tahu itu. Seingatku, akulah yang secara spesifik menyampaikan perintah Raja mengenai pengawasan khusus Jaehyun ketika berada di dekat sang Putri." Hyunwoo kemudian mengecek jam yang terpasang di pergelangan tangannya. "Lalu apa respon Yang Mulia?"

"Kesal, tentu saja. Tapi aku sudah mengharapkan ia memang marah. Mau bagaimana lagi?" Namjoon menatap lurus ke arah Hyunwoo. "Dalam keadaan setengah telanjang aku ikat dia di kursi."

"Ia mengancammu?"

"Sepertinya," Namjoon mencoba untuk pura-pura mengingat. "Yang jelas ia tak suka aku mengancamnya."

Hyunwoo mengangguk mengerti dan melihat ke alas meja bermotif untuk membuat pikirannya terfokus sementara.

"Jika saja kau memberitahuku lebih awal mengenai mereka berdua," lanjut Namjoon yang membuat Hyunwoo menaikkan kepalanya lagi.

"Apa yang akan membedakan jika kau mengetahui informasi ini terlambat atau tidak?" Hyunwoo bertanya, namun segera menjawab pertanyaannya sendiri lewat kalimat lanjutan. "Kau pasti tetap akan menghabisi Jaehyun."

"Setidaknya aku akan lebih siap mental," Namjoon bergumam. "Apakah sang Raja tahu? Tentang aku memukul putranya sendiri?"

Hyunwoo menggeleng. "Jika Baginda tahu kau menghajar Jaehyun, maka ia juga akan tahu bahwa kejadian terlaknat itu kembali terulang. Aku tak ingin membebani pikiran pria malang itu dan sepertinya Jongin juga setuju. Jadi, untuk menjawab pertanyaanmu, tidak. Baginda tidak tahu sama sekali."

"Apakah kau juga menginterogasi Jongin seperti kau menginterogasiku sekarang ini?" Namjoon menatap Hyunwoo meminta penjelasan.

"Tentu saja," Hyunwoo berkata. "Pasukanmu dan Jongin akan kuhukum untuk sementara waktu. Artinya beberapa privilese Pengawal Kerajaan lainnya takkan kalian dapatkan untuk saat ini."

"Privilese yang kau maksud adalah parkir gratis di pusat perbelanjaan dan makan sepuasnya di restoran ternama Horofess," Namjoon tersenyum meremehkan. "Kau tarik pun privilese itu selama aku mengabdi, tak akan begitu berpengaruh padaku."

"Ya, tapi akan berpengaruh pada anak buahmu. Percayalah padaku bahwa Ong telah protes ketika kukatakan hal tersebut pada mereka."

Namjoon tertawa kecil. "Lakukan saja apa maumu."

of Lace and Velvet || {btsvelvet/bangtanvelvet; Wendy x rap line}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang