Note: mengingat jumlah kata yang melebihi angka 7.000 maka bab ke-23 ini akan dibagi menjadi dua bagian.
Authors' POV
Asnee hanya diam mematung di depan ruang kerja sahabatnya. Hatinya bergejolak antara ingin segera menghampiri Krist atau harus tetap menunggu pria itu menyadari kedatangannya. Dilihatnya saat ini Krist sedang berdiri membelakangi pintu masuk, sibuk dengan beberapa dokumen yang sudah menanti untuk segera diselesaikan. Tampilan pria muda itu terlihat sangat santai hanya dengan kaus berwarna putih polos dan juga celana jeans hitam. Namun, tak sadarkah ia dengan warna-warna yang menghiasi tengkuknya? Atau jangan-jangan pria sialan itu memang sengaja melakukannya? Berusaha menyadarkan siapapun yang berniat mendekatinya untuk segera bergerak mundur teratur begitu melihat sedemikian banyak tanda nafsu yang tercetak di tubuhnya dan tentu saja sukses membuat dirinya terkesan seperti makhluk kelebihan hormon.
"Hei, Budak Cinta!" Asnee mendorong bahu Krist agak keras sampai sahabatnya itu hampir tersungkur.
"Yaaaa... Kau ini kenapa, sih?" Setelah mengambil beberapa kertas yang terjatuh akibat dorongan Asnee, Krist bertolak pinggang di depan sosok yang sayangnya menyandang predikat sahabat itu dengan wajah super kesal.
Rasanya ingin sekali Asnee melilitkan syal sampe ke seluruh muka Krist saat melihat bagian depan leher pria muda itu yang sama mengenaskannya dengan bagian belakang. Oke, ia paham sekali seberapa lama nafsu sahabatnya tak tersalurkan setelah tunangannya meninggal, tetapi apa semua harus diperlihatkan sejelas itu?
"Tak sadar diri, hah? Punya tujuan apa kau sampai memamerkan seluruh tanda nafsu itu?" ucap Asnee dengan delikan mata.
"Kau ini kenapa? Datang tanpa mengetuk pintu, mendorongku dengan seenaknya dan sekarang kau marah seperti ibu tiri." Sungguh Krist tak paham dengan amukan sahabatnya siang ini, terlalu banyak pekerjaan yang harus segera ia selesaikan membuat Krist tak memikirkan apapun sekarang.
Lagi-lagi Asnee hanya bisa mendengus kesal, bedebah kecil kebanyakan hormon ini benar-benar tak sadar juga apa kesalahannya. "Apa kau tidak bisa memakai pakaian lain?"
"Apa yang salah dengan pakaianku? Kita terbiasa santai seperti ini," tukas Krist.
"Ah... Berarti kau memang sengaja mempertontonkan kepada khalayak ramai betapa panasnya adegan yang kau lakoni semalam," sarkas Asnee.
Krist menutup seluruh berkasnya dan beralih pada Asnee, "Aku benar-benar tak paham maksudmu. Jelaskan saja tanpa harus melewati perdebatan sepanjang ini!"
Asnee merogoh saku celananya dan mengambil ponsel pintar miliknya, ia segera mengaktifkan mode kamera dan memberikannya begitu saja pada Krist. "Lihatlah kondisimu pagi ini dan harusnya kau merasa malu, bedebah!"
Dengan wajah kebingungan, Krist mengarahkan ponsel Asnee ke wajahnya, ia meraba pipinya dan merasa tak ada yang salah.
"Leher!" teriak Asnee geram.
"Shiaaaaa...!" Krist mulai panik saat melihat kondisi lehernya yang... sumpah demi apapun, ia sama sekali tak menyadarinya. Setelah mendapat panggilan dari Asnee untuk segera datang ke kantor pagi tadi, Krist yang masih menikmati acara camping-nya dengan Singto segera membangunkan pria itu dan mengajaknya untuk segera kembali ke Bangkok.
Panggilan mendadak Asnee sukses membuat kekacauan apalagi mengingat jarak dari Doi Inthanon ke Chiang Mai lalu ke Bangkok, belum lagi dari bandara ke kantornya. Butuh waktu berjam-jam untuknya agar bisa sampai di ruang kerjanya. Karena terburu-buru bahkan ia hanya sempat membersihkan diri dengan tisu basah agar tubuhnya yang lengket menjadi lebih baik setelah meminum painkiller juga mengoleskan salep di bagian "belakang" tubuhnya. Mengingat banyaknya ronde yang ia dan Singto lakukan tadi malam, tidak mungkin ia bisa bertahan duduk berjam-jam menahan sakit di tubuh bawahnya tanpa dua benda itu. Sesampainya mereka di Bangkok, Krist tak sempat pulang ke rumah apalagi mandi, karena itulah dengan baju seadanya Krist percaya diri saja datang ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin agar ia bisa beristirahat di rumah.
YOU ARE READING
M E R C U S U A R [END]
Fanfiction"A rich man buying you something doesn't mean anything, but a busy man giving you his time means you're everything" Main cast: Singto Prachaya Ruangroj Krist Perawat Sangpotirat
![M E R C U S U A R [END]](https://img.wattpad.com/cover/208422603-64-k745283.jpg)