💙>5

4.4K 557 19
                                    

Pagi ini seperti biasa, Lalisa kembali melanjutkan rutinitas paginya untuk mandi, berangkat kuliah bersama mobilnya untuk ikut memenuhi jalan raya yang akan selalu macet dan padat, kembali merasa jengah dan memilih menunggu sampai akhirnya jalanan kembali normal.

Tidak ada yang berbeda, selain acara makan-makan mereka tadi malam yang terasa sangat menyenangkan. Pada akhirnya ia kembali ke kehidupan nyatanya. Bruh.

Lisa melangkahkan kakinya masuk kedalam koridor kampus yang sudah di penuhi beberapa mahasiswa lain sepertinya berlalu lalang. Bahkan beberapa ada yang menegur nya untuk ucapan selamat pagi, dan seperti biasa ia akan membalasnya dengan senyuman miliknya yang sangat manis.

Pandangan nya ia alihkan sebentar menuju ponsel kesayangan nya yang kini tengah ia buka menuju sebuah sosial media yang isinya tak lain berbagai postingan beberapa kawan-kawannya di kampus atau pun tentang iklan kecantikan. Lisa sebenarnya bukan lah pengguna sosial media yang aktif, walau sebenarnya sangat disayangkan karena kecantikan nya bisa saja membuat dirinya menjadi seorang selebgram, seperti Jennie dan Rosé contohnya.

Dia memang tidak seberapa suka dengan hal seperti itu.

Langkahnya terhenti di tengah-tengah pertigaan ketika mendapati kumpulan beberapa mahasiswa yang bergerombol melingkar menyaksikan sesuatu di lorong koridor sebelah kanan. Gadis itu memicingkan matanya untuk memperjelas apa yang tengah terjadi disana, walau sepertinya itu percuma karena banyaknya orang menutupi arah pandangnya.

Akhirnya gadis itu memilih ikut melangkah menghampiri segerombolan orang yang terdengar saling melemparkan bahasa-bahasa kasar yang sangat tidak enak di dengar. Lisa mencoba ikut masuk menyelinap diantara padatnya orang yang menonton tanpa memperdulikan yang lain, ia merasa sangat penasaran dengan apa yang tengah terjadi.

Sesampainya di bagian depan, matanya membulat ketika menyaksikan seorang gadis yang tengah menunduk bersama helaian rambut yang berantakan, sedangkan di depan nya terdapat seorang gadis cantik dengan seringai sinis nya memandang remeh.

"... Eunha.. " gumam Lisa tak percaya. Gadis itu, gadis yang di ceritakan Rosé kemarin. Gadis yang menjadi sasaran bully akhir-akhir ini.

Ia tak menyangka kalau hari ini pun, mereka masih menyiksa nya seperti ini.

" Katakan sesuatu hey! " bentak gadis cantik itu keras, sempat membuat Lisa tersentak karena ia sendiri berada di bagian depan.

Lisa mencoba mengenali wajahnya namun terasa asing, walau tak tahu persis siapa dia tapi ia yakin gadis pembully di hadapan nya ini juga kurang lebih sepantaran dengannya. Maniknya kembali menatap kearah belakang gadis itu, yang terdapat beberapa kakak senior dengan ekspresi berbeda-beda.

Jadi mereka tukang bully nya?

" Mungkin dia memang mengakui kalau dia lah penyihir itu" balas seorang pemuda yang paling tinggi di belakang gadis cantik itu santai, sedangkan Eunha langsung mengangkat kepala nya dan menggeleng keras.

Wajahnya terlihat sangat ketakutan, tangan nya gemetar dengan beberapa buku miliknya yang sudah jatuh kelantai. Lisa mencelos melihat pemandangan menyedihkan seperti itu dihadapannya, apalagi tidak ada yang mencoba membubarkan termasuk dirinya.

" Oh kau mau kami percaya? " ujar gadis itu seraya melangkah mendekat, di iringi oleh seringai oleh senior mereka yang ada di belakang.

" Aku memang bukan penyihir" balas Eunha.

"Lalu siapa yang kau rekam itu? Orang lain? Kau hidup di jaman apa? Kalau itu bukan kau, mau di temukan dimana hal seperti itu disini? " ujar gadis itu penuh emosi. Semakin membuat suasana semakin tegang.

Bluegrass  || Taelice || ✅Where stories live. Discover now