Authors' POV
"Iv... Iv... Ivanna...." Suara Singto menggelegar saat memasuki rumah sahabatnya. Setelah kekacauan antara dirinya dan Krist, Singto memutuskan untuk langsung menemui Ivanna dan meminta penjelasan tentang semua tragedi yang belum siap ia hadapi. Cepat atau lambat semua fakta pasti akan terungkap hanya saja ia tak menyangka akan secepat ini.
"Iv... Oh... Wow... What the hell are you guys doing?"
Kedua orang yang diberi pertanyaan hanya saling mengangkat bahu. Bukankah seharusnya si pemilik rumah yang bertanya pada tamunya yang datang apalagi masuk sembari berteriak? Tak ada nilai-nilai kesopanan sama sekali.
"Kalian sedang berbuat mesum? Aku tak menyangka di balik penolakan kalian selama ini ternyata kalian berdua benar-benar memiliki hubungan."
Ivanna bangkit dari duduknya dan langsung saja memberi pukulan pada kepala Singto. Sejak tadi ia sudah berusaha sabar untuk tidak melakukan kekerasan pada tamu kurang ajarnya ini tetapi tak masalah bagi Iv jika kekerasan memang cara mengajar terbaik agar otak Singto lebih normal. Ia akan melakukannya dengan bersungguh-sungguh.
"Aww... Sakit, Iv."
"Salahmu sendiri! Datang tanpa sopan-santun. Berteriak sesuka hati macam manusia rimba. Kaupikir rumahku sebesar mansion milikmu? Bisikanmu saja bisa terdengar di tempat ini."
"Tetapi aku tidak dengar saat kau sedang berbuat mesum dengan Bonnes."
"Kalau bicara filter di otakmu tolong dihidupkan! Aku dan Iv tidak sedang berbuat mesum!"
"Dusta.... Kau shirtless dan coba lihat penampilan Iv." Mata Singto bergantian menyusuri kedua sahabatnya. Mencari jejak-jejak kemesuman yang mungkin saja masih tertinggal.
"Ya Tuhan! Jika suata saat pria gila ini bereinkarnasi di kehidupan mendatang, tolong beri dia ruang otak yang lebih luas! Aku sedang mengobati memar di punggung Bonnes dan tentu saja itu ia harus shirtless! Dan soal penampilanku, tidak ada satu manusia pun yang tetap terlihat glowing setelah membersihkan seluruh rumah."
"Masa?"
"Benar-benar minta kuhajar anak ini."
Bonnes sudah hampir menjangkau tubuh Singto jika tidak langsung dihadang oleh Ivanna.
"Sudahlah! Jangan bertengkar lagi! Ada apa kau mencariku dengan sikap barbar seperti itu?"
"Iv.... Aku datang untuk menanyakan kronologi sampai Krist curiga tentang hubunganku dengan Dean."
"Bukankah seharusnya dia memang akan tahu nantinya jika kau terus saja menempel padanya seperti lintah?"
"Oh.... Come on dude, aku hanya mencoba berteman!"
"Bullshit!"
"Ssstttt.... Stop it guys! Atau aku akan mengusir kalian berdua!"
Ivanna mulai mengambil alih, jika tidak episode pertengkaran ini tidak ada habisnya.
"Bonnes duduk! Dan kau, pria gila, terserah ingin duduk atau tidak saat aku menjelaskan semuanya!"
Singto mencebik kesal "Dasar pilih kasih."
"Aku tidak suka memberi kasih pada dua manusia dari dimensi lain macam kalian. Jadi kau tenang saja, tidak ada kata pilih kasih dalam hidupku."
YOU ARE READING
M E R C U S U A R [END]
Fanfiction"A rich man buying you something doesn't mean anything, but a busy man giving you his time means you're everything" Main cast: Singto Prachaya Ruangroj Krist Perawat Sangpotirat
![M E R C U S U A R [END]](https://img.wattpad.com/cover/208422603-64-k745283.jpg)