Authors' POV
"Kit... Hoii... Kit... cepat bangun!"
Merasa tubuhnya diguncang oleh sesuatu, Krist membuka matanya malas. Kepalanya masih terasa pusing dan dia juga tak memiliki energi sama sekali.
"Bangun, Kit! Sudah mulai kembali ke hobi lama, ya, menginap di kantor?"
"Hah? Auhhh...."
"Eee... Eee... Rasakan! Sakit, 'kan?"
Krist berusaha bergerak meski ia seperti mati rasa. Saat kesadarannya pulih, Krist melihat Asnee berdiri dengan wajah keheranan. Ia juga terkejut dengan yang dialaminya pagi ini. Ia belum ingat sepenuhnya apa yang terjadi tadi malam sampai membuatnya terdampar di kantor.
"Tubuhku remuk, As."
"Itu salahmu sendiri. Kau memiliki kasur mahal di rumah. Mengapa lebih memilih tidur di kantor?"
"Aku belum ingat kronologisnya, yang aku tahu setelah aku pergi ke ..." Ahh... ia mulai bisa meruntut kejadian apa yang dialaminya kemarin. Setelah putus asa karena suara piano saat hendak makan siang bersama Singto, ia pergi menemui Dean dan kembali ke kantor karena ada beberapa berkas yang tertinggal dan harus segera ia periksa.
"Ke mana?"
"Ah, tidak, As. Aku kembali ke kantor tadi malam karena ada yang harus kuurus."
Asnee memberi tatapan curiga. Ia yakin sekali sahabatnya itu ingin mengucapkan sesuatu tetapi berhenti begitu saja. "Kau yakin baik-baik saja?"
"Iya. Semalam aku memutuskan untuk bekerja sebentar tetapi malah ketiduran sampai pagi."
"Hari ini kau senggang, jadi pulanglah untuk membersihkan diri dan jika kau tidak ingin kembali ke kantor akan kumintakan izin."
"Tidak usah. Aku baru saja kembali bekerja masa sudah minta izin. Aku tidak sakit, As."
Sejujurnya bukan kesehatan fisiknya yang Asnee khawatirkan tetapi batin pria itu. Rasa kehilangan yang Krist alami begitu besar. Rasa sakitnya hampir saja membuat Krist gila. Jika dulu ia tak menyadarkan Krist, mungkin hal fatal sudah pria itu lakukan. Sungguh ia tak ingin hal seperti itu terulang lagi.
"Jika kau tak ingin kembali ke rumah ya sudah. Kau bisa memulai lagi pekerjaan memilih bintang tamu yang masih pending sampai saat ini."
"Maaf. Aku janji setelah makan siang nanti aku sudah membuat keputusan."
"Ini masih pagi dan masih ada beberapa jam sebelum makan siang. Mengapa tidak kau selesaikan sebelum makan siang?"
"Tidak bisa, As. Aku akan keluar kantor dua jam sebelum makan siang."
"Kau mau ke mana?"
"Ada urusan."
Asnee semakin curiga. Tak biasanya anak ini menutupi sesuatu. Ia pasti sedang merencanakan hal gila.
"Jangan aneh-aneh, Kit."
"Hhh.... Ya Tuhan. Aku tidak akan macam-macam sahabatku sayang."
"Baiklah. Baiklah. Aku percaya padamu."
Krist tersenyum manis. Ia bukan tidak peka dengan kekhawatiran Asnee, Krist hanya tidak ingin membahasnya karena ia masih berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya di Bangkok.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
M E R C U S U A R [END]
Фанфикшн"A rich man buying you something doesn't mean anything, but a busy man giving you his time means you're everything" Main cast: Singto Prachaya Ruangroj Krist Perawat Sangpotirat
![M E R C U S U A R [END]](https://img.wattpad.com/cover/208422603-64-k745283.jpg)