Authors' POV:
"Krist Perawat.... My Baby!!"
Asnee turun dari mobilnya dan langsung menerjang sahabat sekaligus partner kerjanya dengan sebuah pelukan. Ia begitu merindukan pria itu. Kali terakhir mereka bertemu adalah satu tahun lalu. Mereka bertemu saat dirinya diberi tugas untuk mengerjakan sesuatu di Amsterdam. Kala itu Eropa sudah memasuki musim dingin dan ia bersikeras memaksa Krist untuk bertemu di cuaca yang cukup ekstrim seperti itu bahkan mengabaikan fakta jika pria itu harus berpindah negara agar mereka bisa bertemu. Krist sedang menetap di Brussels saat itu. Butuh banyak bujukan, rayuan dan beberapa waktu sampai akhirnya Krist setuju. Namun sekarang, tidak akan ada lagi drama meminta-minta bertemu karena sahabatnya telah kembali. Entah untuk alasan apa dan karena siapa, yang terpenting bagi Asnee adalah melihat Krist masih mampu keluar dari rumah penuh kenangan itu dalam kondisi baik-baik saja sudah membuatnya sungguh bahagia.
"Lepas!"
Krist meronta dalam pelukan Asnee, tetapi Asnee tak perduli dan semakin erat memeluk si grumpy, sahabat terbaiknya sepanjang masa.
"Kau ingin membunuhku, ya?" Keluh Krist masih berusaha melepaskan diri dari pelukan beruang Asnee.
"Aku kan rindu."
"Kita belum lama lalu bertemu di Amsterdam."
"Itu setahun yang lalu jika penyakit lupamu kambuh. Itu sudah sangat lama."
"Hhhh...."
Krist menghela napas berat. Baginya waktu berjalan sama saja setelah Dean pergi. Cepat atau lambatnya waktu rasanya tak jauh berbeda.
"Apa kita akan terus berpelukan seperti ini?"
Asnee memisahkan diri dari Krist sembari tersenyum manis ke arah sahabatnya.
"Sepertinya cuaca Eropa sangat cocok denganmu. Kau terlihat semakin tampan."
"Dan kau tetap saja jelek," ucap Krist ketus.
"Mulut sialanmu itu tak pernah berubah," balas Asnee sambil terkekeh.
"Ini sudah waktunya kita ke kantor, jadi aku tak akan mempersilakanmu untuk masuk karena kita akan terlambat."
"Oho.... Bersemangat sekali kau, Khun Krist."
"Aku tidak suka jika kepulanganku terasa tak berguna. Jadi lebih baik segera kembali bekerja."
Krist berjalan meninggalkan Asnee untuk menuju mobilnya. Tanpa permisi ia langsung saja masuk ke dalam mobil meski si pemilik masih berdiri dan memandanginya dari luar.
"Setidaknya kau tampak lebih hidup dari saat terakhir kita berjumpa. Kuharap keputusanmu kembali kemari akan menjadikanmu lebih hidup lagi," batin Asnee.
"Cepat Asnee!"
Teriakan sahabatnya menyadarkan Asnee untuk segera menyusul Krist dan secepatnya berkendara menuju kantor.
"Sebenarnya aku masih tak percaya saat kau menghubungiku dan bilang jika kau akan kembali menetap di sini. Apa kau dirasuki sesuatu? Apa kepalamu habis terbentur sesuatu sampai otakmu kacau? Atau jangan-jangan kaupunya penyakit kronis dan akan segera mati? Mengingat bagaimana kau dulu selalu menolak pulang, rasa penasaranku semakin besar."
"Aku bukan dirasuki tetapi diteror dan dihantui. Selamat Dean! Kau bahkan mampu membuat temanku berpikir aneh tentangku," ucap Krist dalam hati.
YOU ARE READING
M E R C U S U A R [END]
Fanfiction"A rich man buying you something doesn't mean anything, but a busy man giving you his time means you're everything" Main cast: Singto Prachaya Ruangroj Krist Perawat Sangpotirat
![M E R C U S U A R [END]](https://img.wattpad.com/cover/208422603-64-k745283.jpg)