Authors' POV
"Sedang apa kau sepagi ini di rumahku?"
Singto cukup terkejut saat dirinya masuk ke dalam dapur dan melihat sahabatnya, Ivanna, yang sedang berbincang manis dengan sang asisten. Mereka bahkan asyik menikmati sarapan bahkan ketika si pemilik rumah masih bersiap.
"Oh, come on, Darl. Aku hanya ingin sarapan dengan sahabat kesayanganku. Tak tahukah kau betapa senangnya aku melihat Singto Prachaya menapakkan kakinya lagi di negara ini dan juga aku ingin tahu tentang pertemuanmu dengan Krist tempo hari."
"Cih... sepertinya aku akan membuat peraturan baru yang berlaku untuk siapa pun agar mereka tidak seenaknya saja masuk ke dalam rumahku dan menggunakan fasilitas tempat ini sesuka hati."
Awal pagi yang luar biasa bukan? Sungguh Singto tak marah dengan kedua sahabatnya ini. Ia mungkin hanya belum terbiasa kembali diperlakukan seenaknya oleh Ivana dan Bonnes. Selama tinggal berpindah-pindah, Singto memiliki aturan tersendiri bagi semua orang yang ingin menemuinya. Ia bahkan tak pernah mengizinkan siapa pun yang tak dikenalnya menginjakkan kaki di kediaman pribadi miliknya. Empat tahun hidup dengan privasi yang ketat membuatnya harus beradaptasi lagi.
"Ini kopimu. Minum ini dan amarahmu pasti akan menguap begitu saja."
"Shiiaaa, Bonnes! Sejak kapan aku minum latte?"
Bonnes yang mendapatkan tatapan tajam hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sembari menukar cangkir dengan miliknya. "Hanya tertukar, Bos. Sorry."
"Lain kali perhatikan. Kau tahu kan aku tidak suka latte semenjak...." Ucapan Singto terhenti. Lidahnya seketika kelu dan tak mampu melanjutkan lagi kalimatnya.
"Bonnes hanya tak sengaja. Sudahlah! Jangan marah seperti itu."
"Aku tak marah, hanya memberitahu."
"Hhhh.... Kau ini kenapa? Setelah bertemu dengan pria itu moodmu seperti naik turun. Bukankah itu yang kauinginkan sejak lama?"
Singto tak menyadari perubahan moodnya. "Apa separah itu?" pikirnya.
Ivanna adalah orang yang paling jujur tentang segala hal. Wanita itu akan mengatakan apa pun yang ada di pikirannya tanpa takut merasa tak enak. Bicaranya selalu to the point. Saat ia terganggu dengan sikap Singto atau Bonnes, alih-alih memendam rasa kesalnya sendiri, ia justru langsung berteriak lantang.
"Aku tidak tahu apakah ini hal yang benar."
"Maksudmu?" Atensi Ivanna sudah beralih seratus persen pada sahabatnya.
"Ya, semua yang kulakukan. Aku ragu apa ini benar."
"Gosshhhh...." Ivanna meletakkan cangkirnya agak kasar. Ia menggelengkan kepalanya, tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut pria di depannya ini.
"Empat tahun, You Jerk! Empat tahun! Kau mengikutinya selama itu dan sekarang kau baru berpikir tentang salah atau benar?"
"Tidak bisa dipercaya!"
Singto hanya mengangkat bahunya tak acuh dan melanjutkan lagi minum kopinya sembari membaca koran.
"Sing.... Aku tahu kau gila, tetapi tak bisakah kau berpura-pura waras dan temui dia dengan benar? Perkenalkan siapa dirimu!"
"Sialan kau."
Bonnes hanya terkikik mendengar perdebatan sengit antara Ivanna dan Singto.
YOU ARE READING
M E R C U S U A R [END]
Fanfiction"A rich man buying you something doesn't mean anything, but a busy man giving you his time means you're everything" Main cast: Singto Prachaya Ruangroj Krist Perawat Sangpotirat
![M E R C U S U A R [END]](https://img.wattpad.com/cover/208422603-64-k745283.jpg)